Peta Saudi Arabia

Saudi Arabia (putih) asal para sahabat Nabi , Abu Bakar , Umar, Usman dan Ali. Pada Tahun 630an M mereka menaklukkan daerah kuning (atasnya) Kerajaan Persia (sekarang Iran/Irak). Walaupun begitu jilbab tidak pernah diwajibkan.

Lukisan Iran 800M

Selama 1200 tahun negara Iran (dulu Persia) para sahabat Nabi yang utama : Abu Bakar, Umar, Usman , Ali dan para Kalifah penggantinya, tidak pernah mewajibkan jilbab. Lukisan ini adalah buktinya. Ditemukan tahun 800an M.

Lukisan Iran Th 1500an

lukisan ini menggambarkan para wanita berpakaian layaknya pakaian orang Indonesia sekarang, dengan model rambut terlihat. Jilbab tidak diwajibkan di jaman para Khalifah.

Revolusi Iran 1979

Para ulama berkuasa saat Revolusi Iran 1979 , dengan undang-undang, mereka mewajibkan jilbab keseluruh nergeri. Para wanita pelanggar undang-undang dikenai sangsi/hukuman, seperti wajibnya helm di Indonesia.

Wanita Iran

Orang-orang Iran / Arab / Timur Tengah (ketik Google images : Iran woman 2013), mulai meninggalkan jilbab , orang Indonesia ramai-ramai memakai jilbab. Kesalah pahaman tafsir Al Ahzab 59 dan An Nur 31 yang harus segera diakhiri.

Wanita Indonesia

Orang Indonesia lebih Arab dari orang Arab. Kita akan bertukar budaya dengan mereka, orang Arab/timur Tenga, 10 tahun lagi. Ratusan ayat Alquran, tentang manusia harus beriman, jujur, berbuat kebajikan dan mejauhi kejahatan (3, 114) malah tidak menjadi focus utama.

Budaya Indonesia

Pengertian tafsir tafsir Al Ahzab 59 dan An Nur 31, berpakaianlah sesuai adat masing2 dengan sopan. Tapi bila anda penganut jilbab wajib , ucapkan selamat tinggal pada budaya-budaya kita seperti ini di seluruh pelosok Indonesia.

PUTRI KERAJAAN ARAB SAUDI-PUN TAK BERJILBAB

Tasir surah Al Ahzab 59 dan An Nur 31 , jilbab wajib, apakah kita salah tafsir? Gambar atas menantu Raja Arab Saudi ketik : google images : Ameera al Taweel Princess Saudi.

KEUTAMAAN ILMU PENGETAHUAN (QS 58:11) DAN PAKAIAN

Tampak putri kerajaan Arab Saudi , Sara bint Talal Princess Saudi, sedang memberi ilmunya di suatu seminar. Jilbab, pakaian adat mereka , dipakai hanya saat tertentu.

INDONESIA DI PERSIMPANGAN

INDONESIA DI PERSIMPANGAN JALAN. BILA BUDAYA ARAB/TIMUR TENGAH DIANGGAP WAJIB MAKA PUNAHLAH BUDAYA KITA. BANGSA INDONESIA SEPERTI BANGSA BUDAK, BANGSA TANPA IDENTITAS.

Monday, July 27, 2020

SEJARAH JILBAB : DARI TIDAK WAJIB KE WAJIB ( Lengkap )



       Tulisan di blog ini telah di revisi tanggal 27 juli 2020.  Tulisan ini sengaja saya tulis dalam 3 versi yang berbeda tapi intinya sama. Versi pertamaTafsir Al Ahzab 59 dan An Nur 31 : Jilbab tidak wajib: berisi Sejarah singkat pemakaian Jilbab dalam Islam yang " sangat ringkas ". Versi keduaJilbab Tidak Wajib Bagi Wanita Muslim Indonesia:berisi Sejarah Orang-orang Arab ( diambil dari buku “ History of The Arabs“ karangan Prof. Philip K Hitti ) dan Sejarah penerapan Jilbab dalam Dunia Islam dalam tulisan yang " Ringkas ". Versi ketigaJilbab Tidak Wajib Bagi Wanita Muslim Indonesia: berisi Sejarah terjadinya Alam semesta ,terciptanya umat manusia sesuai Teori Evolusi yang banyak ditrima dikalangan masyarakat Ilmiah  dan terbentuknya budaya-budaya bangsa-bangsa di dunia. Termasuk sejarah turunnya Alquran , di tulisnya Hadis dan tentu saja Sejarah penerapan Jilbab dalam Agama Islam , saya sajikan dengan versi yang sangat Lengkap ". Bila anda ingin memahami secara utuh saya sarankan ke-3 tulisan ini di baca seluruhnya. 


Tafsir Al Ahzab 59 dan An Nur 31 : Jilbab tidak wajib (  Sangat Ringkas ) …Klik disini

SEJARAH JILBAB : DARI TIDAK WAJIB KE WAJIB ( Ringkas )........Klik disini

SEJARAH JILBAB : DARI TIDAK WAJIB KE WAJIB ( Lengkap )…... Klik disini


LATAR BELAKANG PENULISAN  


" Kebenaran yang kita yakini , boleh jadi adalah kesalahan yang belum kita sadari " 

            

                 Mencari kebenaran adalah ajaran utama Islam. Orang yang mengetahui kebenaran tapi tetap menjalankan kesalahannya , menolak kebenaran atau menutupi kebenaran dalam Islam disebut Kafir. Google : arti Kafir menutup kebenaran. Itulah sebutan untuk kaum Quraisy karena mereka mngetahui kebenaran ajaran Nabi Muhammad tapi menolak kebenaran ajaran Sang Nabi yang mengajarkan agar seseorang bermanfaat dengan berbuat baik bagi orang lain . Demikian juga dengan Abu Jahal dan Abu Lahab ( nama julukan , bukan nama sebenarnya ) yang disebut sebagai orang Kafir. Kedua orang ini selalu menutupi kebenaran dengan mengabarkan ke khalayak ramai , dengan memberi stigma Sang Nabi sebagai seorang pembohong , orang yang kehilangan ingatan dsb . 

 

                Mencari kebenarantidak akan pernah selesai selama hidup kita didunia. Kebenaran yang diyakini seseorang mempunyai tahapan-tahapan. Kebenaran yang kita yakini saat taman kanak-kanak akan berbeda ketika kita SD. Kebenaran yang kita yakini saat SD akan berbeda dengan SMP , berbeda lagi saat SMA  demikian seterusnya sampai Universitas , dewasa berumah tangga dan terus sampai kita menua dan saat ajal menjemput kita. Kebenaran yang kita capai dalam berbagai hal itu tidak akan pernah selesai. Tuhan tentu saja mengerti hal ini , itulah sebabnya menyuruh kita untuk selalu meminta petunjuk dalam Doa / Shalat ( arti shalat : doa ) dengan mengucap : ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm yang berarti tunjukilah kami jalan yang lurus / benar, 17 kali setiap hari seumur hidup sampai sesaat sebelum ajal menjemput kita. Seperti itulah kebenaran harus dicari selama hidup kita. Demikian Emha Ainun Najib atau Cak Nun seorang budayawan dalam ceramahnya yang sangat inspiratif , penuh inspirasi. Youtube : Cak Nun. 

 

 

               Mencari kebenaran itulah yang saya lakukan sejak pulang naik haji 2003. Saya bersungguh-sungguh mempelajari Agama Islam , agama yang saya anut. Yang sebelumnya hanya belajar membaca huruf Arab ( untuk mebaca Alquran ) dan hanya patuh mendengarkan dakwah para Ulama / Ustadz. Hal yang memicu saya untuk mencari kebenaran adalah ketika disana , saya menjumpai semua wanita di Arab Saudi memakai Jilbab hitam-hitam dan tak satupun ada wanita yang menari , menyanyi seperti layaknya di Indonesia. Kemudian saya berpikir inikah ajaran Islam yang sesunggguhnya? Karena bila ini adalah ajaran Islam sesungguhnya maka akan musnahlah budaya saya, bangsa Indonesia umumnya dan Jawa khususnya yang banyak melibatkan para wanita untuk menyanyi dan menari tarian tradisi. Musnahnya budaya bukan saja kita kehilangan Ekonomi kebudayaan yang melibatkan jutaan tenaga kerja tapi juga hidup damai antar warganya . Hal ini bisa kita lihat ketika jutaan wisatawan yang datang ke negara-negara Jepang , China , Korea , Inggris, Perancis  . Mereka ingin melihat kebudayaan lokal sambil membelajakan jutaan dolar yang menyejahterakan warga di negara tesebut. Hilangnya Budaya Lokal  yang berisi ajaran kebajikan lokal didalam pepatah , didalam pemaknaan tari-tarian , didalam cerita-cerita tradisi setempat , juga akan menghancurkan tatanan kehidupan damai antar warganya. Kita bisa melihat negara–negara di Arab / Timur Tengah seperti Suriah , Irak , Yaman , Libya , Afghanistan dan masih banyak lagi.


               Meneruskan Tradisi Budaya juga pesan dari kakek saya yang mewanti-wanti untuk menuruskan tradisi budaya Kraton Jawa dimana saya berasal ( kebetulan saya berasal dari Kraton Pakualaman Yogyakarta ).  Saudara kandung saya 5 orang. Dua kakak saya penari Jawa tarian klasik dan saya sendiri pernah menari menjadi pemain Hanoman dalam cerita Ramayana. Sepulang dari sana saya bertanya kepada para Ustadz , para ulama kenalan saya , mereka  mengatakan bahwa dalam agama Islam “ rambut adalah aurat “ oleh karena itu Jilbab diwajibkan. Tapi ketika saya cari di Alquran tidak satupun ada ayat yang mengatakan rambut adalah aurat . Kemudian ketika di tunjukkan Al Ahzab 59 dan An Nur 31 sebagai ayat yang mewajibkan jilbab , kok juga banyak tafsir yang berbeda-beda , ada yang membolehkan rambut terlihat tapi banyak juga yang mewajibkan jilbab . Yang mewajibkan jilbab juga banyak perbedaan  pendapat .  Ada yang berkata harus seluruh wajah ditutup , ada yang bilang kedua mata boleh terlihat . Dan di Indonesia paling banyak yang berpendapat wajah dan kedua telapak tangan yang boleh tampak . Nah , siapa yang benar dari semua ini , Kok membingiungkan ?...Akhirnya setelah beberapa tahun mempelajari dari berpuluh buku dan literatur , mungkin tulisan ini bisa menjawab atau minimal “ urun rembuk “ atau ikut memberikan pandangan , bagaimana semua perbedaan pendapat  itu menjadi masuk akal. Akal-lah yang selalu kita gunakan untuk mempertimbangkan baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari dan inilah yang membuat kita selamat. Demikian pentingnya akal ( akal sehat ) atau logika, sehingga Tuhan / Allah akan murka bila kita tidak mengguanakan akal kita.

 

                   “...dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya “. ( Yunus 10 : 100 )

 

            Keterangan gambar : Agar tidak menjadi spekulasi yang cenderung memfitnah , saya akan menceritakan tentang diri saya. Saya adalah pegawai negeri di sebuah Rumah Sakit Daerah di Yogyakarta sekaligus dosen Fakultas Kedokteran disalah satu Universitas Swasta di Yogyakarta juga. Tampak gambar 1 : saya bersama anak didik saya para Dokter Muda ( Coass ). Gambar 2  : Anak didik saya yang berasal Italia , Rumania , Slovakia yang sedang magang sementara ( Summer Course ) . Gambar 3 : Tradisi / Budaya Kraton Pakualaman dimana penulis ( saya )  dibesarkan . Penulis ( saya ) bukanlah seorang Ustadz apalagi Ulama ,  melainkan umat Islam yang biasa saja yang mempelajari agamanya secara bersungguh-sungguh . Bila para Ulama kita dan para Ustadz kita berdasarkan Logika Formalyaitu logika yang berdasarkan “ katanya “ atau “ pendapat “ para Ulama-ulama Bangsa Arab ( yang tentu saja sesuai budaya Arabnya )  terdahulu. Kalau saya berdasarkan Logika Materiilyaitu logika ( akal sehat ) berdasarkan Fakta atau bukti yang bisa dipertanggung jawabkan secara Ilmiah ( Evidence Based )  . Bukti Ilmiah itu bisa berdasarkan Lukisan / foto kuno yang menggambarkan Fakta saat diambil gambarnya , Fosil , tulisan-tulisan kuno pada batu yang kemudian menjadi Ilmu Sejarah. Bukti-bukti yang kemudian menjadi sejarah adalah : Sejarah Paleogeografi Tanah Arab , sejarah perjalanan Homo Sapiens yang keluar dari Afrika 200.000  - 100.000 tahun yang lalu ( Google : Homo Sapiens out of Africa )  , Sejarah Bangsa Arab ( History of Arab karangan Philips K Hitty ) , Sejarah masuknya Islam ke Indonesia , Sejarah Revolusi Islam Iran 1979 . Selain ilmu sejarah juga berdasarkan Ilmu Antropology : yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia secara keseluruhan / komprehensif dalam hubungannya secara sosial , dengan alam lingkungannya dan Humaniora. Dan tentu saja  Kitab suci Alquransebagai Ucapan / Firman Tuhan yang di terima oleh Nabi Muhammad yang di catat dibawah pengawasansemasa hidup beliau.  Dan tentunya  Kitab Haditssebagai ucapan ( hadis artinya ucapan ) Nabi Muhammad dan para Sahabat yang ditulis oleh jutaan orang , 85 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad di tahun 717 ( sehingga Nabi Muhammad tidak bisa mengawasinya). Sebagai perbandingan juga akan saya tuliskan kutipan-kutipan pendapat  para Ulama didalam Negeri maupun luar Negeri. 

 


 HOAX JILBAB WAJIB PENGARUH REVOLUSI ISALM IRAN 1979

( Kata Pengantar )


Hancurnya budaya menyebabkan hancurnya bangsa

 

    Banyak pembaca blog saya yang memberi komentar , pakai saja jilbab kenapa sih diributkan , apa yang berat, hanya tinggal pakai ! Tidak sesepele itu masalahnya. Wajib Jilbab dikaitkan dengan agama. Inilah masalahnya. Karena diwajibkan agama ( di perintahkan Tuhan ) apalagi diwajibkan Alquran , masalahnya menjadi sangat serius. Seseorang memahami jilbab  wajib secara agama ( apalagi sekarang mulai banyak yang meyakini jilbab harus berwarna hitam ) berarti menganggap pakaian lain termasuk kebaya yang terlihat rambutnya , kain batik dengan segala warana -warni nya  , selendang dan segala pernik budaya kita akan menjadi Haram dan punahlah budaya kita  lantaran tidak ada lagi yang mau memakainya. Siapakah yang mau memakai barang yang diharamkan agama ?. Bila ini dipahami seluruh wanita Indonesia , akan matilah para pengrajin batik yang berjumlah jutaan orang. Demikian pula pakaian -pakaian tradisi lain di seluruh Indonesia yang tentu saja sangat lain dengan jilbab.Para wisatawanpun enggan kesini lantaran tidak ada tradisi Indonesia yang akan dilihat  , seperti bila para wisatawan itu pergi ke Jepang , India , cina , Hongkong , Korea , Belanda , Inggris , Amerika dsb. Hotel -hotel yang memperkerjakan ratusan ribu orang akan tutup. Para sopir pengendara mobil wisata akan kehilangan pekerjaan. Jutaan orang akan menjadi pengangguran. Dan akhirnya yang tersisa hanya tenga tenaga kasar , seperti pembantu rumah tangga , kuli di negeri orang ( mohon maaf buka sedang melecehkan ). Karena di Indonesia mereka sudah tidak ada pekerjaan. Kita bisa lihat banyaknya TKI/TKW kita yang dilecehkan secara fisik , di hina secara verbal. Secara tidak sadar kita sedang membunuh bangsa kita dengan tangan kita sendiri. Itulah pentingnya memperthankan budaya lokal kita.                            

  

      Revisi blog saya yang kedua ini , didasarkan karena kembalinya Arab Saudi kembali ke ajaran Islam yang sebenarnya. Kembali ke Alquran yang tidak mewajibkan budaya Arab Baduy di pedesaan gurun pasir tapi mengharuskan / mewajibkan semua orang berbuat sesuai adat nya , keadaannya atau kebiasaan   masing-masing Individu ( Al Isra 84 ). Sebuah ajaran yang menghargai Hak-Hak dasar ( Hak Azazi ) manusia. 

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya “.( Al Isra 84 )

 

       Ajaran Tuhan / firman Tuhan diatas bila diterapkan sehar-hari sungguh sangat bijaksana.  Biarlah orang Jawa seperti orang Jawa , orang Sunda seperti orang Sunda , orang Kalimantan seperti orang Kalimantan , orang Papua seperti orang Papua , orang Cina seperti orang Cina , orang Jepang seperti orang Jepang , orang Korea seperti orang Korea , orang Inggris seperti orang Inggris , orang Amerika seperti orang Amerika , orang Afrika seperti orang Afrika , orang Eskimo seperti orang Eskimo dan seterusnya. Demikianlah ajaran Islam atau ajaran Alquran / Tuhan yang sebenarnya. Bukannya malah kita diharuskan seperti orang Arab Baduy yang hidup ditengah gurun pasir , memakai jilbab . memisahkan pria dan wanita , melarang budaya lain yang non Arab dsb. 


Sekilas sejarah penerapan ajaran Alquran / Islam


 Ada dua penyebab berpindahnya manusia secara besar-besaran ( migrasi ) dari satu tempat ketempat lain , yaitu iklim yang berubah menjadi kering dan perang. Contoh yang pertama , ketika cuaca berubah menjadi kering bangsa Semit 3500 SM berpindah dari Jazirah Arab ( sekarang Arab Saudi ) kearah utara ( sekarang negara-negara Irak , Iran , Suriah , Israel, Yordania ). Dengan persoalan yang sama , sejarah juga mencatat sebagian bangsa Cina dari sungai Yangtze / Cina 4200 tahun yang lalu ( dikenal sebagai epos 4.2 k ) berpindah secara besar-besaran dengan membawa teknologi menanam padi . Sedangkan perang , kita dapat melihat sekarang akibat perang di Suriah dan Burma , ratusan ribu manusia mengungsi akibat kekejaman perang. Demikian pula ketika terjadi perang Karbala tanggal 10 Oktober 680 M antar umat Islam sendiri , yang saat itu sudah terpecah menjadi 2 golongan , yaitu : golongan pengikut keluarga Nabi atau pengikut Ali ( Syiah ) dan pengikut non keluarga Nabi ( Suni ). Perang yang di menangkan golongan Islam Suni ini menjadi petaka golongan Islam Syiah. Terjadilah pengungsian besar-besaran bangsa Arab golongan Islam Syiah ini keseluruh dunia. Yang menjadi catatan penting kita adalah , saat ini umat Islam berpedoman hanya pada kitab Alquran saja , yang sangat menghargai hak azazi manusia untuk berperilaku sesuai dengan kebiasaan sehari-hari atau adat budayanya sendiri. Ditahun pelarian 680 ini , kitab Hadis belum dituliskan ( hadis di tulis tahun 717 ) karena dilarang oleh Nabi Muhammad sendiri , lantaran Nabi menginginkan hanya Alquran saja sebagai pedoman umat Islam. Inilah tanggung jawab beliau sebagai seorang Nabi yang diutus menyampaikan firmannya ( yang di himpun di Alquran ). Sumber : Ensiklopedi pelajar Islam jilid 2 hal 65 dan di buku Pengantar Studi Ilmu Hadis  ( Alqaththan,Manna’, Syeikh,  48 hal 52 )  dan bila anda tidak punya bukunya silahkan ketik More info google ketik : Jejak sejarah pelarangan hadis oleh Nabi Muhammad. Nabi Muhammad , para sahabat dan umat Islam sampai saat terjadinya perang  tahun 680 ini , tidak kenal dengan para Ulama Mazhab yang menjadi pedoman memakai jilbab para Ulama kita sekarang , seperti Hanafi , Maliki , Syafi’I dan Hambali karena mereka belum lahir. Mari kita perhatikan tahun kelahiran beliau para ulama mazhab ini : Imam Abu Hanifah atau Hanafi (lahir di Kufah, Irak tahun 699 ) , Imam Maliki (lahir di Madinah pada tahun 714 ) ,  Syafii ( lahir di Gaza, Palestina  tahun 767  ),  Imam Hanbal atau Hambali ( lahir di Marw  , Turkmenistan tahun 780 ). Para pelarian politik bangsa Arab yang hanya berpedoman hanya Alquran ini ada yang menyebar sampai ke Indonesia. Google : Sejarah orang Arab di Indonesia. Tapi setelah Revolusi Islam Iran 1979  yang dipimpin oleh Khomeini seorang Ulama Mazhab yang berpedoman pada Alquran dan Hadis yang berisi budara Arab Baduy pedesaan di gurun pasir , seperti pria dan wanita dipisah , para wanita wajib memakai jilbab , menganggap wanita lemah dan tidak bisa memimpin dsb. Peristiwa politik in menjadi Viral keseluruh dunia termasuk ke Indonesia. Para Ulama kitapun , saat itu terpengaruh. Para Ulama kita yang dulunya sebagai penerus warga Arab pertama yang datang ke Indonesia yang berpedoman pada Alquran saja , setelah peristiwa tahun 1979 itu berangsur berpedoman pada Kitab Hadis yang berisi budaya Arab Baduy itu juga. Demikianlah garis besar penerapan Alquran / Islam di Indonesia.


Keterangan gambar :

       

          MBS ( Muhammad bin Salman ) putra mahkota Arab Saudi , mengistilahkannya dengan Islam yang moderat , yang kembali tidak mewajibkan kerudung / Jilbab untuk para wanitanya, membolehkan mereka untuk menonton sepakbola , menyopir mobil sendiri dan lain sebagainya. Peristiwa pelarangan - pelarangan       terhadap wanita ini , tak lepas dari pengaruh peristiwa politik yang maha hebat , yang menjadikan dunia Islam tidak seperti dulu lagi. Peristiwa politik itu adalah “ Revolusi Islam Iran “ di tahun 1979 yang mengatas namakan Islam. Tidak ada peristiwa politik yang lebih hebat dari peristiwa yang mengatasnamakan agama. Seperti yang kita lihat sekarang dengan mengatas namakan islam , sekelompok orang di Suriah / Irak ingin berkuasa mendirikan negara. Kelompok itu bernama ISIS. Dengan propaganda mendirikan negara berlandaskan “  Islam yang murni “ beberapa orang di Indonesia , yang berjarak ribuan kilometer dan tidak mengenal satu sama lain , rela membunuh puluhan orang lain. Orang-orang ini sendirian , berkelompok bahkan bersama keluarganya melakukan bunuh diri . Mereka yang haus kekuasaan ini dengan cerdik “ menggunakan rasa cinta kita kepada Agama kita Islam dan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad “ . Sebuah taktik yang jitu sekaligus mematikan. Ketik saja di Google : Bom Bali , Bom Senayan , Bom Hotel Marriott , pelaku bom gereja di Surabaya sekeluarga dan masih banyak lagi. Dengan cerdik mereka memelintirkan ayat Alquran yang bertujuan untuk mengajak berbuat kebaikan terhadap orang lain tapi di plintir menjadi tafsir yang kejam sekaligus  menguntungkan kelompoknya di Suriah.


            Demikian pula saat terjadinya Revolusi Islam Iran tahun 1979. Negara yang terbentuk di bawah pimpinan Ulama Syiah : Khomeini yang merebut pemerintahan dari Rajanya Shah Iran dukungan Amerika ( baca barat ). Beliau Khomeini menjadikan Budaya Arab Baduy yang tertulis dalam kitab Hadis seperti Jilbab , memisahkan pria dan wanita , menolak segala budaya luar seperti melarang lukisan , patung dsb. Seiring berjalannya waktu , kewajiban berbudaya Arab baduy di Iran itu menjadi viral di seluruh dunia. Akibatnya Tafsir Alquran dan Hadis pun “ mengikuti “ , agar mendukung maksud tersebut. Kewajiban budaya yang viral itu  membutuhkan legalitas “ sesuai agama “ yang diambil dari Alquran dan ucapan / hadis Nabi Muhammad maupun ucapan / hadis sahabat “. Maka ada dua ayat Alquran yaitu ayat Al Ahzab 59 dan Anur 31 dan dua ucapan / hadis dari Nabi Muhammad dan Sahabat. Dua ayat itu Al Ahzab 59 yang ada Teks / kata-kata “ mengulurkan jilbabnya “ dan An Nur 31 yang ada teks  “ menutupkan kain kudung ke dadanya “ . Kata-kata ini  ditafsirkan secara Tekstual, karena ada kata /teks Jilbabnya dianggap sebagai wajib Jilbab. Padahal Ulama dulu yang Kontekstual menafsirkan ayat tersebut sesuai konteks / sejarah yang menimpa umat Islam saat itu. Bukannya sebagai ayat “ pewajib jilbab “. Selain dua ayat Alquran diatas sebagai ayat yang mewajibkan jilbab , juga dua buah Ucapan / Hadis ( hadis artinya ucapan )  dari Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Abu Daud , yang oleh Abu Daud sendiri di sebut Hadis yang tidak Shahih atau Hadis Mursal. Dan satu lagi Ucapan / Hadis dari Ibnu Abbas dan para Ulama ( yang tentu saja berbangsa dan berbudaya Arab ) yang mengatakan bahwa “ seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan “. Ucapan para sahabat inilah yang menjadi landasan aturan berpakaian Mazhab Syafi’I ( aliran/mazhab yang paling banyak di peluk masyarakat Indonesia ). 


        Demikianlah akibat hebatnya pengaruh politik itu kemudian sanggup memalingkan umat Islam dari kitab sucinya Alquran / ajaran atau Firman / ucapan Tuhan ke ajaran Hadis / ucapan orang / manusia yang terkait budayanya. Ajaran Tuhan ( Alquran ) yang mewajibkan setiap orang berbuat sesuai keadaan adat budayanya masing-masing ( yang menjadi pegangan / kiblat masyarakat Islam dulu ) menjadi kewajiban berbudaya orang-orang Arab Baduy di padang pasir berdasar ajaran ucapan / Hadis orang atau  manusia ( yang menjadi pegangan / kiblat masyarakat islam sekarang ) . Bola di tangan kita.  Akan kembali ke ajaran / ucapan Tuhan ( Alquran ) yang mewajibkan seseorang berperilaku sesuai keadaan adat budayanya masing-masing atau berperilaku sesuai ajaran / ucapan orang ( Hadis ) yang berbangsa dan berbudaya Arab ?. Padahal kita bangsa Indonesia mempunyai kebiasaan / adat budayanya sendiri. Penjelasan pada bagian pertengahan tulisan. 

 

       Gambar kiri : Beliau adalah putra  Asli bangsa Arab yang sekarang jabatannya adalah Putra Mahkota Kerajaan Islam Arab Saudi dan sekaligus calon Raja yang memimpin sebuah negara Islam tempat lahirnya Islam sekaligus tempat lahirnya Nabi Muhammad sang penerima wahyu. Sebagai penerus masyarakat Islam , tentulah segala ucapan beliau bukan ucapan yang ngawur , tetapi tentu meliwati kajian yang mendalam dan berdiskusi dengan para Ulama-ulama yang paling top ( top artinya atas ). Karena bila salah ucap , bukan saja konsekuensi pemberontakan para Ulama beserta rakyat tapi juga ucapannya itu diminta pertanggungan jawab di akhirat. Beliau mengistilahkannya dengan “ pemulihan Islam “. Info selanjutnya ketik Google :  Putra Mahkota Arab Saudi Bicara Soal ' Pemulihan Islam ' dan Arab Saudi dalam kondisi tidak normal pada 30 tahun terakhir. Memang akibat dari Revolusi Islam Iran 1979 yang mewajibkan “ budaya suku Arab Baduy pedesaan di Gurun pasir “ , nenek moyang bangsa Arab ,  sebagai symbol perlawanan dominasi Barat 1970 an , membuat Islam berubah wajahnya di seluruh dunia. More info Google : Revolusi Islam Iran 1979. Islam yang ramah dan menghormati budaya lokal setiap suku bangsa pemeluknya , berubah menjadi kewajiban satu budaya : “ Budaya suku Arab Baduy pedesaan gurun pasir di semenanjung Arab “.

 

           Gambar kanan : Ulama sekarang ( yang tentunya di ikuti oleh umat Islam sekarang karena sebagai panutan ) mengatakan " Rambut adalah Aurat " . Aurat adalah anggota badan yang tidak senonoh untuk diperlihatkan pada orang lain. Oleh sebab itu Rambut harus ditutupi atau dibungkus oleh Jilbab. Tapi lain pandangan Ulama dulu sebelum Revolusi Islam Iran 1979. Rambut bukanlah aurat. Istri Ulama dulu hanya memakai Sari , kerudung yang masih terlihat rambutnya. Tampak diatas adalah Shinta Nuriyah istri Alm. Abdurrahman Wahid seorang Ulama Besar Indonesia. Pernah menjadi Ketua NU ( Nahdlatul Ulama ) sekaligus  mantan presiden Republik Indonesia. Ibu Sinta ini berpendidikan pesantren , melanjutkan S1 bidang Hukum Islam ( Syariah ) dan Pasca sarjana UI. Pernyataannya tentang jilbab tidak wajib bagi wanita Indonesia tentulah bukan pernyataan yang tanpa dasar mengingat kosekuensi ucapannya di dunia dan akherat. Tentang Jilbab bukan aurat ini anda bisa melihatnya sendiri.  google : Inilah jilbab para istri ulama besar  terdahulu. 



   

Keluarga Prof. DR. Buya Hamka : Jilbab tidak wajib

                                        

.          Ulama dan umat sekarang adalah ulama Tekstual yang memahami penggalan Al Ahzab 59 ada kata-kata “ mengulurkan Jilbabnya “ dan pada An Nur 31 ada kata-kata “ menutupkan kain kerudung kedadanya sebagai “ ayat pewajib jilbab “ .  para Ulama dulu Prof. DR. HAMKA , Prof. Nurcholis Majid , Gusdur , Prof. DR. Quraish Shihab adalah para Ulama Konteksteual yang memahami kedua ayat itu sebagai ayat sejarah , sebuah narasi yang terkait suatu kejadian saat itu yang menimpa umat Islam. Sehingga mengatakan bahwa ayat itu “ bukanlah suatu ayat yang mewajibkan jilbab “ .


         Gambar atas kiri : Foto keluarga Prof. DR. Buya Hamka. Diambil dari : Buku AYAH tentang Buya Hamka , karangan Irfan Hamka.


       Gambar bawah: Prof. DR. Buya Hamka adalah salah satu dari ulama besar dulu yang keilmuannya banyak di akui dunia Islam dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Selain tokoh terkemuka Muhammadyah, jasa beliau juga mendirikan MUI ( Majelis Ulama Indonesia ). Google : HAMKA. Di Internet banyak pernyataan beliau diplintir seolah-olah beliau mengatakan Jilbab adalah Wajib ( dalam masyarakat Islam artinya bila tidak dipakai seorang wanita muslim akan masuk neraka ). Foto keluarga beliau dan buku beliau diatas , yang menyatakan pakaian rok adalah pakaian yang sopan ( sekaligus membantah jilbab adalah wajib ) adalah sebuah kebenaran yang tak terbantahkan. Gambar paling bawah : pernyataan beliau yang menyatakan bentuk pakaian adalah masalah kebudayaan. Beliau memberi contoh bahwa pakaian model rok sudah menutup aurat , sambil memberi contoh pakaian yang dipakai Ratu Inggris berkesopanan tinggi. Sumber buku beliau : 1001 Soal Kehidupan , hal 160. Buku yang bagus ini masih banyak di internet bila anda ingin membelinya.

 

            Untuk memahami mengapa Al Ahzab 59 dan An Nur 31 oleh ketiga tokoh utama itu bukan sebagai ayat pewajib Jilbab ,  kita harus paham dulu beda tafsir TEKSTUAL dan tafsir KONTEKSTUAL. Tafsir Ulama dulu dan Ulama sekarang yang berbeda ini disebabkan oleh peristiwa politik yang mengguncangkan dunia Islam , yang membuat Islam tidak sama lagi dengan Islam sebelumnya. Peristiwa politik itu adalah Revolusi Islam Iran di tahun 1979. Google : Revolusi Islam Iran 1979. Khusus untuk Ayat Al Ahzab 59 dan An Nur 31 penjelasan selengkapnya di halaman terakhir.  

 

Kesaksian Para Peneliti Dan Sejarawan : 

 

         Hingga 1970-an, jilbab( pakaian muslimah yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan tangan ) belum populer di Indonesia. Kebanyakan perempuan mengenakan kerudung,kain tipis panjang penutup kepala yang disampirkan ke pundak, dengan leher masih terlihat. Selain Ibu Negara Fatmawati, istri-istri ulama mengenakan kerudung.

          “(Di kalangan –red.) Kelompok Islam sejak awal ada di Indonesia sampai tahun 1970-an, kerudung yang populer,” kata Samsul Maarif, peneliti di Center for Religious and Cross-Cultural Studies Universitas Gadjah Mada (CRCS UGM). Jilbab baru mulai dikenal pada 1980-an. Hal itu bermula dari pengaruh Revolusi Iran 1979.Penyebarluasan berita kemenangan Ayatollah Khomeiniyang berhasil mendirikan Republik Islam Iran mendorong rasa solidaritas dunia Islam,termasuk Indonesia. Pada 1980-an, tulis Wiwiek Sushartami dalam disertasinya diUniversitas Leidenyang berjudul Representation and Beyond: Female Victims in Post Suharto Media, kelompok diskusi informal di kalangan pelajar dan mahasiswa muslim mulai berkembang dibarengi dengan penerbitan buku-buku Islam. Semangat Revolusi Iran yang anti-Baratmasuk ke Indonesia dan menyebar lewat kelompok diskusi mahasiswa Islam. Hal itu mendorong para aktivis Islam menunjukkan identitas keislaman mereka, salah satunya dengan penggunaan jilbab. “Setelah Revolusi Iran, identitas Islam hadir bukan hanya merespons konteks nasional tapi internasional,” kata Samsul. Sumber Google : Historia : Membuka bab sejarah Jilbab.

 

              Untuk melihat keadaan Indonesia sebelum 1979 anda bisa membuka Youtube . Dan anda bisa melihat ratusan film lainnya yang membuktikan bahwa sebelum 1979 tak seorang pun di indonesia yang memakai jilbab.Artinya bahwa , saat itu para ulama yang menjadi panutan dalam beragama tak mewajibkan jilbab pada pengikutnya. Silahkan buka : Youtube  Dokumenter Berwarna Hindia Belanda tahun 1931 – 1939 atau Google gambar / Images : Foto SMA jadul , cover majalah Gadis jadul.

 

Selengkapnya silahkan mengikuti uraian saya dibawah ini. 


DAFTAR ISI :


SEJARAH PEMAKAIAN JILBAB DAN SEJARAH TAFSIR

AL AHZAB 59 DAN AN NUR 31 

 

A . I . Pentingya Budaya Lokal : Damai Dan Makmurnya Negara Korea , Hongkong Dan  Jepang 

                                                                                       

      II. Mengenal Budaya Arab ( Ringkas )

 

      III. Dunia Islam Sebelum dan Setelah Revolusi Islam Iran 1979 ( Ringkas )

 

    IV. Perbandingan Tafsir Ulama Sebelum dan Setelah Revolusi Islam Iran 1979( Ringkas ).    

 

B.  I .  Mengenal Budaya Arab ( Lengkap )    

                                                                            

     II.   Dunia Islam Sebelum dan Setelah Revolusi Islam Iran 1979 ( Lengkap )

                                                                                                  

     III. Perbandingan Tafsir Ulama Sebelum dan Setelah Revolusi Islam Iran 1979 (Lengkap ).  

 

B I. MENGENGENAL BUDAYA ARAB BADUY ( Lengkap )

 

Alam semesta 13,5 milar tahun yang lalu - sekarang

 

             Mengenal Budaya atau kebiasaan / adat sehari-hari orang Arab sama halnya kita mengenal kebiasaan semua manusia ( Homo Sapiens ) yang tumbuh berkembang menjadi suku-suku yang menetap di suatu daerah  di Dunia ini. Keberadaan manusia hari ini , adalah perjalanan yang sangat lama. Ilmu Pengetahuan modern membuktikan bahwa semua kejadian hari ini dimulai dari ledakan besar penciptaan alam semesta ( Google : Big Bang Theory ) kira-kira 13,5 milyar tahun yang lalu. Setelah itu kira-kira 4,5 milyar tahun yang lalu terbentuklah bumi. Google : Pembentukan Bumi. Dilanjutkan dengan terbentuknya sebuah sel hidup 3,7 milyar tahun yang lalu yang menjadi nenek moyang semua hewan , semua manusia  dan semua tumbuhan. Google: Asal usul kehidupan dari sel tunggal. Sel Tunggal ini kemudian berangsur berkembang dan kelak akan menjadi tumbuhan , hewan dan manusia. Google atau Youtube : From single cell to human. Dari satu cell bercabang menjadi bakal Tumbuhan dan Hewan / manusia. Dalam tulisan ini akan menyoroti yang menjadi hewan / manusia. Dengan proses yang rumit dan panjang , ibarat permainan lego yang digabung-gabung , satu sel menjadi 2 sel , 3 sel , 4 sel dan seterusnya , menjadi besar, besar dan terus membesar menjadi trilyunan sel.  Dari satu sel menjadi hewan banyak sel ini ( trilyunan sel ) berangsur menjadi bisa dilihat menjadi  ikan , amfibi , Reptil , mamalia dan menjadi manusia modern ( Homo Sapiens ) 100.000 – 200.000 tahun yang lalu di Afrika. Kelompok manusia modern ( homo Sapiens ) ini yang keluar dari Afrika ( Google : Teori out of Africa keluarnya homo Sapien) berbondong -bondong menuju ke utara sampai dan menjadi orang Eropa 40.000 tahun yang lalu . Mereka melanjutkan diri ke-utara kemudian menyeberangi selat Bering ke asia menjadi Ras Kuning / Cina. Kelompok yang ketimur melewati asia selatan / India sampai di Papua dan menjadi orang Papua sekarang 50.000 tahun yang lalu , melanjut diri ke Australia menjadi orang Aborigin.  Kelompok yang ke selatan menjadi orang Arab , yang kondisi Jazirah Arab saat itu masih hutan lebat , banyak sungai dan curah hujan yang lebat seperti Indonesia saat ini. Kelompok inilah yang akan kita bahas dalam tulisan ini.  

 

AYAT -AYAT EVOLUSI DI ALQURAN

 

Manusia tumbuh dari Bumi , Adam dan Hawa nama Ruh dari Surga.

 

         Ibarat buku petunjuk manual Honda dengan sepeda motor Honda yang kita beli harus match / sama , karena yang membuat sama. Demikian pula alam semesta termasuk bumi , manusia , hewan dan tumbuhan keberadaannya harus sama dengan Alquran karena sama sama ciptaan Tuhan. Menafsirkan Alquran tanpa mempunyai Ilmu Pengetahuan yang cukup akan menjadi tidak pas atau mungkin malah terbelokkan / keliru salah memahami.

 

           Di dalam Alquran ada dua komponen manusia : badan jasmani dan Ruh yang bersemayam dalam diri manusia bernama Adam dan Hawa.

 

              a. Badan Jasmani manusia  . Anggapan penciptaan manusia di surga seperti yang diyakini oleh kebanyakan kita sekarang Ini adalah anggapan yang salah. Penciptaan Badan Jasmani manusia ( selanjutnya disebut manusia ) tumbuh dan mendapat bentuknya sebagai manusia sempurna ( Homo Sapiens )  pertama yaitu laki-laki dan wanita  terjadi di Bumi. Agar menjadi objective penulis akan memakai Alquran English Translation dari Shahih International dan Mohammed Marmaduke William Pickthall  sebagai pembanding terjemahan Departemen Agama. Seperti dalam Firmannya Nuh 71 : 17 :

 

  “ And Allah has caused you to grow from the earth a [progressive] growth “ : Shahih international                            

  “ And Allah hath caused you to grow as a growth from the earth “ : Mohammed Marmaduke William Pickthall 

 “ Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsur-angsur ) : Terjemah Departemen Agama.

 

            “ Tumbuh dari bumi , tumbuh berangsur-angsur “ itulah yang dimaksud dengan Evolusi.

 

Tafsir Kun Fayakun

 

         Kun Fayakun artinya “ jadilah , maka jadilah ia “ . Ini ditafsirkan sebagai proses pembuatan manusia yang spontan / mendadak jadi. Tuhan membuat patung dari tanah liat kemudian Tuhan meniupkan ruh dari surga , lalu sim salabim jadi manusia . Ini salah besar .  Tuhan sendirilah yang mengatakan bahwa kita tidak dibuat mendadak seperti itu , tapi bertahap atau berevolusi .

 

   “ Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian “ ( Nuh  17 : 14 )

               Ayat tersebut mengatakan bahwa kita diciptakan memang bertahap melalui beberapa tingkatan kejadian yang tumbuh berangsur-angsur dan tumbuh dari Bumi ( Nuh 71 : 17 diatas ). Ini sesuai dengan Ilmu pengetahuan sekarang di tahun 2020 ini. Proses bertahap seperti halnya dari sebuah biji mangga tumbuh perlahan  menjadi pohon mangga yang sangat besar . Inilah yang disebut Evolusi ( perubahan bertahap secara perlahan ) . Proses Tuhan ber “ Kun Fayakun “ saat protein yang tercipta akibat ledakan petir dengan gas di alam ( lihat teori Harold Urey di bawah.) , kemudian cairan kecil protein itu “ menjadi hidup “ dan berkembang biak menjadi segala tumbuhan,  hewan dan manusia di dunia..

 

KITA BERASAL DARI BAKTERI DI LAUT


Penciptaan manusia , hewan dan tumbuhan menurut Ilmu Pengetahuan


 

Diagram asal mula semua mahluk hidup dari satu sel. Sumber google : Die Evolution Der Tiere

 

            Segala Tumbuhan , Hewan dan manusia berasal dari Organisme satu sel / semacam bacteri berasal dari air ( H2O ) , Amonia ( NH3) , Metan ( CH4) dan Karbon dioksida ( CO2)  yang di inisisasi oleh kilatan petir jutaan volt.  Google : Teori Harold Urey tentang awal kehidupan dan percobaan Miller – Urey. Sel Tunggal nenek moyang semua mahluk hidup ( hewan dan , manusia dan tumbuhan ) ini telah di jelaskan Alquran. Bahwa semua dari air ( H2O ).

 

                “ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? “ ( Al Anbiya 30 )

                  “ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” ( An Nur 45 )

 

              Manusia bukan berasal dari monyet. Jangan pernah berkata seperti itu. Orang-orang disekitar kita dengan salah, mengira seperti itulah kita diciptakan. Merekapun mengatakan  teori evolusi Darwin adalah teori yang mengatakan manusia berasal dari kera / monyet. Ini sangat keliru tentang Evolusi. Sejatinya penciptaan manusia itu bertahap atau berangsur-angsur , berevolusi seperti ayat Nuh 14 dan 17 diatas , tidak sekali jadi. Ibarat permainan Lego yang digabung gabung, bacteri ini dari satu sel di laut kemudian beranak pinak bergabung menjadi 2 sel , 3 sel , sampai bertriyun sel menjadi ikan. Bentuk Ikan ini , karena mulai hidup didarat yang lingkungannya berubah , kemudian beradaptasi dengan lingkungan setempat , berubah bentuk berturut turut selama nilyaran tahun menjadi hewan amphibi  , Reptil , mamalia kemudian manusia. Google atau Youtube : From single cell to human . Saat rentetan sebelum ada bentuk selama milyaran tahun  sebelum kita menjadi manusia ( Homo Sapiens) , Tuhan memberi penjelasan tentang bentuk kita yang belum berujud dengan istilah “ belum bisa disebut “.  Hal ini terjadi ketika kita dalam proses dari bacteri menjadi manusia  dalam Al Insan 76 ; 1.

 

           “ Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? “  ( Al Insan 76 : 1 )


                                           

                                                             

           Pembentukan seluruh mahluk hidup Tumbuhan , Hewan dan Manusia berwal dari satu sel yaitu  sel Prokaryot ( gambar paling kiri ) yang berkembang menjadi manusia yang membutuhkan proses selama 3,8 milyar tahun. Ini bisa digambarkan seperti permainan lego  ( gambar atas ). Berawal dari dari sebuah lego yang ditempelkan pada sebuah lego yang  lain , bertambah terus hingga berpuluh, beratus ,beribu , bertrilyun lego,  yang membentuk ikan, reptil  ( buaya ) , mamalia ( tikus ) kemudian bentuk manusia.

 

                Demikianlah proses penciptaan manusia.  Tapi sebelumnya kita kita harus memahami Ayat Kauniyah sebuah Firman yang tidak tertulis “ sebuah Firman Tuhan “ yang bisa dipahami dengan melihat/mempelajari tanda-tanda dalam alam semesta ciptaannya ini. Ayat Kauniyah itu adalah Ilmu Pengetahuan tentang alam dan seisinya termasuk Tumbuhan dan Hewan. Setelah peristiwa “ Big Bang “ , pembentukan alam semesta 13,8 Milyar tahun yang lalu , berangsur ada bagian lain di bagian di dalam alam semesta itu sebuah “ cakram protoplanet “ yang terbentuk 4,5 milyar tahun yang lalu. Google : teori Big Bang dan Youtube : Teori bigbang. Cakram protoplanet ini yang akan menjadi tatasurya kita termasuk bumi. More info : Sejarah Bumi Wikipedia atau Youtube : Sejarah Pembentukan Planet Bumi. Dengan penemuan Microscop electron dan penemuan “ mesin “ pembaca DNA dan peralatan yang canggih lainnya , bisa dipastikan bahwa manusia berasal dari sebuah organisme ber sel tunggal ( semacam bacteri )   yang tumbuh di laut sekitar 3,7 milyar tahun yang lalu. Google atau Youtube : From single cell to human . Dari sebuah “ bakteri “ ini  kemudian berkembang bercabang dua . Cabang pertama kelak kemudian menjadi nenek moyang semua jenis tumbuhan dan  cabang kedua menjadi semua jenis Hewan dan Manusia. Dari sebuah mahluk yang bersel tunggal ini tumbuh secara perlahan , bertahap , berevolusi menjadi mahluk bersel banyak , kemudian menjadi ikan . Dari Ikan berangsur menjadi Amphibia ( binatang yang hidup di di air dan darat ) kemudian menjadi reptile melanjut menjadi mamalia kemudian menjadi Homo Sapiens seorang laki-laki dan wanita , nenek moyang  manusia . Perubahan bertahap dari mahluk bersel satu ( bakteri ) menjadi manusia membutuhkan waktu setidaknya sejak 3,7  milyar tahun yang lalu. Google : Berumur 3,7 miliar tahun . Inikah Makhluk Hidup pertama di Bumi ?



        Gambar atas : Bukti-bukti teori evolusi.  Teori Rekapitulasi dari Ernst Haeckels yang di cetuskan akhir abad 19 yang mengatakan “ ontogeny mencerminkn filogeni “ atau "perkembangan embrio (ontogeni) mencerminkan bentuk embrio moyang evolusionernya". Filogeni adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya.Google : Recapitulation theory dan Filogeni Wikipedia. Walaupun saat itu menjadi kontroversi tapi di abad modern ini dengan modifikasi diterima oleh ilmuwan secara luas. Perhatikan kemiripan bentuk awal / embrio yang diatas deretan no. 1 , setelah berkembang menjadi bentuk ke 2 dan ke 3 yang berupa ikan paling kiri , kemudian kelinci dan manuisia paling kanan. Saat ini teori evolusi dimanfaatkan dengan percobaan penggunaan obat-obatan pada hewan mamalia seperti tikus monyet dll. Karena susunan tubuh mamalia hampir sama. Demikian pula produksi anti tetanus serum di digunakan serum kuda.

 

             b. Ruh yang bersemayam dalam diri manusia , bernama Adam dan Hawa : Penciptaan Adam dan hawa berasal dari Surga , ini jelas berbeda dengan Raga / Jasmani-nya yang berasal / tumbuh di Bumi. Setelah terjadi pelanggaran oleh Adam dan Hawa maka Tuhan / Allah berfirman di "  Al Baqarah 2 : 38 :

 

         Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu….. ".

 

Bergabungnya raga jasmani manusia dari Bumi dan Ruh ( Adam dan Hawa ) dari Surga


            Seperti telah di sebutkan diatas , sebuah sel bacteri berubah bertahap ( berevolusi  ) selama 3.7 milyar tahun menjadi manusia sempurna pertama ( Homo Sapiens )  yaitu laki-laki dan wanita. Inilah nenek moyang kita. Ilmu pengetahuan sekarang dengan di temukannya alat untuk membaca DNA dan  menghitung usia suatu benda purba ( Fosil ) maupun artefak kuno  menggunakan metode penanggalan Radiocarbon maka dapat diketahui bahwa kita semua manusia di Dunia ini dari Jawa , Papua , Jepang , Cina , Arab , Eropa , Amerika , Afrika , Antartika berasal dari satu Rahim yang sama dari satu wanita yang sama ( More info google : Eva Mitochondria atau Mitochondrial Eve )  yang dibuahi seorang laki-laki yang sama ( More info Google : Adam kromosom Y atau Y Chromosomal Adam ) di Afrika. Demikian pula di Alquran Tuhan menjelaskan bahwa kita semua berasal dari seorang laki-laki dan seorang wanita yang berkembang biak menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Selanjutnya dijelaskan yang terbaik diantara suku bangsa ini adalah orang yang “ Paling Takwa “ . Arti bertakwa : yaitu orang yang selalu berbuat baik dan takut berbuat dosa karena merasa dirinya selalu diawasi oleh Tuhannya yang kelak ketika hari akhir ( kiamat ) akan dimintai pertanggung jawaban semua perilakunya di Dunia ( Al –Anbiya 48-49 ). Seperti dalam firmannya di Al-Hujurat 13 :


             “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang  PALING TAKWA di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal “.

      
Setelah ber-evolusi  dan tepat saat berbentuk sempurna sebagai manusia laki-laki dan perempuan / wanita  , disaat itu pula Adam dan Hawa yang berbentuk Ruh disuruh turun dari surga ( Al Baqarah 38  diatas ) kemudian keduanya  di tiupkan kedalam kedua raga manusia yang berlainan jenis itu. Seperti dalam firmannya Al Hijr 29 :


           “ Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud “ 



               Keterangan Gambar : Gambar diatas sering menimbulkan salah paham , di kira manusia berasal dari kera / monyet. Padahal itu adalah bentuk manusia antara ( Homo Habilis , Homo Erectus dst ) dari tahapan / tingkatan manusia  dari satu sel / bacteri menjadi manusia laki-laki dan perempuan modern ( Homo Sapiens ) seperti kita sekarang , yang berlangsung selama 3.7 Milyar Tahun. Tepat saat menjadi homo Sapiens itulah ditiupkan Ruh ( Adam dan Hawa ) demikian Tuhan memberi keterangan dalam Alquran Surah Al Hijr ayat 29. Wikipdedia : Evolusi manusia.


Manusia kembali ke tanah , Ruh ke Akherat


           Al Mukminun 23 : 12 “ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah “.


            Dalam kehidupan sehari-hari , sering kita mendengar “ dari tanah kita kembali ke tanah “ dan Ruh kita akan kembali ke Akherat menunggu hari pertanggung jawaban setelah kiamat.  Menafsirkan Alquran setiap orang akan berbeda-beda sesuai dengan Ilmu Pengetahuannya. Ulama dulu menafsirkan tanah itu hanya tanah seperti yang di halaman rumah kita di Bumi kita ini . Tidak ada yang salah dengan penafsiran itu. Tapi Ilmu Pengetahuan modern mengatakan bahwa tafsir “ Saripati Tanah “ itu harus dipahami sebagai “ Unsur-Unsur Tanah “  sesuai Ilmu Pengetahuan modern sekarang . Unsur–unsur tanah itu dalam komponen utama pembuat Rangka manusia seperti Calsium , otot / daging manusia mengandung protein dan lemak yang terdiri dari unsur Carbon , Nitrogen  .  Cairan tubuh ( plasma darah )  terutama mengandung unsur  Natrium , Kalium , Chlorida . Unsur badan manusia yang lain Magnesium Flourida dan masih banyak lagi. Dan hampir semua unsur itu memang berasal dari tanah Bumi ini.       

   

Saya menelpon Ruh cucu Adam

         

Satu bulan setelah Tsunami Aceh tahun 2004 , saya menelpon perawat saya yang berasal dari sana , yang membantu saya ketika bertugas sebagai petugas kesehatan Haji di Mekah. Dengan disaksikan istri saya yang ada disamping saya , saya ingin menelpon kabarnya di Aceh. Setelah cukup lama dering telpon tanda menyambung , maka diangkatlah telpon diseberang sana. Terdengar suara perawat saya dengan suara yang dingin , datar dan tampak tidak sehangat dan segembira biasanya. Kemudian karena saya merasa mengganggu aktifitasnya , saya pamit sembari mengucap syukur karena  beliau tidak cedera. Tapi 1bulan kemudian putranya yang sekolah di Jogja datang , mengabarkan bahwa ayahnya ( perawat saya tersebut ) meninggal dunia korban Tsunami Aceh. Saya baru sadar bila saya tadi berbicara dengan Ruh-nya.


Penampakan Ruh lainnya


        Bagi masyarakat Yogyakarta dan masyarakat Indonesia menjumpai penampakan Ruh kerabat atau tetangga yang sudah meninggal adalah hal yang sering terjadi dan menjadi cerita biasa sehari-hari. Keponakan saya melihat tetangga saya sedang memberi makan hewan piaraannya. Kelak dia tahu bahwa tetangga saya itu sudah meninggal 2 jam sebelumnya karena serangan Jantung. Kawan saya tersenyum ketika bertemu dengan tetangga ketika  mellintas didepan rumahnya , setelah pulang kerja. Kelak dia tahu , bahwa tetangganya itu sudah meninggal karena kecelakaan 6 jam sebelumnya. Dan masih banyak lagi.

MANUSIA BERASAL DARI ADAM DAN HAWA

Dunia Milik Kita Bersama


                        Memang menafsirkan ajaran Tuhan / Alquran / Ayat Qauiyah harus sesuai dengan realitas kehidupan kita sehari-hari / Ayat Kauniyah . Kedua hal ini harus sama  karena penciptanya sama. Untuk  itu kita harus mengetahui sejarah  ciptaan Tuhan itu sendiri yaitu : manusia .  Ayat / Kauniyah tentang Realitas kehidupan manusia tentang asal usulnya sudah dapat diketahui dengan majunya ilmu pengetahuan. Ketika dulu masa 200.000 sampai 100.000 tahun yang lalu , di bumi kita ini belum ada manusia modern seperti kita . Saat itu nenek moyang kita Homo Sapiens ( manusia modern seperti kita ini ) yang sudah keturunan Adam dan Hawa ( lihat pembahasan diatas ) keluar dari Afrika. More info google : Homo Sapiens Out of Africa atau Homo Sapiens keluar dari Afrika) .  Mereka mengisi kekosongan manusia modern daratan di bumi  , di benua-benua. Saat itu antar benua masih tersambung , saat ini masih jaman es ( pleistosen ). Setelah jaman Pleistosen akhir atau awal Holocen 20.000 sampai 10.000 tahun yang lalu , es mencair , airnya menggenangi bumi menyebabkan terbentuknya pulau-pulau. Kita bisa melihatnya sekarang , air yang tergenang itu menjadi selat Sunda yang memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Laut Jawa itu juga genangan air yang menyebabkan terbentuknya Pulau Kalimantan dan Pulau Jawa yang tadinya menyatu. Kembali ke Homo Sapiens , mereka  menyebar ke utara menjadi orang Kulit putih Eropa kemudian menyeberang melewati Siberia menjadi orang Kulit Kuning Mongoloid. Kelompok yang berjalan ke Timur  dan lewat jalur india selatan ( google : manusia Balangoda ) , terus berjalan , akhirnya mereka sampai di Papua dan Australia 50.000 tahun yang lalu menjadi ras Australoid. Otomatis dalam setiap daerah penyebarannya mereka membentuk budaya pakaiannya sendiri  sesuai iklim dan kompleksitas antara rasa seni dan kecerdasan manusia ( Budaya ).


Rute penyebaran manusia modern , nenek moyang kita 


         Nenek moyang kita manusia modern ( Homo Sapiens ) ber-evolusi di Afrika selatan  , kemudian menyebar berjalan kaki keseluruh dunia 200.000-100.000 yang lalu. Sampai di Indonesia 50.000 tahun yang lalu.

 

Terbentuknya manusia pedesaan ( Indigenous people )


        Setelah berjalan ribuan tahun  mereka , Homo sapiens ini tiba di suatu tempat dan menetap selama ratusan atau ribuan tahun maka kelompok /suku inilah yang dinamakan Indigenous People  ( orang Asli ) . Biasanya orang asli ini masih terdapat di “pedalaman “ atau “ pelosok desa” yang jauh. Mereka ini jauh dari “ peradaban kota “ . Bila kita bicara orang Kutub maka orang aslinya ( Indigenous People ) nya Eskimo , Orang Asli Australia adalah orang Aborigin , orang Kalimantan adalah orang Dayak , Orang Jawa yaitu orang Jawa di pedesaan , Orang asli Jazirah Arab adalah Orang Baduy atau Bedouin People yang hidup di tengah gurun pasir yang panas. Dengan bertambahnya waktu masing-masing “ orang Asli “ itu mempunyai Budaya dan kepercayaan / Agamanya nya sendiri . Dan yang akan kita bahas nanti adalah sekelompok homo Sapiens yang berada di Jazirah Arab , yang saat itu masih hutan lebat dan banyak sungai yang mengalir ( sekarang bekasnya bernama wadi : sungai yang kering ) . Mereka yang sekarang disebut sebagai Orang Bedouin ( berasal dari Bahasa Arab : Badawi yang berarti gurun , orang Perancis menyebutnya Bedouin , logat indonesia bahasa indonesia menjadi orang Baduy ) mereka inilah “ Indigenous people atau penduduk asli gurun pasir Arab / Jazirah Arab “. Seperti halnya saya punya nenek moyang orang Jawa , anda berasal dari orang Dayak , orang Sumatera , orang Sulawesi begitu juga Orang Bedouin ini. Mereka adalah nenek moyang Nabi Muhammad , para Sahabat , para Ulama Mazhab seperti Hanafi , Maliki , Syafi’I , Hambali dan segenap Ulama Arab yang menjadi rujukan ulama kita sekarang. Semestinya lah nilai- nilai kebaikan yang mereka ucapkan / Hadis ( hadis artinya ucapan ) sesuai dengan kebiasaan sehari-hari adat budaya nenek moyangnya ini , seperti keharusan memakai jilbab , pria dan wanita harus dipisah  di luar rumah , wanita tidak boleh memimpin pria dan lain sebagainya ( pembahasan di halaman selanjutnya tentang budaya Arab Baduy ) dipandang sebagai sebuah budaya bukannya sebagai keharusan beragama. Karena setiap suku punya budayanya sendiri. .  Kita masih  bisa melihat orang Arab Baduy di gurun pasir  ini, mereka bermukim  di tenda tenda yang terlihat ketika kita berhaji / berumroh ke Mekah/Medinah jauh ditengah padang pasir yang panas. 


SETIAP BANGSA PUNYA BUDAYA DAN KEPERCAYAAN / AGAMANYA SENDIRI


Siapakah yang paling benar diantara agama dan budaya manusia ?


              Homo sapiens yang berasal dari afrika ini setelah menyebar sejak 200.000 – 100.000 tahun yang lalu menjadi bangsa-bangsa dan mempunyai budayanya masing-masing  yang sesuai iklimnya. Dari anak cucu Homo Sapiens  yang berkembang di Eropa , Indonesia dan Arab Saudi , siapakah yang paling benar ? Tuhan dalam Alquran dengan sangat adil dan bijaksana menjelaskan bahwa , setiap orang harus berperilaku sesuai keadaan adat budaya/ kepercayaannya masing-masing karena Tuhan sendirilah yang tahu dan berhak menghakimi siapa yang paling benar keadaan adat budayanyanya. Ini berlawanan dengan kehidupan sehari-hari kita sering mendengar ada orang yang seolah-olah bertindak sebagai Tuhan itu sendiri. Adat kebiasaanmu terlihat rambutmu itu haram , yang budaya Arab pakai jilbab ini halal. Adatmu salah , saya inilah yang paling benar. Memakai koteka , bikini , celana penedek , celana panjang itu haram. Mereka menjadi hakim bagi manusia yang lain. Ibarat kita ini sesama murid , kok ada yang memberi raport kenaikan kelas kepada temannya. Bukankah guru yang berhak menilai muridnya ? Bukannya si A sesama manusia yang berhak menilai keadaan adat budaya murid B , murid C , murid D dan lain sebagainya. Sesama manusia tidak bisa menilai siapa yang benar keadaan adat budayanya, hanya Tuhan sang pencipta manusia yang lebih tahu mana yang benar mana yang salah. Seperti dalam Firmannya :


Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya “. ( Al Isra 84 )

 

Demikianlah Tuhan berfirman : setiap berbuat sesuai keadaan adat budayanya masing-masing dan Tuhanlah yang mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

 

NALURI BERTUHAN HOMO SAPIENS

 

Semua orang menyembah Tuhan yang satu : Pencipta alam semesta

 

              Tuhan telah mencipta otak manusia dengan menanam memori dasar-dasar ke-Tuhanan agar manusia menyembahnya. Seekor merpati pos yang berasal  dri Yogyakarta , dilepaskan di Jakarta. Merpati itu akan kembali kepada pemiliknya yang berjarak hampir 700 km di Yogyakarta tanpa diajari induknya. Karena di dalam otak merpati itu sejak lahir sudah tertanam perangkat Navigasi yang menuntunnya. Seekor Laba-laba tanpa diajari induknya , ketika dewasa akan sanggup merajut sarangnya sendiri yang begitu rumit. Seekor burung dapat membuat sarangnya sendiri tanpa diajari induknya. Bukankah ketika induknya membuat sarang , sang burung belum di telurkan? Kita menamakan Fenomena itu sebagai Naluri yang sudah tertanam didalam otak saat lahir.  Demikian pula Naluri Ketuhanan manusia. Naluri ke-Tuhanan “ sudah tertanam “ di dalam otak kita sejak dalam kandungan. Kita memang diciptakan untuk menyembahnya. Dengan begitu memang kita manusia diciptakan untuk menyembahnya seperti dalam firmannya :

 

             “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

            "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, akan tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka."  [QS. Al-Israa': 44]


 

          Ketika kita berolah raga secara rutin 3 kali seminggu , pastilah sebelumnya di dalam pikiran kita / otak kita sudah ada pengertian bahwa olah raga rutin membuat badan kita sehat. Memang perilaku kita adalah cerminan otak kita. Demikian pula ketika kita menyembah Tuhan , tentulah dalam pikiran / otak kita ada keyakinan tentang adanya Tuhan. Dengan Ilmu pengetahuan sekarang dalam lingkup Psikologi Biologi , sudah bisa diketahui bahwa setiap otak manusia ada “ daerah Ke-Tuhanan “ yang disebut sebagai ”Neural  Personality of God “ yang berarti “ berpikir dan gambaran tentang Tuhan “ . Seseorang berpikir bahwa Tuhan di diatas di ketinggian ( di langit ) di Surga dan kita berada di bawah ( di bumi ) tempat berpikir seperti itu di daerah otak Parietal , suatu daerah di tepi di atas telinga. Daerah lain yang membuat seseorang merasa mempunyai “ Tuhan yang menakutkan / penghukum “ ( Frightening God / di daerah Limbic  ) dan daerah “ Tuhan yang penuh cinta “ ( Loving God/ di daerah Cingulate Anterior ). Akibatnya ada dua ( 2 ) jenis karakter  manusia tergantung mana yang lebih dominan atau percampuran yang seimbang diantara keduanya.  Ini bisa kita lihat jelas pada diri para Ustadz/Ulama kita. Pertama : Bila Ustadz/Ulama tersebut yang dominan daerah otak  “ Tuhan yang menakutkan “ maka Ustadz/Ulama tersebut dalam dakwahnya akan  “ tampak keras dan kaku “  lantaran dalam dakwahnya menggambarkan Tuhan yang kejam , Tuhan yang tak mau mema’afkan kesalahan seseorang sekecil apapun. Tuhannya akan memasukkan orang itu dalam neraka yang penuh siksaan. Sebaliknya yang Kedua : bila yang dominan   “ Tuhan yang penuh cinta “ maka orang tersebut dalam dakwahnya menggambarkan Tuhan yang mencintai manusia siapa saja yang mau mema’afkan dosa sebesar apapun. Tuhannya akan memasukkan seseorang yang berbuat baik kepada orang lain , sekecil apapun  ke dalam surga yang indah yang penuh kenikmatan. Ustadz/Ulama yang kedua ini tampak bersahabat dengan siapa saja. Dua jenis tipe penggambaran Tuhan itu juga ada pada diri para jama’ahnya , yang terdiri dari suami , istri , bapak , ibu , saudara kandung kita , adik , kakak. Dan kelak akan akan mengelompok sendiri menganut pada ulama yang setipe dengannya , sesuai dengan susunan otaknya masing-masing. Bila susunan otak seperti yang pertama , maka  akan menganut paham ustadz yang pertama. Begitu juga yang kedua. Itulah sebabnya pada kehidupan sehari-hari , kita melihat kadang melihat teman kita ,  dua orang kakak beradik yang sangat  berbeda dalam praktek beragama. 

 

        Sebaliknya , kita juga melihat banyak orang yang atheis ( tidak ber-Tuhan ). Banyak dari mereka adalah orang yang sukses dan terkenal sering berbuat baik pada orang lain ( seorang filantrofis ). Sebut saja seperti Stephen Hawkings , Sigmund Freud , Thomas Alfa Edison dan masih banyak lagi. Google : Tokoh tokoh Atheis

 

          Mengapakah Tuhan menciptakan dua ( 2 ) karakter manusia yang berbeda tersebut ? jawabnya : Wallahu A’lam Bishawab. Hanya Tuhanlah yang mengetahui jawaban yang sebenar-benarnya.

  

Bukti sebagian besar  otak manusia bertuhan

 

 

 

        Ketika Christopher Columbus mendarat di benua Amerika , Venezuela di tahun 1498 memicu migrasi besar-besaran penduduk Eropa ke benua baru ini. Mereka membuat uang Dollar yang bertuliskan “ In God We Trust “ yang artinya “ hanya Tuhanlah yang kami percayai “ ( Gambar 1 ). Bangsa Indonesia juga membuat 5 Dasar , Sila yang pertama adalah “ Ketuhanan Yang Maha Esa “ ( Gambar 2 ).

                    

SEMUA AGAMA PRINSIP DASARNYA SAMA

 

Ajaran Tuhan / Alquran yang toleran .

 

           Di seluruh agama / kepercayaan di dunia ini sama , karena percampuran dua hal yaitu rasul ( utusan Tuhan ) yang menjelaskan ajaran-Nya dan Otak manusia yang telah berisi memori tentang Ketuhanan. Tuhan mengirim utusan-utusan ( Rasul ) disetiap suku bangsa yang memberi penjelasan tentang ajaran beliau yang kemudian diterima oleh otak kita yang telah tertanam memori dasar-dasar ke-Tuhanan. Kemudian ajaran -ajaran itu disampaikan secara lisan dari mulut kemulut oleh warga suku bangsa itu.

 

             Nabi Ibrahim , Nabi Isa , Nabi Muhammad adalah sebagian Utusan Tuhan / Rasul yang di utus Tuhan untuk suku bangsa Arab /Timur Tengah. Tidak seperti anggapan sebagian orang , yang mengatakan hanya bangsa itu saja yang mendapat pertolongan Tuhan dengan adanya Rasul / utusan. Tapi  Tuhan sendirilah yang mengatakan , beliau mengirim utusannya / Rasul ke setiap suku bangsa / umat. Artinya Tuhan mengirimkan utusannya ke suku / umat di Jawa , Kalimantan , Dayak , suku Dani , di pedalaman Amazone , di Jepang , Korea , Cina , Siberia , pelosok Afrika pokoknya semua suku bangsa di Dunia. Inilah Keadilan Tuhan yang Maha bijaksana , Maha adil dengan tidak membeda-bedakan ciptaannya. Dimata Tuhan setiap mahluk/ umat sama. Seperti dalam Ucapan / Firmannya :

           

                 ”...... Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul ( utusan Tuhan ) pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):  Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut ( setan )  itu...." QS An Nahl ( 16:36)

 

           ” Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.....” QS An Nisa’  (4: 164) 

 

NB : Rasul : artinya utusan Tuhan.

 

          Dalam otak manusia ( lihat diagram diatas ) , daerah Parietal adalah daerah dimana manusia telah tertanam memori merasa bahwa “ Tuhan /Allah ada di langit “ dan “ manusia ada di bumi “. Ini juga sama di Agama Samawi. Tuhan  menerangkan dalam kitab suci Agama-agama  Samawi ( samawi artinya langit ) bahwa “ Dia bertahta di singgasananya , Arsy “ yang ada di langit.  Dalam agama Yahudi , Kristen dan Islam ada Ajaran inti dalam ber-KeTuhanan yaitu “ Tuhan yang ada dilangit yang selalu mengawasi gerak gerik kita dan akan mencatat setiap Dosa dan Kebaikan , karena kelak akan di balas setelah hari kiamat. Yang Baik akan masuk Surga , yang Jahat akan masuk mendapat Hukuman / Neraka. Maka berbuat baiklah dengan orang lain ! “ . Demikian ajaran inti ke-3 agama tersebut. Dulu para Ulama ke-3 agama tersebut merasa merekalah yang hanya menyembah Tuhan yang ada dilangit. Tapi pada kenyataannya semua kepercayaan/agama suku suku di dunia ini menyembah Tuhan yang sama , yang menciptakan seluruh alam semesta dan isinya , beliau bersemayam di langit. Kita harus maklum karena kemajuan teknologi sekarang ( terutama Internet dengan Google sebagai perpustakaan terbesar di Dunia  ) sudah sangat jauh lebih maju  dibanding ribuan tahun yang lalu. Informasi tentang kepercayaan /Agama lain sangat mudah didapat.

 

PERSAMAAN : TUHAN YANG SATU , KIAMAT , SURGA DAN HUKUMAN

 

Setiap orang dapat bertakwa sesuai agamanya

 

          Dari peninggaan –peninggalan Arkeologi masa lalu membuktikan hal itu. Bangsa bangsa kuno seperti bangsa Maya , Inca , Aztec dan bahkan yang lebih kuno lagi bangsa Assyria , Sumeria dan yang lebih muda  Bangsa Yunani , mereka semuanya menyembah satu Dzat yang menciptakan Alam Semesta yang mampu mengubah/mempengaruhi nasib manusia dan menghukum setiap dosa yang dilakukan. Seolah-olah Dzat itu melihat segala perilaku manusia di dunia ( orang seperti itu dalam Islam di sebut orang yang bertakwa : Al Anbiya 48-49.) . Beliau ( Dzat itu ) tidak pernah berhubungan secara langsung dengan manusia ( kecuali dengan Nabi Musa , ini keterangan di Aquran ) . Dia dibantu oleh pembantu/pesuruhnya untuk berhubungan dengan manusia . Dalam Agama Yahudi , Kristen dan Islam di istilahkan sebagai malaikat. Di Agama Hindu di istilahkan sebagai Dewa-Dewi. Di Asia termasuk Indonesia hubungan ke Dzat tersebut melalui Ruh (  Ruh dalam Bahasa Latin Anima , Animisme )  nenek moyangnya yang dianggap baik dan berjasa.

                    Dalam Alquran konsep bertakwa adalah “ seseorang selalu berbuat baik , takut akan hukuman masuk neraka setelah hari kemudian ( hari Kiamat ) bila  berbuat dosa atau jahat , karena  merasa selalu diawasi oleh Tuhan yang maha mengetahui padahal dia tidak meihatnya “  . Demikianlah konsep orang yang bertakwa “ didalam Alquran Al Anbiya 48-49.

 

          …….orang-orang yang bertakwa , (yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat “. (  Al Anbiya 48 – 49 ).

             Ayat ini menegaskan bahwa setiap orang dari agama/kepercayaan apapun “ dapat menjadi orang yang bertakwa “ asal takut terhadap Tuhan mereka masing-masing sehingga tidak berbuat jahat dan selalu berbuat kebaikan / bermanfaat bagi orang lain. Sebuah ayat yang sangat toleran.

 

SEMUA AGAMA SHALAT ( BERDOA ) DENGAN GERAKAN TUBUH YANG BERBEDA

 

Bertakwa di  agama-agama lokal Afrika dan Indonesia

 

          Semua orang di dunia ini berdoa / memohon atau shalat kepada Tuhan yang sama dengan cara/ gerakan tubuh yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia biasa apapun suku bangsa maupun agama / kepercayaanya tentu saja seseorang itu ingin sukses dalam kehidupan sehingga derajat kita meningkat , banyak rezeki yang halal , sehat  , Tuhan mengampuni dosa kita. Saya pernah mencoba kepada lebih dari 100 Coass ( dokter muda ) yang berasal dari seluruh kota di Indonesia , dari Yogyakarta , Bandung , Pangkal Pinang , Bengkulu , Pati , Madiun , Samarinda , Palangkaraya dll , untuk menuliskan keinginannya di dunia ini diatas secarik kertas. Semua mempunyai harapan yang  sama. Mereka baru tahu bahwa dalam Shalat ( shalat arti harfahnya berdoa ) setiap hari diucapkan. Mereka mengucapkannya setiap hari dalam Shalat tapi tidak tahu artinya. Dalam Islam berdoa / shalat berisi keinginan manusia , yang pada umumnya dimanapun di dunia ini  , seperti halnya para coass itu :

 

          “ Robbighfirli, Warhamni, Wajburni, Warfa'ni, Warjukni, Wahdini, Wa'afinii, Wa'fuannii “   yang artinya  :  Ya Tuhanku, Ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah (kekurangan) ku, angkatlah derajatku, beri aku rezeki, beri aku petunjuk, berikanlah aku kesehatan dan maafkanlah kesalahanku" .

 

Dalam Al Fatihah pun berisi doa / permohonan untuk mendapat petunjuk jalan yang benar : :

 

           “ ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm “ yang berarti : tunjukilah kami jalan yang lurus / benar

 

          Tapi karena kita beragama Islam maka doa atau shalat tersebut disertai dengan gerakan-gerakan tubuh yang sudah ditentukan seperti gerakan bersedekap , rukuk , sujud dll.  Ternyata yang melakukan shalat atau berdoa bukan kita saja , semua umat manusia juga shalat atau berdoa kepada yang maha pencipta  dunia dan alam semesta , tapi tentu saja dengan gerakan –gerakan tubuh yang berbeda tapi dengan doa yang sama atau senada. Kalau kita perhatikan baik-baik ayat diatas itu adalah harapan setiap orang di dunia , dimanapun dia berasal , bangsa apapun , suku apapun. Seperti mendapat rezeki , selamat di dunia , mendapat derajat yang tinggi di masyarakat , cukup dan tidak kekurangan dll. Doa ( Shalat ) itu berisi harapan yang bersifat Universal.

 

             Di dalam buku Karen Armstrong yang berjudul ” Sejarah Tuhan “ di hal.27 , Wilhem Schmidt dalam bukunya “ The Origin of The Idea of God “ yang diterbitkan tahun 1912  menyatakan bahwa “ telah ada suatu Monotheisme primitive (paham yang menyembah satu Tuhan ) sebelum mengenal banyak dewa. Pada awalnya mereka mengakui hanya hanya ada satu Tuhan Tertinggi , yang telah menciptakan Dunia dan menata urusan manusia dari kejauhan. Kepercayaan terhadap satu TuhanTertinggi ( kadang disebut Tuhan langit , karena diasosiasikan dengan ketinggian ) masih terihat dalam agama suku-suku pribumi di Afrika. Mereka mengungkapkan kerinduan kepada Tuhan melalui doa , percaya bahwa dia mengawasi mereka dan akan menghukum setiap dosa. “ 

              Kepercayaan mereka yang “ percaya bahwa  Dia mengawasi mereka dan akan menghukum setiap dosa. “  sama persis dengan konsep orang bertakwa pada Ayat Alquran Al Anbiya 48-49 diatas. Kata yang berbeda tapi maksud yang sama. Dengan begitu bila mereka berbuat baik karena takut akan hukuman Tuhannya kelak setelah hari kiamat , maka merekapun adalah orang-orang yang bertakwa.



             Keterangan gambar : Semua manusia berdoa atau Shalat kepada Tuhannya dengan gerakan tubuh yang berbeda. Mereka semua sama ,  memohon pertolongan kepada Tuhan Sang Maha pencipta seluruh kehidupan dan alam semesta yang berdiam di langit.

 

           Ajaran tentang orang bertakwa dalam Islam ini mirip pula dengan ajaran Agama Kahariangan agama Orang Dayak dan Agama Marapu , agamanya Orang Sumba yang saya jumpai. Merekapun dapat bertakwa dengan nilai-nilai agama mereka.  Ketika saya bertugas di daerah terpencil di Kalimantan tahun 1990an , saya beruntung berkenalan / bersahabat dengan orang Dayak , penduduk asli Kalimantan. Dalam kepercayaan / Agama nya ( Google : Agama Kaharingan ) setiap orang akan takut berbuat kerusakan dalam Hutan. Bahkan mematahkan ranting dengan dengan sengaja dengan  sia-sia  , tanpa tujuan untuk kebutuhan hidup , akan mendapat hukuman dari Tuhannya yang Satu , yang bersemayam di langit.  Nama Tuhannya : Ranying Hattala Langit  yang berarti Tuhan yang Maha Tunggal / Esa . Google : arti Ranying Hattalla langit . Dengan begitu Hutan akan lestari , tapi sayang era booming Kayu di tahun 1980an , penebangan Hutan besar-besaran oleh “ orang luar “ maka rusaklah hutan mereka. Mereka juga punya konsep : bahwa manusia hidup sementara , maka berbuat baiklah karena semua kelak akan kembali kepada Tuhan ( Ranying Hatalla Langit ) . Dengan upacara Tiwah , Ruh manusia yang berbuat baik itu akan masuk Liwutatau ( surga ) . Info lebih lanjut ketik  di Google : Agama Kaharingan dan Tiwah mengangkat leluhur ke Surga.

                 Demikian pula dengan agama Marapu. Mereka percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan bahwa setelah akhir zaman ( kiamat ) mereka akan hidup kekal di dunia roh, yaitu di surga Marapu yang dikenal sebagai Prai Marapu. Tentu saja bila semasa hidupnya di dunia memenuhi segala nuku-hara (hukum dan tata cara) atau tata tertib hidup yang berisi ajaran kebajikan tentunya. Kadang kita salah paham mengira mereka memuja Ruh nenek moyang , padahal mereka “ hanya menghormati “ seperti kita menghormati orangTua kita. Sangat di hormati karena Ruh nenek moyang iniah yang akan menyampaikan segala  permohonan ke Tuhannya  yang bernama Mawulu Tau-Majii Tau yang berarti Tuhan yang Maha Esa , yang menciptakan Alam Semesta dan segenap mahluk hidup termasuk manusia. Googe:Agama Marapu Sumba

 

         Ajaran-ajaran yang sangat mirip tersebut juga membuktikan bahwa Tuhan maha Adil dan Maha bijaksana mengirim utusan-utusan Tuhan ( Rasul ) kepada seluruh Suku Bangsa di dunia ini , bukan hanya bangsa Arab saja seperti yang selalu di kumandangkan sebagain pihak.

           

AJARAN ALQURAN TERHADAP AGAMA NON ISLAM

 

Berlaku adil diantara mereka

 

          Agar menjadi sederhana  saya akan menggunakan istilah Islam dan non Islam ( Kristen , Yahudi, Marapu , Kaharingan , Sunda wiwitan , Budha , Hindu , Kong Hu Cu , agama Jawa dan kepercayaan / Agama lainnya ). Saat itu ketika awal kenabiannya , tentu tak seorangpun yang percaya bahwa Nabi Muhammad adalah seorang Nabi. Bisa digambarkan sekarang misalnya , tiba-tiba teman anda berkata lantang “ saya adalah Nabi utusan Tuhan yang Maha Esa  “. Tentu anda dan semua orang akan tertawa terbahak dan tentu saja ada yang mengolok-olok dan mengejek teman anda yang mengaku Nabi itu. Demikianlah kondisi Nabi Muhammad ketika beliau berkata kepada orang – orang bahwa beliau seorang Nabi . Maka turunlah Ayat Asy –Syura 15 yang tidak usah saya tafsirkan karena sudah sangat jelas.

 

              “  Maka karena itu serulah dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah; "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami, dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali "

 

            “ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “.(  Al Maidah 8 )

Setiap Orang shalat / berdoa dengan Kiblatnya Sendiri-Sendiri

 

            Seperti telah disebutkan diatas bahwa ajaran Tuhan/ Alquran adalah selalu berbuat baik kepada orang lain. Mengenai Agama / kepercayaan , Alquran memberi petunjuk agar kita tidak meributkan siapa yang benar karena semua memang sudah menyembah Tuhan pencipta Alam semesta ini , tapi berlomba-lombalah  berbuat kebajikan pada orang lain.

 

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya “. ( Al Isra 84 )

 

                “ Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). …“ ( Al Baqarah 148 )

 

 

TERBENTUKNYA DESA DAN ORANG DESA

 

Setiap Orang Punya Adat Budayanya Sendiri

 


                  Keterangan Gambar: Model pakaian sesuai kebutuhan Iklim / cuaca. Ketika nenek moyang kita Homo Sapiens keluar dari Afrika 100.000 tahun yang lalu , mereka menyebar ke seluruh penjuru dunia. Mereka menempati lahan-lahan kosong yang belum di huni manusia modern seperti kita. Tapi  segala jenis tumbuhan dan hewan semua sudah ada ( malah lebih komplit , belum ada yang punah dibanding jenis hewan sekarang ) . Mereka ini kemudian beranak pinak disuatu daerah membentuk desa. Kelompok manusia itu  yang membentuk desa itu disebut Indigenous people / orang asli / orang desa . Gambar 1 : Ketika mereka sampai di kutub utara yang sangat dingin , mereka melindungi kulitnya dengan pakaian yang tebal , orang asli daerah ini disebut orang Eskimo. Gambar 2 : Kelompok lain sampai di daerah hutan belantara yang sejuk , lembab banyak hujan dan banyak air sungai mengalir , orang asli daerah ini di sebut orang Jawa , orang Dayak , orang Batak dsb. Karena lembab dan panas ( jawa : sumuk ) mereka menyesuaikan diri dengan banyak anggota badan yang sedikit terbuka. Agar terasa nyaman , Rambut , wajah , leher , sebagian lengan dan kaki terbuka sehingga terkena angin segar yang sejuk semilir menerpa bagian badan itu. Gambar 3 : Sebagian lagi , karena perubahan Iklim menjadi daerah gurun pasir yang panas di Arab Saudi. Kondisi ini  membuat para penduduknya berpakaian tertutup. Orang asli ini disebut orang Badawi ( Badawi artinya gurun ) . Orang Perancis menyebutnya Bedouin People ,  kemudian lafal Indonesia menjadi orang Baduy. Pakaian tertutup ini mencegah dehidrasi. Majalah National Geographic mengatakan seseorang di bawah terik panas matahari jam 12 siang di padang pasir saat suhu 45-50 derajat Celcius pada suhu seperti itu , dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek seseorang akan mati kering / dehidrasi dalam 4 jam.

 

Macam-macam orang desa dan pakaiannya



 

BEDA BUDAYA KOTA DAN BUDAYA DESA

 

 

                 Keterangan Gambar : Beda budaya Kota ( Urban ) dan budaya Desa ( Rural ). Gambar 1 : Sebuah Band anak muda di Jakarta. Budaya di kota -kota besar sangat terbuka menerima budaya luar , yang bukan berasal dari sukunya. Tampak  pria dan wanita bercampur memakai pakaian yang sedang tren di dunia. Memainkan musik , menari , menyanyi yang bukan dari budayanya. Gambar 2 : Budaya Desa ( rural ) adalah budaya yang masih asli ( indigenous people ) nenek moyang para pemain band itu. Berbeda dengan budaya Arab Baduy pedesaan yang memisahlan pria dan wanita  , tampak pria dan wanita bercampur saat panen padi bersama. Kebutuhan tenaga dan tradisi desa yang membuat mereka hidup rukun saling tolong menolong. Pakaian asli mereka adalah kebaya dengan rambut terlihat. Gambar 3 dan 4 : Kesenian di negara agraris sangat berkembang dan kaya. Berbagai perayaan atau Festival dibuat untuk mengekspresikan rasa senang dan syukur terhada Tuhan Yang maha esa karena panen berhasil baik. Expresi kegembiraan ini bisa berbentuk Tarian maupun alat seni. Banyaknya tanaman Kayu menciptakan alat seni Gitar , biola , gamelan , kendang , rebab , seruling dan masih banyak lagi. Walaupun anak keturunannya di kota-kota besar sudah tidak memakai pakaian asli dan kesenian nenek moyang mereka di desa ( misalnya : jawa pakaian kebaya , bisa juga pakaian orang Dayak , Papua tergantung dari sukunya )  tapi nilai-nilai karakter / ahlak yang baik yaitu berbuat baik bagi orang lain ,  menjadi orang jujur , tidak menipu , sopan kepada orang tua , bermanfaat bagi orang lain masih terus dijaga dan di pertahankan. Inilah yang dikehendaki Alquran : bermanfaat bagi orang lain dengan budayanya masing-masing ( termasuk cara berpakaian ). Berkesenian ini juga yang membedakan dengan orang desa Arab baduy gurun pasir.

 

Orang Arab Baduy desa tanpa kesenian dan alat musik

         


               Gambar paling kiri memperlihatkan panasnya gurun pasir membakar , tidak ada pohon tempat untuk berteduh membuat seseorang seperti hidup dil tengah lapangan sepakbola seumur hidupnya. Untuk menghindari teriknya panas matahari dibutuhkan pakaian yang melindungi  dengan metupi seluruh tubuh. Tampak tiga macam model Jilbab pakaian adat Arab Saudi yang paling banyak dipakai. Berbeda dari budaya Agraris ( budaya pertanian ) yang mencampurkan pria dan wanita , budaya Arab Baduy memisahkan pria dan wanita. Hal ini karena terjadinya perang antar desa memeprebutkan makanan. Hal ini tidak lepas dari berubahnya kesuburan tanah Arab Saudi menjadi gurun pasir , karena berubahnya angin munson sejak 10.000 tahun yang lalu. Hal ini  mengakibatkan musim kemarau yang parah. 

 

          Dari semua Anak cucu Homo Sapiens diatas , Arab Saudi paling berbeda karena kondisi alam yang tandus .  Mode pakaian yang tertutup rapat untuk melindungi kulit dari cuaca panas ekstrem ( 50 derajat Cecius ) dari sinar matahari yang  membakar. Bila negara lain pakaiannya sangat berwarna , pakaian mereka amat sangat sederhana . Hal ini karena tidak ada tumbuhan yang menghasilkan zat warna yang dapat hidup di gurun pasir . Tidak adanya tumbuhan / pohon kayu juga berdampak mereka tidak punya alat musik tradisi seperti gitar , biola , kendang dll.Demikian pula mereka tidak mempunyai bentuk kesenian tari selain tari perang yang dilakukan hanya para pria , karena  tradisi / kebiasaan hidup mereka sehari-hari adalah berperang . Akibatnya  pria dan  wanita harus dipisah karena perang antar desa yang terjadi setiap hari . Perang memperebutkan makanan.

 

Mewajibkan Jilbab melanggar Hak azazi manusia

 

                Tafsir dari Firman Tuhan sangat tergantung dari latar belakang budaya , pendidikan. Bahkan mengaca dari situasi pemilu 2019 sekarang , tafsir Alquran bisa juga tergantung dari aliran politiknya. Oleh sebab itu tafsir dari seorang ulama yang benar haruslah sesuai dengan realitas kehidupan sehari-hari ( ayat Kauniyah )  Maka bila tafsir Itu tidak sesuai dengan kehidupan manusia sehari-hari/realitas kehidupan maka tafsir itu salah.

              Sejak terjadinya Revolusi Islam Iran 1979 yang menghendaki Budaya Arab Baduy ( yang terdapat dalam kitab Hadis ) sebagai ciri umat Islam , tafsir Al Ahzab 59 dan An Nur 31pun ikut menyesuaikan. Firman Tuhan yang terkait suatu peristiwa yang menimpa umat islam sa’at itu yang tidak ada hubungannya dengan wajib jilbab , akhirnya ditafsirkan menjadi ayat yang mewajibkan Jilbab  Jelaslah tafsir ini melanggar hak azazi setiap orang yang bukan berasal dari sana. Sebagai contoh begini. Kita tahu bahwa jibab ada yang menampakkan “ wajah dan telapak tangan “ seperti wanita muslim Indonesia sekarang  ( Gambar bawah nomer 2 dari kanan ) termasuk anda. Dan ada pula model yang “ menutupi seluruh tubuh termasuk wajah “ ( Gambar bawah paling kanan ). Baiklah saya akan menanyakan pada anda wanita muslim Indonesia , apakah anda bersedia diwajibkan memakai model Jilbab yang “ menutupi seluruh tubuh termasuk wajah? Pasti anda tidak mau. Karena tertutup semua wajah menjadi repot dan yang terutama anda tidak bisa melihat wajah anda sendiri. Sebaliknya wanita muslim Indonesia yang memakai model jilbab yang “ menutupi seluruh tubuh termasuk wajah “ diwajibkan “ memakai jibab yang terlihat wajahnya, maukah anda ? Pastilah tidak mau. Karena melanggar aturan Ustadz / keyakinan anda.

 

 

                 Demikian pula orang yang biasa memakai pakaian yang terlihat rambut , leher dan telinga gambar 1 - 4 diwajibkan memakai pakaian jilbab gambar 5 dan 6 yang setiap hari menutupi rambut , tentu tidak mau. Tentu punya alasannya sendiri juga, misal ingin merasakan desiran angin laut , hembusan angin di pegunungan yang sejuk , menjadi tidak bisa. Ingin tampil berpakaian tradisi kebaya dengan model sanggul rambut yang dirasakan sebagai keindahan menjadi tidak bisa. Mewajibkan suatu kebiasaan sehari-hari / adat tradisi ke orang yang mempunyai kebiasaan tradisi berbeda adalah tidak adil karena melanggar hak orang itu untuk berpakaian sesuai kebiasaan adatnya. Lantas bagaimanakah ajaran Tuhan ? Alquran yang maha adil dan bijaksana mengatakan di bawah ini.

 

Ajaran Islam yang humanis

 

                Ajaran Tuhan/Alquran adalah ajaran tentang kemanusiaan/Humanisme yang menghargai setiap manusia sesuai dengan keadaannya sejak dia dilahirkan dalam lingkungan budayanya masing-masing.

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. ( Al Isra 84 )

 

             Ajaran Tuhan yang mewajibkan agar  “ setiap orang berbuat menurut keadaan kita masing-masing” sangat adil dan bijaksana. Karena  keadaan adat kebiasaan /  budaya sehari-hari adalah bentuk penyesuain kenyamanan terhadap kondisi alam sekitar. Pakaian orang Eskimo yang sangat tebal karena reaksi terhadap cuaca yang sangat dingin di kutub tentu tidak cocok diwajibkan / dipaksakan untuk pakaian orang Indonesia. Demikian pula menyangkut kebiasaan yang lain. Keadaan Orang Jepang  berbeda dengan orang Korea berbeda pula kadaannya dengan  Orang Eropa , orang Cina , orang Arab , orang Indonesia. Semua orang tentu keadaannya berbeda-beda sesuai keadaan lingkungannya , adatnya , budayanya , agamanya sendiri-sendiri. Bila dipaksakan suatu adat ke adat bangsa lain tentu seseorang merasa diperlakukan tidak adil yang membuat seseorang tertekan karena bukan adat kebiasaannya. Selain itu pemaksaan adat suatu suku bangsa ke bangsa lain akan merusak budaya suku yang dipaksa itu.

           Iniah  sebuah ajaran Tuhan yang maha adil dan maha bijaksana. Sebuah ajaran Tuhan yang adil karena menghimbau / sebaiknya setiap orang berbuat sesuai hak azazinya untuk berkspresi sesuai budayanya . Tidak ada ada keharusan/kewajiban untuk berperilaku seperti bangsa Arab , Cina , India , Korea ,Jepang . Kita berbuat sesuai budaya kita masing-masing sebagai budaya bangsa Indonesia yang beragam suku , seperti budaya Jawa , Sunda , Bugis , Makassar , Aceh, Kalimantan dll. Sesuai ajarannya di Alquran :

 

“ Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan …” (QS. Asy-Syuara : 183)

 

        “ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan …” (  An Nahl 90 )

 

 

PISAHKAN AJARAN TUHAN ( ALQURAN ) DAN AJARAN ORANG ( HADIS )

 

Memahami Panutan Kita Orang-Orang Arab

 

              Nabi Muhammad adalah orang asli bangsa Arab , otomatis orang di sekitar beliau dan para penerusnya yang kita kenal sebagai Ulama , tentu dipandang lebih tahu mengenai ajaran Islam. Ulama adalah panutan Umat Islam. Berubahnya Ulama selalu akan diikuti umatnya. Ulama dulu termasuk wali songo memandang  yang wajib dicontoh dari Nabi Muhammad dan para sahabat adalah moralnya yang baik dan perilakunya yang baik , yaitu selalu menolong orang lain dengan jujur , dapat dipercaya ( amanah ) , selalu menepati janji dan masih banyak lagi perilaku-perilaku beliau yang baik. Dengan kata lain yang di ikuti adalah karakter moral Nabi Muhammad dan para Sahabat yang wajib ditiru. Tapi ulama sekarang karena terpengaruh dua buah peristiwa politik yang menggoncangkan dunia Islam , yaitu Revolusi Islam Iran 1979  , membuat para Ulama kita sekarang bukan saja mencontoh Karakter Nabi Muhammad dan para Sahabat tapi juga  juga mewajibkan perilaku sehari-hari / adat  beliau yang terkait dengan budaya Arabnya yang tertulis dalam kitab-kitab Hadis .

           Seperti halnya saya yang orang Jawa pastilah segala apa yang saya ucapkan adalah cerminan  dari akar budaya saya yang orang Jawa.  Misalnya tentang pakaian , saya selalu akan berkata pakaian Surjan ( pakaian pria Jawa ) beserta blangkon ( topi adat Jawa )  dan untuk wanitanya pastilah saya akan  menyinggung Kebaya dan sanggul ( model rambut )  . Demikian pula Nabi Muhammad , para Sahabat dan segenap para Ulama itu , sebagai manusia biasa seperti kita  , tentulah ucapan-ucapan nya / Hadistnya ( Hadis artinya Ucapan ) yang berisi perilaku / Sunah ( Sunah artinya perilaku ) tentulah cerminan dari Budaya Arabnya juga. Bila mereka bercerita tentang pakaian pria tidak mungkin mereka akan berkata pakaian surjan tentu mereka akan berkata pakaian Gamis ( jubah ) beserta Keffiyeh ( kerudung kepala pria ) ‘ Dan para wanitanya tentu akan menyinggung pakaian Jilbab atau Jalaba  ( jubah dan kerudungnya ). tidak mungkin mereka berpakaian kimono , hanbok atau kebaya.  Hal yang wajar dan tidak usah dilebih-lebihkan. Setiap manusia memang punya budayanya sendiri. Nabi Muhammad sebagai manusia biasa , seperti halnya saya anda , dan semua orang di dunia ini  tentu akan terpengaruh kebiasaan sehari-hari /adat budaya suku dimana kita berasal . Alquran menerangkan tentang kemanusiaan beliau seperti orang pada umumnya :

           “Katakanlah, “Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanyalah manusia yang menjadi rasul?” (Q.S Al-Isra’ ayat 93)

             Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini manusia sepertimu, yang diwahyukan kepadaku, “Sungguh Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa.” (Q.S Al-Kahfi ayat 18)

              Oleh sebab itu kita harus mengetahui akar budaya beliau agar kita bisa memisahkan mana yang ajaran orang / manusia / Hadis dan mana ajaran Tuhan / Alquran. Untuk itu kita harus mempelajari dulu asal mula timbulnya budaya atau adat kebiasaan sehari-hari orang Arab.

SEJARAH ORANG-ORANG ARAB

 

Bencana Nasional kekeringan

 

             Setelah secara umum saya menggambarkan terciptanya manusia dan budaya-budaya mereka yang di bentuk oleh lingkungan desanya masing-masing , maka selanjutnya tulisan berikut akan menyoroti khusus tentang terbentuknya budaya Arab Baduy di Jazirah Arab. Sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh Paul K Hitti ( ditulis tahun 1937, edisi pertama) dalam Bukunya  “ Sejarah orang-orang Arab “ atau “ History of The Arabs “ , dengan Ilmu pengetahuan modern , para ahli sekarang dapat mengetahui bahwa dulu , 10.000 tahun yang lalu , semenanjung Arab adalah sebuah tanah yang diselimuti hutan rimba , layaknya seperti Indonesia. Pohon pohon tumbuh subur , ratusan sungai mengalir, hewan hewan seperti Ikan , Tapir , kuda nil hidup disana. Itu dibuktikan dari banyaknya Wadi : sungai kering di padang pasir  ,  sumber minyak bumi yang berasal dari tanaman dan juga fosil fosil yang ditemukan. Tapi , seperti halnya sekarang , iklim berubah drastis. Lambat laun hujan yang turun mengikuti siklus bumi sepanjang 6 bulan setiap hari , di susul musim kemarau 6 bulan , menjadi hanya hujan setahun hanya 1-2 kali. Akibatnya terjadilah deforestry  ( hutan yang menggundul ) menuju desertisasi ( penggurunan )  yaitu tanah subur menjadi gurun pasir dengan panas matahari yang membakar . Suhu di padang pasir itu   mencapai 45 bahkan bisa sampai 50 derajat celcius. Sebagai perbandingan Jakarta yang saat sangat panas mencapai 32-36 derajat C.


  

       Daerah tanah hijau yang subur , banyak tumbuh tanaman , pohon2an , banyak air mengalir masih tersisa di Jazirah Arab bagian Timur ( lihat gambar kanan yang masih hijau ) seperti negara Oman . Silahkan ketik Google Image Dhofar green atau Youtube Wadi Al Bardani atau Tak Hanya Indonesia, Ternyata Arab Saudi Juga Punya Lembah Yang Indah , Youtube Al Fayfa Mountain , Youtube Dhofar waterfall, Kheef Dhufar.

          Sumber Google : Arabia was once a lush Paradise of grass and woodsland on BBC dan Alluvial fan records from southeast Arabia reveal multiple windows for human dispersal ( sebuah Journal Geology International tahun 2015 ) atau Ancient Saudi Arabia was once lush and Green.

Para penyintas bencana nasional kekeringan di Jazirah Arab

 

               Di Arab Saudi sekarang ada dua daerah yang berbeda akibat perubahan arah angin monsun. Gambar 1 dan 2 :  Daerah padang pasir  yang masih di huni oleh Anak cucu Bangsa Semit yaitu orang Baduy / Bedouin Arab ( dari kata Badawi : Gurun pasir ) akan kita lihat saat kita menunaikan ibadah Haji atau Umroh . Gambar 3 dan 4 : daerah yang masih banyak turun hujan , sungai yang mengalir dan tanah yang subur banyak tumbuhan maupun rumput yang menghijau.


Silahkan ketik Google Image : Wadi Al Bardani atau Tak Hanya Indonesia, Ternyata Arab Saudi Juga Punya Lembah Yang Indah


Penggurunan di abad modern



        Proses Tanah subur menjadi gurun karena tidak turunnya hujan juga mulai terjadi di Afrika selatan dan India Timur di daerah Hatkarwadi. Selanjutnya tidak adanya air hujan memicu penggurunan di Hatkarwadi didaerah India Timur ( lihat atas peta gambar 3 ) sebuah daerah pada peta dekat Arab Saudi ( tanda merah diatas ) . Tiadanya makanan dan air bersih membuat penduduknya lari meninggalkan daerahnya. Sejarah juga mencatat bahwa Bangsa Semit yang berasal dari Arab Saudi mengungsi / migrasi ( berpindah besar-besaran ) 3000 SM . Gambar paling kanan : Tampak seorang warga yang bertahan bermukim di daerah itu ,  mengenakan pakaian serba tertutup untuk menahan panas. Hal yang sama yang terjadi pada penduduk Jazirah Arab.

 

        Sumber Google : 3 tahun kekeringan , muslim capetown gelar doa minta hujan dan Kisah warga India bertahan di desa yang 3 tahun tak di guyur hujan.


BANGSA ARAB / SEMIT MENGUNGSI KARENA

BENCANA NASIONAL KEKERINGAN


Bencana Nasional mengubah tatanan bangsa

 

              Bencana nasional yang menimpa bangsa Indonesia dengan merebaknya virus corona di seluruh kota dan pelosok desa bukan saja membuat tatanan sosial atau masyarakat  berubah ( memakai masker , jaga jarak antar manusia atau sosial distancing , tidak boleh berkerumun dst ) juga menghancurkan ekonomi dan kesejahteraan warga masyarakat kita. Banyak orang kemudian menjadi miskin dan akhirnya kelaparan. Hal yang sama terjadi pada masyarakat / bangsa Arab yang bermukim di Jazirah Arab. Bencana Nasional kekeringan , menyebabkan tidak adanya air memicu matinya tanaman  panganan seperti sayur- sayuran , pohon buah-buahan. Tiadanya makanan dan air bersih membuat penduduknya lari meninggalkan daerahnya. Sejarah juga mencatat bahwa Bangsa Semit yang berasal dari Arab Saudi mengungsi / migrasi ( berpindah besar-besaran ) 3000 SM  atau lima ribu tahun yang lalu ke utara , ke daerah Israel , Suriah , Yordania , Irak dan Iran. Google : History of migration Semitic People 3000 BC .

 

           Tatanan masyarakat penduduk di Jazirah Arab-pun berubah. Dengan adanya proses Deforestry ( kemusnahan Hutan ) dan Desertisasi ( pembentukan gurun pasir ) yang panas membakar 10.000 tahun yang lalu , membuat masyarakatnya berpakaian serba tertutup ( lihat bawah )


            Keterangan Gambar 1 dan 2 : Sinar matahari yang membakar kulit membuat penduduknya baik pria dan wanita memakai pakaian yang tertutup yang hanya menyisakan kedua mata untuk melihat. Tertutupnya hampir seluruh wajah selain berguna untuk melindungi wajah dari matahari juga untuk menutupi / melindungi hidung bila pasir/ debu berterbangan. Gambar 3 dan 4 . Tukang sapu di pinggir jalan Bantul Yogyakarta Indonesia , ketika bekerja dibawah terik panas matahari jam 12 siang. Pakaian jenis ini hanyalah reaksi yang wajar sebagai reaksi manusia terhadap alam lingkungan sekitar. Sekarang di Indonesia khususnya di kalangan umat Islam timbul anggapan bahwa pakaian Jilbab dan sejenisnya adalah pakaian yang suci. Islam yang Fokus mengajarkan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan / humanisme seperti menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain , berubah fokus hanya menjadi orang berpenampilan suku Arab baduy padang pasir ( lihat gambar atas ) . Konsep Islam yang memperbaiki karakter / moral ( faktor Internal ) orang jujur atau baik / orang Saleh ( Saleh artinya jujur / baik )  yang selalu berbuat kebajikan/Amal Saleh  ( Amal : berbuat , Saleh : baik / jujur  ) kepada orang lain berubah menjadi ajaran untuk mempunyai kebiasaan hidup sehari-hari atau adat budayanya nenek moyang orang Arab itu. Hal ini terjadi karena viralnya pengaruh politik Revolusi Republik Islam Iran 1979 yang mewajibkan budaya Arab Baduy ini sebagai identitas perlawanan muslim terhadap barat. Google : Historia : Membuka bab sejarah Jilbab.

            Kesalah pahaman menganggap pakaian jilbab ini , sebuah pakaian yang suci dan sebagai penanda orang bertakwa harus diluruskan . Karena ini hanyalah sekedar pakaian pelindung panas yang juga dipakai di Indonesia oleh para penyapu jalanan , pengaspal jalan , tukang parkir , pemudik lebaran , pengendara sepeda motor di siang hari , buruh tani penanam padi dan segala profesi yang berpanas-panas dibawah teriknya sinar matahari.

 

 

           Keterangan gambar atas : Para pemudik hari raya  juga memakai pakaian tertutup untuk menghindari panas teriknya sinar matahari. Reaksi yang sama saat orang Arab Baduy  ( bangsa Semit ) , nenek moyang orang Arab yang memakai pakaian tertutup ( Thawb dan keffiyeh untuk pria dan Jalaba atau Jilbab untuk wanita ) . Mereka hidup 24 jam di bawah panas teriknya sinar matahari gurun pasir.

 

 

BANGSA SEMIT 3500 SM

 

Bangsa Semit nenek moyang Nabi Muhammad dan para Sahabat

 

                 Syariat Islam atau hukum Islam adalah suatu Ijtihad ( pemikiran ) jumhur Ulama ( golongan terbesar ) yang tentu saja berbangsa Arab yang bersumber dari Kitab Alquran ( ajaran Tuhan / Allah ) dan Kitab Hadis ( berisi ucapan Nabi Muhammad dan para sahabat yang terkait kebiasaan sehari-hari / adat budaya bangsa Arab ). Hasil pemikiran para ulama Arab tentang Hukum Islam / Syariat Islam tentu terkait dengan Budaya Arabnya. Tidak mungkin hasilnya akan ada kata-kata Blangkon ( tutup kepala pria Jawa ) , atau kebaya dengan model sanggul yang Indah , menari di iringi gamelan atau apa saja yang menjadi budaya Indonesia. Karena memang mereka lahir di Jazirah Arab yang terkait dengan budaya nenek moyangnya bangsa Arab seperti : memakai kerudung beserta jubahnya ( jilbab ),  memisahkan pria dan wanita , melarang bersalaman pria dan wanita yang bukan saudara , berkesenian menari maupun menyanyi , membuat patung /lukisan mahluk hidup dan masih banyak lagi. Untuk itu tidak bisa tidak , kita harus mempelajari terbentuknya kebiasaan hidup mereka sehari-hari / adat budaya mereka yang berasal dari nenek moyang mereka bangsa Semit atau anak turunnya suku Bangsa Arab Baduy , yang masih bisa kita lihat sekarang di gurun pasir Mekah / Medinah saat kita menunaikan Ibadah Haji / Umrah.

 

     Harian Kompas tanggal 28 mei 2020  halaman 8 kolom Sains , dengan mengutip Jurnal Nature Plant pada 15 mei 2020 , 4200 tahun yang lalu ( dikenal sebagai epos 4.2 k ) , terjadilah pendinginan di seluruh penjuru dunia / Global. Akibat peristiwa itu terjadilah kekeringan disebagian wilayah dan menyebabkan mundurnya peradaban Mesopotamia , Mesir hingga lembah Yangtze / Cina tempat asal usul pembiakan padi pertama kali 9000 tahun yang lalu. Dampak bencana kekeringan nasional ( yang melibatkan sebagain besar masyarakat / bangsa ) menyebabkan migrasi bangsa Cina dari daerah lembah Yangtze membawa teknologi ilmu bercocok tanam padi ke Korea , Jepang dan ke selatan ke Asia Tenggara antara lain Thailand , Malaysia dan Indonesia. Peristiwa perubahan iklim dari iklim banyak hujan menjadi iklim kering / kemarau yang menimpa suatu wilayah luas juga terjadi di jazirah Arab yang menyebabkan banyak pepohonan / tanaman penghasil makanan yang mati. Akibatnya menyebabkan bangsa Semit yang berdiam di daerah itu migrasi besar-besaran ke utara ( lihat peta bawah ).



             Gambar A : Buku  “ Sejarah orang-orang Arab “ atau “ History of The Arabs “ karangan Paul K Hitti ( ditulis tahun 1937, edisi pertama) sebagai rujukan utama penulis.  Gambar B : Angka 1 : Serombongan Homo Sapiens nenek moyang kita ada yang ke Arab Saudi. Kala itu Arab Saudi masih mempunyai iklim dengan curah hujan lebat , hutan yang rindang , padang rumput yang menghijau dan banyak hewan / binatang yang hidup. Keadaan ini sampai 10.000 SM . Kemudian berangsur menjadi Gurun pasir. Sumber Google : Arabia was once a lush Paradise of grass and woodsland on BBC dan Alluvial fan records from southeast Arabia reveal multiple windows for human dispersal ( sebuah Journal Geology International tahun 2015 ) atau Ancient Saudi Arabia was once lush and Green.

 Angka 2 : Bencana Nasional ( bencana yang melibatkan suatu wilayah yang luas dan bangsa yang ada di situ ) yang menimpa Bangsa Semit  tahun 3500 SM membuat mereka pindah dari Gurun , mengungsi pindah / migrasi ke utara dengan dua tujuan. Pertama mereka menuju  Afrika timur dan bercampur dengan penduduk Hamit di Mesir. Dari percampuran ini menjadi bangsa Mesir.  Mereka meletakkan dasar peradaban kita diantaranya rumah batu dan kalender Matahari. Kedua  mereka menuju ke utara dan  membangun basis hunian di lembah Efrat  dan Tigris yang sudah lebih dulu di huni oleh masyarakat berperadaban tinggi Bangsa Sumeria ( yang sekarang termasuk wilayah  Irak , Iran)   ( hal 11-12 ). Sumber lain : google : Migration of Semitic people .Gambar 3 : “ Suku Arab Baduy pedesaan“ biasa disebut juga orang Badawi ( Badawi artinya gurun ) atau Bedouin people / orang Baduy menurut lidah kita orang Indonesia , anak cucu bangsa Semit yang masih bertahan di gurun pasir Jazirah Arab. Orang – orang ini masih kita lihat saat kita berhaji  atau ber-umroh di sekitar Mekah dan Madinah. Setelah Arab Saudi berubah menjadi gurun akibat cuaca yang berubah  mereka mengembara ( nomaden )  mencari padang rumput dan oasis untuk ternak unta dan kambing.


Berebut makanan karena bencana nasional kekeringan


            Seperti disebutkan diatas , karena perubahan angin monsun , jazirah Arab yang banyak Hujan menjadi jarang hujan / beberapa kali setahun . Sebuah tempat yang seperti Indonesia : banyak hujan , banyak sungai mengalirkan air yang jernih , tumbuh hutan yang lebat beserta hewan membuat penduduknya tidak kekurangan makanan. Tetapi karena perubahan yang terjadi sejak 10.000 tahun yang lalu itu membuat tanah yang subur menjadi tanah kering , menjadi gurun pasir yang tandus. Konsekuensi logisnya  penduduknya saling berebut makanan untuk mempertahankan hidup. Akhirnya yang terjadi adalah saling berebut makanan antar desa. Tidak heran bila selanjutnya Paul K Hitti menulis tentang nenek moyangnya ini  : “ Salah satu fenomena penting yang dimunculkan oleh pola hubungan ( relasi) antar suku (antar desa) di kawasan semenanjung Arab adalah maraknya peristiwa pembegalan atau perompakan terhadap kafilah , atau perkemahan suku lain. Ghazw ( serbuan kilat atau razia ) bila tidak dipandang sebagai  Organisasi Bandit Liar  , dibentuk berdasarkan kondisi sosial-ekonomi kehidupan gurun hingga menjadi semacam Institusi sosial ( yaitu lembaga yang hidup di masyarakat , suatu kebiasaan yang telah menjadi adat  ) . Razia dan perompakan merupakan fondasi struktur ekonomi masyarakat Badui penggembala. Dikawasan gurun pasir , tempat semangat peperangan dianggap sebagai kondisi mental yang menahun( kronis) , serangan kilat ( Ghazw) merupakan salah satu dari beberapa pekerjaan laki-laki. …… “( hal 30). Gambaran ini semacam “perang antar desa” yang terjadi setiap hari. Mereka menamakan hari-hari itu sebagai “ Hari-harinya orang Arab “ atau “ Ayyam al-Arab “ yang berarti permusuhan antar suku yang secara umum muncul akibat persengketaan seputar hewan ternak , padang rumput dan mata air (Paul K.Hitti : pada History of Arabs hal 116 ). ). Ketika tetangga propinsinya bangsa Sumeria mengembangkan budaya yang tinggi di Mesopotamia di  lembah diantara dua sungai Euprat dan Tigris ( sekarang Irak )  mereka ini masih sibuk berperang.  Kesuburan lembah Mesopotamia membuat penduduk nya ( bangsa Sumeria ) makmur dan sejahtera membuat mereka sempat mengembangkan kebudayaan yang tinggi. Berkebalikan dengan bangsa Semit penduduk di Jazirah Arab ini yang setiap hari selalu berperang  dan tidak ada lahan yang subur membuat mereka menjadi “ bangsa Nomad “  , yang selalu berpindah mencari air dan tanah yang subur untuk mengembala ternak ( kambing dan Unta). Kemudian Paul K. Hitti meneruskan tulisannya tentang kepindahan bangsa Semit ( tahun 3500 SM ) ke utara  : “ Bangsa Semit tiba di lembah tersebut sebagai  bangsa “ Nomad barbar “ ( barbar : belum beradab. Bangsa barbar : bangsa yang belum beradab yang sifatnya kasar dan kejam )( hal 13 )  .” Siapapun yang hidup dalam kondisi berperang setiap hari akan mempunyai sifat yang kasar dan kejam. Meskipun demikian , Ayyam al-Arab merupakan cara alami untuk mengendalikan jumlah populasi ( penduduk) orang-orang Baduy , yang biasanya hidup semi kelaparan dan telah menjadikan peperangan sebagai jati diri dan watak sosial ( hal  110) . Karena secara alamiah wanita lebih halus dan lebih lemah , tentu saja kondisi berperang setiap hari ini tidak cocok untuk mereka. Wanita kemudian harus dirumah saja , karena kondisi peperangan yang berbahaya. Itulah sebabnya wanita di budaya Arab Baduy tidak dihargai sebagai pemimpin , karena dianggap lemah dan hidupnya seumur hidup hanya di rumah.  Pekerjaannya dirumah membesarkan anak , memasak , bersih-bersih rumah dll. Hal ini berbeda dengan budaya agraris yang selalu bersama wanita dan pria ketika panen raya padi ataupun panen buah-buahan dimulai. Wanita pada budaya agraris malah terkadang lebih hebat dari pria. Seperti contoh pahlawan wanita Cut Nyak Dien , Cut Meutia , Ratu Sima , Tribuwana Tunggal Dewi dan masih banyak lagi ( google : raja wanita atau pahlawan wanita )


BUDAYA TRAUMATIS SUKU YANG SETIAP HARI BERPERANG

 

Terpisahnya pria dan wanita akibat bencana nasional kekeringan

 

        Seperti halnya bencana nasional Virus Corona yang melanda kawasan Regional maupun Internasional di tahun 2020 yang menyebabkan perubahan sosial kebiasaan / adat budaya . Saat ini terjadi perubahan jarak 1-2 m bila hendak bercakap-cakap yang disebut Social Distancing. Perubahan ini bukan saja menimpa pria dan wanita tapi juga mengenai antar pria maupun antar wanita. Demikian pula bencana nasional yang menimpa Bangsa Arab kuno yang di mulai sejak 10.000 tahun yang lalu. Akibat bencana kekeringan ini mematikan hampir seluruh hewan dan tanaman hutan termasuk tanaman pangan. Bencana kekeringan ini menyisakan daerah yang kecil , tapi relatif subur di Thaif dan oasis oasis yang menghasilkan beberapa tanaman yang tak seberapa dibanding negara kita ( Indonesia ) misalnya. Sumber tanaman makanan mereka hanya pohon kurma dan hewan piaraan kambing dan unta sebagai sumber makanan protein. Hal ini  menimbulkan masalah sosial yang besar , yaitu perebutan makanan antar desa setiap hari. Demikianlah , penyebab timbulnya karakter anti sosial masyarakat Arab Baduy karena setiap hari berperang , berebut makanan antar desa itu.  Seperti kita ketahui dalam peperangan manusia mellhat manusia lainnya hanya untuk dibunuh , karena kalau tidak dibunuh , maka kita lah yang akan dibunuh. Kondisi kronis ( bertahun-tahun) menyebabkan  tidak ada peradaban maupun etika/moral yang di kembangkan dalam situasi seperti ini terhadap orang lain. Yang berkembang adalah “ defence mechanism” atau “mekanisme pertahanan diri “ yang cenderung mencurigai orang lain dan cenderung tidak mempercayai orang lain. Orang yang selalu curiga terhadap orang lain dalam Ilmu Psikologi Modern di sebut  “orang yang anti Sosial”.

                Perilaku Homo Sapiens , manusia modern yang ada di dunia ini akan mempunyai sifat / karakter yang sama dimanapun dia berada. Karena nenek moyang kita sama ( lihat lagi di tulisan awal atau Google : homo sapiens keluar dari Afrika) . Peristiwa yang mengenai sekelompok manusia di Indonesia akan mempunyai reaksi yang sama dengan sekelompok orang di  tempat lain manapun di dunia ini. Hari ini kita masih bisa melihat suasana ribuan tahun yang lalu di Arab Saudi , dimana antar penduduk desa di Gurun Pasir Arab yang saling serang karena pertikaian akan tiga hal dasar yaitu :  makanan yang sedikit karena memang sedikit sekali tanaman untuk dimakan , air dan ternak ( unta dan kambing ) .  Contoh yang sangat bagus  terjadi  saat terjadi perang antar Desa / kampung di jakarta dan  Suku Dani di Papua Indonesia yang mempunyai tradisi perang  antar desa yang menahun sejak ratusan atau ribuan tahun yang lalu. Peperangan antar warga desa tersebut menghasilkan budaya traumatik yaitu pemisahan pria dan wanita secara alami.



             Gambar atas diatas adalah tawuran antar desa / kampung di Jakarta . Gambaran ini sebagai simulasi bangsa Semit / Arab Baduy gurun pasir yang selalu berperang selama ribuan tahun,  akibat bencana nasional kekeringan untuk merebutkan makanan antar desa yang mengakibatkan pemisahan pria dan wanita. Google Images :  Tawuran antar kampung di Jakarta. Pria yang secara alamiah mempunyai sifat agresif , lebih kuat daripada wanita maju ke medan laga . Wanita yang mempunyai sifat lebih halus dan tenaga tak sekuat pria ditempatkan selalu di rumah. Karena dengan sifat seperti ini para wanita menjadi lebih mudah terbunuh di medan perang.Demikianlah penyebab terjadinya pemisahan antara pria dan wanita pada Budaya Arab Baduy pedesaan gurun pasir di jazirah Arab.


TRADISI PERANG SUKU DANI DAN BANGSA SEMIT / ARAB BADUY

( Sebuah tinjauan Anthropology  )


Penyebab terjadinya pemisahan pria dan wanita

 

          Keterangan Gambar 1 dan 2 : Tanah di Arab Saudi 10.000 tahun yang lalu adalah tanah yang subur , banyak hujan , banyak pepohonan , tumbuh-tumbuhan seperti negeri kita Indonesia . Gambar 3Perubahan iklim menyebabkan kekeringan yang dahsyat , yang berlangsung selama ribuan tahun menyebabkan tanah berubah menjadi gurun pasir. Hujan yang berangsur turun menjadi setahun hanya beberapa kali menyebabkan tidak ada lagi tanaman dan buah-buahan untuk dimakan.


 

               Gambar 1 : Bencana nasional virus corona di tahun 2020 menyebabkan perubahan budaya pada masyarakat kita. Demikian pula bencana nasional kekeringan parah yang menimpa bangsa Semit / Arab di Jazirah Arab. Di Indonesia yang alamnya subur , tanaman-tanaman pangan menghasilkan makanan yang melimpah ruah. Puluhan ton makanan terbuang, tidak ada perang memperebutkan makanan antar desa. Biasanya di negara agraris bukan berebut makanan yang menyebabkan perang antar penduduk , tapi biasanya perang disebabkan oleh politik perebutan kekuasaan pergantian Raja-raja.  Gambar 2 dan 3 : Kata Baduy berasal dari kata Bedouin bahasa Perancis . Bedouin sendiri berasal dari kata Badawi yang berasal dari bahasa Arab yang berarti gurun pasir. Orang Badawi atau dalam ejaan Perancis Orang Bedouin bermakna Orang Gurun. Sudah menjadi hukum alam , ketika sumber daya alam terbatas maka terjadilah konflik . Tampak masyarakat Arab Baduy ( anak cucu bangsa Semit ) yang terpisah pria dan wanitanya akibat terjadinya perang perebutan makanan  antar penduduk / antar desa yang terjadi setiap hari . Hal ini akibat tanah yang tandus dan kering membuat tanaman penghasil makanan nyaris tidak ada yang tumbuh . Sumber gambar di google : Bedouin Old Foto. Kondisi ini karena kondisi gurun yang tak ada tanaman yang menghasilkan makanan . Secara alamiah kondisi ini menyebabkan para penduduknya saling berebut makanan . Gambaran ini semacam “perang antar desa” yang terjadi setiap hari. Mereka menamakan hari-hari itu sebagai “ Hari-harinya orang Arab “ atau “ Ayyam al-Arab “ yang berarti permusuhan antar suku yang secara umum muncul akibat persengketaan seputar hewan ternak , padang rumput dan mata air (Paul K.Hitti : pada History of Arabs hal 116 ).

                                                                                            

           Gambar 1 : Suku Arab Baduy yang sedang menarikan tarian perang dengan kebanggaan. Google imges : Bedouin Arab War Dance dan suku dani gemar berperang.  Gambar 2 dan 3 : Suku Dani yang selalu berperang selama ribuan tahun , sampai sekarang kadang kadang masih terjadi. Peristiwa ini membuat pemisahan pria dan wanita secara alami. Pria yang secara fisik lebih kuat , maju ke medan perang. Wanita yang dianggap secara fisik lebih lemah , dianjurkan di Rumah saja.Budaya Traumatis ini masih dapat kita kita lihat sekarang. Pria yang secara alamiah mempunyai sifat agresif , lebih kuat daripada wanita maju ke medan laga . Wanita yang mempunyai sifat lebih halus dan tenaga tak sekuat pria menjadi lebih mudah terbunuh di medan perang. Akibatnya  mereka diatur agar di rumah saja untuk mengurusi urusan rumah tangga , memasak , bersih-bersih rumah termasuk mengasuh anak. Otomatis wanita dianggap tidak layak menjadi pemimpin dan bahkan pelarangan wanita menjadi pemimpin. Situasi perang setiap hari ini menghasilkan adat paranoid ( selalu curiga ) terhadap orang baru / orang asing ,   seperti : pelarangan ( pengharaman ) persentuhan pria dan wanita dengan orang asing  yang bukan saudara. Wanita tidak boleh keluar. Bila keluar rumah  harus selalu ditemani anggauta keluarga ( ditemani muhrimnya )  karena sudah dikenal setiap hari. Tidak boleh pergi dengan orang asing yang bukan keluarga ( bukan muhrimnya ) adalah konsekwensi logis saat terjadinya perang.  Tentu saja sangat berbahaya membolehkan anggauta keluarga wanita keluar dengan orang asing yang tak dikenal maupun keluar rumah tanpa pengawalan saudara sendiri  ( bukan muhrim) yang bisa dipercaya.

 

Beda antara Panji Semirang dan Jassas Ibn Murrah

 

            Ini berlainan dengan kondisi negara Agraris yang makmur banyak tumbuh tanaman pangan yang hubungan pria dan wanitanya tidak dipisah.  Mereka bercampur baur saat panen tiba. Karena hubungan pria dan wanita sering terjadi maka banyak menimbulkan cerita-cerita romantis di Indonesia seperti :  Cinta suci Raden Panji Semirang , Legenda Roro Mendut , Kisah cinta Galuh -Candra Kirana, dan Dewi Sekartaji. Di Eropa : Romeo dan Yuliet. Di India : Rama dan Shinta. Itulah sebabnya di masyarakat Arab Baduy yang pria dan wanitanya terpisah tidak ada cerita romantisme hubungan pria dan wanita seperti ini , mereka banyak hikayat tentang kepahlawanan. Maklumlah karena situasinya setiap hari berperang. Perang yang paling terkenal adalah perang Basus yang berlangsung selama 40 tahun melibatkan dua suku yaitu suku ( bani )  Bakr dan suku ( bani )  Taghlib yang dipicu oleh persoalan Unta betina. Perang selama itu dengan cara saling menyerang dan merampok satu sama lain. Puisi atau ungkapan -ungkapan puitis diciptakan untuk untuk mengobarkan api peperangan . Kedua pemimpin yaitu dari Bani Taghlib : Kulayb Ibn Rabi’ah serta saudaranya Muhalhil  dan dari Bani Bakr :  Jassas Ibn Murrah sampai sekarang masih sering di kenang dan diceritakan di negeri-negeri berbahasa Arab.  Dan yang tidak kalah tenarnya adalah Perang Dahis dan al Ghabra ( Paul K.Hitti : pada History of Arabs hal 111 ).

 

 PEMISAHAN PRIA DAN WANITA SUKU DANI DAN SUKU ARAB BADUY


Perang setiap hari memisahkan pria dan wanita


          Bangsa Arab kuno yang mendiami gurun pasir Arab selama ribuan tahun yang lalu disebut juga  bangsa Semit yang kemudian anak turunnya sekarang dapat anda lihat di Gurun Pasir Arab sebagai orang Arab Baduy atau orang Badawi ( badawi artinya gurun pasir) atau Bedouin People.  Google : Semitic People. Kebiasaan mereka berperang yang kronis ( menahun) akibat bencana kekeringan yang melanda , membuat pria dan wanita hidup terpisah . Dengan jarak ribuan kilometer dari sana , Suku Dani di Indonesia dengan penyebab yang sama , setiap hari berperang selama ribuan tahun sampai sekarang , juga memisahkan pria dan wanitanya. Keduanya juga menolak budaya luar. Ketika tetangga propinsinya di utara Arab Saudi seperti daerah Mesopotamia ( daerah subur sekitar sungai Euphrat dan Tigris ) silih berganti menjadi Kerajaan yang besar seperti Sumeria, Akkadia, Assyria, Babylonia , dan seterusnya. Orang Arab Baduy keturunan Bangsa Semit ini budayanya tidak berubah. Demikian pula Suku Dani di Papua , walaupun diluar daerahnya saudara-saudaranya sudah bersekolah di Universitas , membangun Gedung-gedung yang megah , naik sepeda motor / mobil bila hendak bepergian , budaya mereka tak berubah sedikitpun. Dibawah ini persamaan dan perbedaan mereka.

 


         Berbeda dengan orang Papua yang sudah di perkotaan yang pergaulan antara pria dan wanitanya bercampur , tidak demikian dengan salah satu nenek moyangnya suku Dani yang masih hidup di pedesaan . Gambar diatas  adalah Suku Dani tahun 2017 yang hidup di pedesaan . Tampak terlihat pemisahan pria dan wanita . Suatu tradisi yang masih berlangsung sampai sekarang akibat kebiasaan hidup yang selalu berperang setiap hari sejak ribuan tahun yang lalu sampai tahun – tahun terakhir ini. Sumber google Images  : Suku Dani



             Suku Arab Baduy perkotaan 2017 :  Mereka yang hidup di kota masih melanjutkan tradisi pemisahan pria dan wanita walaupun mereka tidak lagi berperang antar desa.Tradisi yang masih berlangsung sampai sekarang oleh anak cucunya di Arab Saudi. Sumber google Images : Arab Saudi Men dan Arab Saudi Women.


TINJAUAN ANTROPOLOGI : PERSAMAAN SUKU DANI DAN SUKU ARAB BADUY


SUKU DANI

SUKU ARAB BADUY

 

1. Karena wanita dianggap lemah : wanita harus dipisah dan wajib menjaga rumah , mengurus anak , mengurus urusan rumah tangga. Para pria –lah yang maju berperang dan mempertahankan desa. Rumah khusus  wanita bernana Ebeai. Rumah khusus pria bernama Honai.

1. Karena wanita dianggap lemah : wanita harus dipisah dan wajib menjaga rumah , mengurus anak , mengurus urusan rumah tangga. Para pria –lah yang maju berperang dan mempertahankan desa . Pria dan wanita harus dipisah sumber dari Hadis. Sumber Google : Hadis Larangan Ikhtilat

 

2 . Karena dianggap lemah , wanita tidak dipercaya jadi pemimpin.  

2 . Karena dianggap lemah , wanita tidak dipercaya jadi pemimpin. Pengaruh suasana perang yang berbahaya , bepergian keluar rumah  harus dikawal oleh saudara ( muhrim) dan tidak boleh bersalaman orang yang tak dikenal kecuali dengan saudara yang jelas sudah di kenal.

3.  Karena hidup terpisah , untuk perkawinan langsung di jodohkan.  Orang Arab menamakannya dengan istilah Ta’aruf. Tiidak ada romantisme pendekatan (pacaran) sebelumnya.

3.  Karena hidup terpisah , untuk perkawinan langsung di jodohkan atau Ta’aruf. Tiidak ada romantisme  pendekatan (pacaran) sebelumnya .

4. Karena setiap hari suasana berperang , suku Dani  tidak menghasilkan kesenian patung /kebudayaan. Berbeda dengan suku Asmat yang hidup damai  , walaupun sama- sama primitive ( primi: pertama , Primitive :  yang bersifat pertama kali) , suku asmat menghasilkan kesenian patung yang indah. Google : Patung seni suku Asmat.

 

4. Karena Padang pasir yang nyaris tidak ada tanaman tumbuh maka tidak ada alat kesenian dihasilkan seperti : gitar , biola , drum atau music perkusi yang lain. Tidak ada tumbuhan kapas untuk membuat baju , seni merenda , menenun dll. Budaya mereka hanya lisan (Puisi). Karena ingin tetap mempertahankan budaya aslinya maka melarang atau mengharamkan berkesenian yang bukan dari budayanya , seperti menari , menyanyi , membuat lukisan / patung.

 

5. Sampai sekarang bangga dan senang mensimulasikan tradisi perangnya  dengan tarian perang . Google Images : Tarian perang Suku Dani

 

5. . Sampai sekarang bangga dan senang mensimulasikan tradisi perangnya  dengan tarian perang . Google Images : Arab Bedouin War Dance

 

6. Suhu yang sejuk dengan suhu sekitar 15-26 Der. C  karena di daerah pegunungan dan seluruh daerah ditutupi hutan rimba yang lebat , penuh pepohonan membuat mereka merasa nyaman dengan banyak kulit terbuka.

 

6. Panas matahari yang membakar kulit dengan suhu panas  terik sampai 50 derajat celcius membuat mereka selalu berpakaian tertutup /  Jilbab agar kulit selalu terlindung.

7. Mempertahankan budaya asli nenek moyang / mempunyai sikap yang fanatik ( mencintai sesuatu secara berlebihan ) terhadap budayanya . Menolak budaya luar yang pernah dipaksakan di era presiden Suharto tahun 1970 an , misalnya  berpakaian celana panjang , memakai rok. Mereka masih memakai koteka , rumbai. Menolak pendidikan SD , SMP , SMA . Sehingga dari dulu ribuan tahun yang lalu sampai sekarang masih sama.

 

 

7. Mempertahankan budaya asli nenek moyang / mempunyai sikap yang fanatik ( mencintai sesuatu secara berlebihan ) terhadap budayanya. Menolak/mengharamkan budaya luar .  Tidak ada yang memakai celana panjang , Tshirt , Jeans. Menolak pendidikan SD , SMP , SMA. Sehingga dari dulu ribuan tahun yang lalu sampai dan sekarang masih sama.

 

 

       Sumber tulisan : Suku Dani gemar berperang dari google :  Bersama Suku Dani di Lembah Baliem dan  Adat dan budaya suku Dani di tanah Papua antropologi .  Google : kuliahsejarah.wordpress.com pada rubrik adat pernikahan suku Dani.

Sumber Arab Baduy gemar berperang dari buku : “ History of The Arabs “ karangan Paul K Hitti ( ditulis tahun 1937, edisi pertama hal  110 ).

PEMISAHAN PRIA DAN WANITA

SUKU SUNDA BADUY  DAN SUKU ARAB BADUY

 

            Ketika Orang Belanda datang ke Indonesia dan melihat Urang Kanekes di daerah Banten , mereka takjub akan kemiripan kebiasaan sehari-hari adat / budaya mereka dengan Orang Baduy di Gurun Pasir Jazirah Arab dan Timur Tengah . Google : Urang Kanekes. Kemudian karena kemiripannya itu dinamakan pula Orang Baduy ( Bedouin People ) . Kemiripan adat budaya mereka seperti pria dan wanitanya dipisah , pria lebih dominan untuk menyelesaikan masalah-masalah diluar rumah. Mereka juga menolak budaya luar untuk mempertahankan budaya aslinya. Sayangnya penyebab terpisahnya kehidupan pria dan wanita orang Kanekes ini belum digali oleh para peneliti Antropologi kita. Penulis menduga kemungkinan terpisahnya kehidupan pria dan wanita disebabkan oleh asal mula mereka yang berasal dari sekelompok prajurit dari Kerajaan Pajajaran yang ditugaskan untuk menjaga daerah tersebut. Mereka masuk kedalam hutan pada abad ke 16 ( Adimihardja, 2000 ). Kita tahu bahwa kehidupan prajurit adalah berkelompok dengan sesama prajurit pria ketika sedang bertugas di luar rumah. Istri mereka dirumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Tentu saja antara Sunda Baduy dan Arab Baduy ada banyak persamaan dan ada pula bedanya. Perbedaan itu disebabkan karena perbedaan alamnya. Daerah Banten yang sangat subur sedang Jazirah Arab adalah gurun pasir yang panas. Bila orang wanita Arab Baduy hidup betul-betul terpisah dengan pria , wanita Baduy Sunda di Jawa Barat ini kadang bercampur di persawahan untuk memanen padi bersama para pria. Alam yang sejuk di daerah pegunungan membuat pakaian orang Sunda Baduy lebih terbuka untuk merasakan semilirnya angin pegunungan yang menerpa rambut , leher dan bagian yang lain. Orang Arab Baduy karena hidup di gurun pasir yang panas terik di terpa sinar matahari , pakaian mereka seluruh bagian kulit tertutup. Tentu saja bagian mata dan sekitarnya terbuka untuk melihat.

 

Dibawah ini persamaan dan perbedaannya. 

 


          Gambar diatas adalah Urang Kanekes tahun 2020 . Pria dan wanita hidup terpisah di luar rumah. Tampak anak kecil laki-laki dan anak kecil perempuan mulai dibiasakan hidup terpisah. Bila diluar rumah yang laki-laki ikut ayahnya , yang anak perempuan ikut ibunya. Pakaian mereka selalu sama sejak dulu sampai sekarang. Bandingkan dengan saudaranya sesama orang Sunda di luar daerahnya , yang berpakaian selalu mengikuti mode dunia dan hidup bercampur laki-laki dan wanita diluar rumah.

 

Sumber gambar google Images : Pria Kanekes dan Wanita Kanekes , Wanita Baduy. Youtube : Wanita baduy.

 

SUKU SUNDA BADUY

SUKU ARAB BADUY

 

1. Diluar hidup para pria dan wanita hidup terpisah. Wanita dirumah mengurus rumah tangga , memasak , mendidik anak. Pria dan wanita menanam dan memanen padi di sawah berkelompok sesama wanita. Tidak ada budaya bersalaman antar pria maupun antara pria dan wan wanita.

1. Karena wanita dianggap lemah : wanita harus dipisah dan wajib menjaga rumah , mengurus anak , mengurus urusan rumah tangga. Para wanita dan pria mengembala kambing. Para pria –lah yang maju berperang dan mempertahankan desa . Pria dan wanita harus dipisah. Tidak ada budaya bersalaman antar pria maupun antara pria dan wan wanita.  Sumber dari Hadis. Sumber Google : Hadis Larangan Ikhtilat

 

2 .Rapat-rapat yang menentukan kebijakan kelompok adalah para pria. Wanita di rumah tak dilibatkan rapat pria. Mengucapkan tangan dengan cara melambai , dengan tangan menempel di lantai , sejajar kaki.

2 . Karena dianggap lemah , wanita tidak dipercaya jadi pemimpin. Pengaruh suasana perang yang berbahaya , bepergian keluar rumah  harus dikawal oleh saudara ( muhrim) dan tidak boleh bersalaman orang yang tak dikenal kecuali dengan saudara yang jelas sudah di kenal.

 

3.  Karena hidup terpisah , untuk perkawinan langsung di jodohkan.  Tiidak ada romantisme pendekatan (pacaran) sebelumnya .

3.  Karena hidup terpisah , untuk perkawinan langsung di jodohkan atau Ta’aruf. Tiidak ada romantisme  pendekatan (pacaran) sebelumnya .

 

4. Di Banten tempat hidup orang kanekes hampir semua tanaman hidup subur. Sehingga mereka memproduksi pakaian tenun yang berwarna-warni. Alat kesenian mereka terbuat dari kombinasi kulit ,Bambu , kayu dan besi. Seperti , kendang kecil , Angklung , seruling dari bambu dan karinding. Youtube : seni budaya urang kanekes.

4. Karena Padang pasir yang nyaris tidak ada tanaman tumbuh maka tidak ada alat kesenian dihasilkan seperti : gitar , biola , drum atau music perkusi yang lain. Tidak ada tumbuhan kapas untuk membuat baju , seni merenda , menenun dll. Budaya mereka hanya lisan (Puisi). Karena ingin tetap mempertahankan budaya aslinya maka secara kelompok mereka melarang atau mengharamkan berkesenian yang bukan dari budayanya , seperti menari , menyanyi , membuat lukisan / patung.

 

5. Karena alamnya subur setiap tahun menyelenggarakan festival panenan yang disebut seren taun. Mereka menari dan menyanyi diiringi angklung. Youtube : angklung baduy.

 

5. Tanahnya berubah menjadi gersang / gurun pasir karena berubahnya musim , tanaman pangan mati semua kecuali beberapa yang masih banyak jumlahnya adalah Kurma. Akibatnya mereka selalu berperang antar desa akibat berebut makanan selama ribuan tahun. Sampai sekarang mereka bangga dan senang mensimulasikan tradisi perangnya  dengan tarian perang . Google Images : Arab Bedouin War Dance. Youtube : Traditional Arabian sword danse. 

 

6. Pakaian mereka dengan banyak kulit terbuka karena mereka hidup  di daerah pegunungan yang ditutupi hutan rimba yang lebat dan  suhu yang sejuk dengan suhu sekitar 15-26 Der. C .

 

6. Dibutuhkan pakaian tertutup / Jilbab agar kulit selalu terlindung dari panas matahari yang membakar kulit dengan suhu panas  sampai 50 derajat celcius 

 

7. Menjaga budaya nya tetap asli dengan  sikap yang fanatik ( mencintai sesuatu secara berlebihan ) terhadap budayanya . Menolak budaya luar. Tidak mau di foto.  Tidak ada yang memakai celana panjang , Tshirt , Jeans model pada umumnya di dunia modern.  Menolak pendidikan SD , SMP , SMA . Sehingga dari ratusan tahun yang lalu ( abad ke 16) sampai sekarang masih sama. Google : Urang Kanekes

 

7. Menjaga budaya nya tetap asli dengan  sikap yang fanatik ( mencintai sesuatu secara berlebihan ) terhadap budayanya .Menolak/mengharamkan budaya luar. Tidak mau di foto.  Tidak ada yang memakai celana panjang , Tshirt , Jeans model pada umumnya di dunia modern.  Menolak pendidikan SD , SMP , SMA. Sehingga dari dulu ribuan tahun yang lalu ( Migrasi ke luar Jazirah Arab 3000 SM )  sampai sekarang masih sama.Google :  History of migration Semitic People 3000 BC

 

 

     Sumber Google : Urang Kanekes Wikipedia. Teman penulis yang hidup 3 tahun sebagai pendamping Urang Kanekes. Sumber dari Hadis. Sumber Google : Hadis Larangan Ikhtilat

  

           Gambar 1 : Diatas adalah desa tempat tinggal orang Kanekes. Tanahnya yang subur pohon pohonnya tumbuh dengan lebat menghijau. Banyak air menyebabkan  tanaman pangan sejenis padi-padian tumbuh subur. Google Images : Desa Kanekes.  Gambar 2 : Tampak pada acara Seren Taun , sebuah perayaan untuk mengucapkan syukur panenan padi yang berhasil baik .Google : Seren Taun. Gambar 3 : Mereka menari menyanyi mengungkapkan rasa syukurnya dengan bermain angklung. Google : Angklung urang Kanekes. Bandingkan dengan orang Arab Baduy yang menarikan tarian pedang. Youtube : Arabic Traditional music video. Ini bukan tentang siapa yang lebih baik. Tapi sejarah adat budaya suatu suku bangsa tergantung dari keadaan alam tempat mereka tumbuh. 

 

SUKU-SUKU TERASING YANG MEMISAHKAN PRIA DAN WANITA 

                                                                                               

Suku-Suku Terasing Pengharam Segala Sesuatu


              

            Ke-empat suku terasing ini selalu menjaga budaya asli mereka. Dalam mempertahankan budaya asli mereka  mempunyai budaya anti budaya luar  sehingga mereka sangat intoleran terhadap budaya luar dan ilmu pengetahuan. Akibatnya  sejak ribuan atau ratusan tahun yang lalu , adat budayanya selalu sama.  Penyebab terasingnya  suku-suku ini sangat beragam. Tampaknya benar kata Paul K. Hitti ketika menulis ini tentang nenek moyangnya ini di tahun 1937 : “ Bangsa Arab tampaknya tidak pernah berubah sepanjang sejarah” ( History of Arabs , hal : 10 ).  Gambar 1 : Suku Arab Baduy  yang terisolasi di gurun pasir . Penyebabnya adalah karena berubahnya iklim menjadi kemarau sepanjang tahun , dengan hujan beberapa kali saja selama setahun. Akibatnya tanah yang subur , hutan yang lebat dan banyak sungai mengalir berubah menjadi gurun pasir.  Paul K . Hitti ( dalam History of The Arabs , hal. 16 ) menulis bahwa  10.000 tahun yang lalu gurun pasir itu masih berupa padang rumput yang masih bisa dihuni . Demikian pula penelitian modern menemukan hal yang sama. Sumber Google : Arabia was once a lush Paradise of grass and woodsland on BBC , Ancient Saudi Arabia was once lush and green  dan Alluvial fan records from southeast Arabia reveal multiple windows for human dispersal. Gambar 2 : Suku Baduy di Jawa Barat yang masuk kedalam hutan tahun 1500 an ( kurang lebih 500 tahun yang lalu) karena menolak ajaran Islam . Gambar 3 : Suku Samin di Jawa tengah sengaja mengisolasi diri kedalam hutan karena menolak membayar pajak yang ditentukan pemerintah Belanda tahun 1900an ( kurang lebih 100 tahun yang lalu ). Gambar 3 : Suku Dani di Papua sejak kedatangan Homo Sapiens dari Afrika 50.000 tahun yang lalu , terasing ( terisolasi) karena di daerah pedalaman , di area hutan yang lebat di lembah Baliem . Kondisi ini sangat sulit dijangkau oleh manusia dari luar. Syukurlah kondisi mereka dulu yang menolak Ilmu penegetahuan termasuk Ilmu pengetahuan dasar setara SD , SMP , SMA  , sekarang mereka mulai terbuka. Pemerintah setempat di Arab Saudi telah mendorong para warga Arab Baduy maupun pemerintah Indonesia yang juga  mendorong para warga Baduy , orang Samin , orang Dani untuk berpendidikan dasar SD , SMP , SMA. Tapi sayang banyak warga Indonesia muslim yang malah kembali ke pandangan orang Arab Baduy dulu yang menolak ilmu pengetahuan dengan menolak Vaksin. Hal ini karena para Ustad / Ustadzah sebagai panutan umat , menafsirkan Hadis secara tidak bijaksana. .  Google : Ustadzah menolak Vaksin dan Alasan Vaksin Haram, 12 Desa di Temanggung Tolak Imunisasi

Suku Arab Baduy  : tempat Nabi Muhammad dibesarkan

 

           Suku Arab Baduy ( suku Badawi / Bedouin ) di gurun pasir Arab saudi ,  tempat beliau dibesarkan memang Intoleran terhjadap budaya luar ( non Arab ) tapi Nabi Muhammad adalah orang yang sangat toleran terhadap budaya suku-suku bangsa lain di dunia ini. Hal ini bisa dilihat dari umat Islam di seluruh dunia yang masih melaksanakan adat budayanya sendiri walaupun beragama Islam. Contoh ini bisa di lihat pada negara Persia ( Irak / Iran / Suriah )  , Malaysia , Indonesia sampai sebelum Revolusi Islam Iran 1979.   Di dilingkungan suku Arab Baduy pedesaan gurun pasir Mekah  inilah masa kecil Nabi Muhammad  di susui dan dibesarkan oleh Halimah as Sa’diah. Otomatis budaya Nabi Muhammad sama dengan Budaya suku ini. Google : Halimah As Sa’diah  ibu susu NabI Muhammad dari Baduy. Yang menjadi perhatian kita adalah  Nabi Muhammad  dan segenap para sahabat dan ulama Mazhab Maliki , Syafii , Hambali , Hanafi dalam keseharian mereka memang mempraktikan budaya suku Arab Baduy nenek moyangnya ini , tapi mereka sangat toleran , tidak pernah memaksakan / mewajibkan budaya Arabnya untuk ditiru.

 

ORANG ARAB BADUY /SEMIT MEWARNAI AGAMA-AGAMA 3500 SM

 

               Seperti telah disebutkan diatas , Bangsa Semit/Orang Arab Baduy Pedesaan gurun pasir di Arab Saudi  yang merupakan nenek moyang bangsa Arab , mengungsi meninggalkan tanah airnya dari Jazirah Arab ke Propinsi tetangganya TimurTengah ( Iran , Irak , Israel , Suriah , Yordania sekarang ) karena perubahan iklimHujan yang semakin jarang membuat tanah mereka menjadi gurun pasir yang tidak bisa lagi menjadi sumber kehidupan mereka. Kematian tanaman dan tidak adanya air bersih lantaran hujan jarang turun , seperti Arab sekarang , yang turun setahun sekali dua kali ,  membuat mereka mengungsi / beremigrasi ke “ propinsi “ tetangganya pada tahun 3500 SM. ). Paul K. Hitti menuliskan catatan sejarah tentang kedatangan Bangsa Semit di daerah Mesoptamia ( sekarang Irak ) yang di huni bangsa Sumeria yang berkebudayaan sangat tinggi  sebagai berikut  : “ Bangsa Semit tiba di lembah tersebut sebagai  bangsa “ Nomad barbar “ ( barbar : belum beradab. Bangsa barbar : bangsa yang belum beradab yang sifatnya kasar dan kejam )( hal 13 )  .” Siapapun yang hidup dalam kondisi berperang setiap hari akan mempunyai sifat yang kasar dan kejam. Lihat gambar bawah.

 

               Keterangan gambar :  Dalam Gambar A : Nomer 1. Keluarnya Homo Sapiens dari Afrika  menuju  ke Jazirah Arab 130.000 – 90.000 tahun yang lalu ketika tempat itu masih seperti Indonesia. Mereka kesini karena tanah yang subur ,  hutan tropis yang lebat karena hujan turun hampir sepanjang tahun , ratusan sungai mengalir mengakibatkan tumbuhnya tanaman pohon penghasil buah-buahan / makanan . Hal ini juga membuat  banyak hewan hidup disana . Sumber Google : Arabia was once a lush Paradise of grass and woodsland on BBC , Ancient Saudi Arabia was once lush and green  dan Alluvial fan records from southeast Arabia reveal multiple windows for human dispersal. Nomer 2 : Gelombang pengungsian Orang Arab / Bangsa Semit migrasi keluar Jazirah Arab tahun 3500 SM ke daerah Israel, Irak , Iran karena iklim yang berubah menjadi sangat kering  hujanpun hanya turun setahun hanya beberapa kali saja.  Tanah yang tadinya subur menjadi gurun pasir . Google : History of migration Semitic People 3000 BC .Gelombang pengungsi/ migrasi ini  di Israel , Irak , Iran ( dulu Persia ) beranak pinak selama 2000 tahun menyebar ke seluruh Timur Tengah . Limaratus tahun kemudian menjadi bagian integral dari budaya masyarakat Mesopotamia. Google : Semitic people atau History of Semitic Tribes Gambar B :  Sejarah mencatat Bangsa Arya yang beragama Hindu ( Weda ) beremigarasi keselatan tahun 2000 – 1500 SM . Google : Bangsa Arya dan Bangsa Arya yang beragama Weda.  Mereka menyebar ke Iran dan India kemudian membentuk bangsa India dan Iran. Bangsa ini kemudian dikenal sebagai Indo Aryan Peoples dan Indo Iranian  Peoples. . More info Google : Bangsa Arya India , Bangsa Arya Iran , Indo Aryan Peoples dan Indo Iranian Peoples . Bangsa Semit atau bangsa Arab Baduy gurun pasir yang beremigrasi dan telah berkembang selama 2000 tahun ini , tampaknya bertemu dengan Bangsa Arya dan memeluk Agama Hindu ( Weda ) yang dibawa Bangsa Arya. Budaya Bangsa Semit  yang unik ini mewarnai Agama Hindu di India dan diteruskan oleh Sidharta Gautama ketika mendirikan agama Budha. Mereka yang menyebar di Timur Tengah termasuk Israel kemudian memeluk Agama Yahudi dan Kristen. Pemisahan pria dan wanita , pemakaian Jubah dan kerudung untuk pelindung panas dipadang pasir tetap menjadi ciri khas pakaian tradisi mereka di agama – agama itu.

 

Sumber Google  : Familypedia Elam ben Shem , On the Original Home of the Semites

 

 

BANGSA SEMIT MENJADI ULAMA / PENDETA DI AGAMA-AGAMA


Anti kebudayaan dan pemisahan pria /  wanita


           Mereka ini karena budayanya yang lain dari pada yang lain seperti selalu berpakaian tertutup ( mengenakan Jilbab dengan segala macam modelnya )  , tidak mau bersentuhan dengan wanita , anti kebudayaan : tidak mau bersenang-senang dengan bermain msik , menari , menyanyi , mengkoleksi lukisan –lukisan , mereka-pun  dianggap sebagai orang yang suci.  Karena anti budaya mereka  cenderung menyendiri  atau dengan kelompoknya sehingga  mendapat tempat  yang khusus dalam agama Hindu , Budha , Yahudi Dan Kristen. Mereka  dianggap sebagai Ulama / Pendeta / seorang yang suci.  Pola kehidupan mereka yang memisahkan pria dan wanita  sampai sekarang masih terlihat di ke-4 agama tersebut. Tetapi yang membedakan dengan agama – agama sebelumnya , Agama Islam baru terlihat menerapkan budaya Arab Baduy itu setelah setelah Revolusi islam Iran 1979 . Pada awalnya adalah sebagai symbol perlawanan terhadap barat ( Amerika / Eropa ) tetapi kemudian seiring berjalannya waktu , alasan untuk mewajibkan budaya bangsa Semit / Suku Arab baduy ini karena Nabi Muhammad dan para sahabat berperilaku seperti ini di kitab Hadis. Di ke-4 agama tersebut : Hindu . Budha , Yahudi dan Kristen , pada masing-masing umat tersebut , pola budaya ini “ tidak diwajibkan “ oleh para Ulama / pendetanya , tapi dianggap sebagai “ panggilan  Tuhan“ yang dijalani secara sukarela. Bila tidak tahan , seseorang boleh kembali kekehidupan biasa dengan nilai-nilai Universal seperti boleh bersalaman , memakai pakaian jeans , T shirt , rambut terlihat , bermain music , berkesenian dsb. Tapi di dalam agama Islam perilaku seperti ini “ diwajibkan secara Agama “ tidak ada kata sukarela seperti di agama lain. Hal ini karena Nabi Muhammad dan para Sahabat dianggap sebagai yang paling benar dalam perilakunya. Padahal perilaku seperti memakai Jilbab , memisahkan pria dan wanita , tidak mau bersentuhan dengan pria atau wanita yang bukan saudara ( bukan muhrimnya ) , menolak menari , menyanyi , menolak patung , lukisan hanyalah adat budaya nenek moyang mereka. Itu sebabnya di Alquran sebagai ajaran Tuhan , semua perilaku seperti itu tidak disebutkan.

 


Keterangan diagram atas :

Migrasi Semit 3500 SM : Sumber : Google : History of migration Semitic People 3000 BC

 

Zaman Weda atau Veda kira-kira sekitar 2000 SM  : Sumber : (National Geographic : Arkeologi menguak rahasia masa lampau, India Kuno), millenium ke-2 SM (sumber: Britannica encyclopedia). Bangsa Arya (dikenal juga sebagai penutur bahasa Indo-Eropa) berasal dari Asia Barat adalah pemeluk agama Veda atau Weda. Mereka menduduki Iran Kuno atau Persia / Iran , Irak , Suriah sekarang (lihat peta atas ) dan India Utara (Britannica Encyclopedia online ketik Aryan ). Bangsa pengucap bahasa Indo-Eropa ini, ketika masuk ke India Utara kira-kira millenium ke-2 SM, yang mencakup antara 1000 SM -2000SM (Britannica Encyclopedia online ketik Veda). Agama ini walaupun sudah dituturkan secara lisan tapi baru 700 tahun kemudian  ditulis bagian pertamanya di tahun 1300 SM  yang dikenal sebagai Rigveda kemudian berkembang menjadi Agama Hindu . Sumber Selidik National geographic : Arkeologi menguak rahasia masa lampau India kuno. ( Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, 2011

 

Nabi Ibrahim 1850 : sumber : Ensiklopedia  Mukjizat Alquran dan Hadits (52: 61) , menuliskan betapa penemuan2 sisa2 bangunan kuno Kota Ur yang di tuliskan di kitab Perjanjian Lama sebagai kota kelahiran Nabi Ibrahim . Beliau pindah tahun 1850 ( dari Armstrong, Karen, Satu Kota Tiga Iman, ( Surabaya, : Risalah Gusti , cetakan pertama 2004) hal 31

 

Yahudi : 1300 SM :  Saat Nabi Musa membelah Laut Merah ketika dikejar Firaun 1300 SM. Sumber : Bucaille, Maurice , Dr, Firaun dalam bibel dan Al-Quran, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007).

 

Budha 500 SM : Sumber : google : Biografi Siddharta Gautama Budha

 

JEJAK ADAT KEBIASAAN BANGSA SEMIT / ARAB BADUY DI AGAMA-AGAMA


Kepercayaan / Agama lokal Arab Timur Tengah dan India

 

             Ada 2 Faktor utama yang berperan sebagai “ wajah Agama “  yang tampak terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Dua Faktor itu adalah Tuhan dan manusia yang membawakan ajaran itu. Faktor manusia dengan segala factor “ kkarakter / internal ‘ nya dan kebiasaan hidup sehari-harinya / adat budayanya ( external ).  Yang pertama adalah Ajaran Tuhan yang sama. Yang menghendaki setiap orang menjadi orang yang baik / jujur dan banyak berbuat berbagai macam kebaikan bagi orang lain biasa disebut sebagai orang saleh ( Ali Imran 114 )    . Pendek kata orang tersebut  berguna / bermanfaat bagi orang lain. Setiap orang senang bila punya teman atau tetangga yang baik dan jujur apapun profesinya seperti anggota  Anggota DPR , Bupati , dokter , Hakim , Jaksa tukang becak , tukang sayur , pedagang kaki lima dan masih banyak lagi. Sebaliknya kita sangat tidak senang bila punya teman ,tetangga , anggota DPR , Bupati , Dokter , Hakim , Jaksa , pak camat , pak RT , pedagang kaki lima yang curang , menipu , tidak jujur. Demikian lah harapan kita dan inilah ajaran Tuhan Tuhan ketika menurunkan Agama-agama. Faktor kedua adalah manusia sebagai penyampai ajaran Tuhan itu yang mewarnai ajaran itu dengan segala factor internal ( karakter ) dan external ( kebiasaan adat budayanya ). Demikianlah yang terjadi ketika agama Hindu yang sudah ada tahun 2000 SM di peluk bangsa Semit ( nenek moyang suku Arab Baduy pedalaman pedesaan gurun pasir Jazirah Arab ) yang sudah beremigrasi dari Jazirah Arab 1500 tahun sebelumnya.  Kebiasaannya memakai jubah untuk pria ( gamis ) dan wanita dengan Jilbabnya di padang pasir yang panas , pemisahan pria dan wanita , menolak budaya luar seperti menari , menyanyi membuat wajah dan mewarnai agama Hindu seperti sekarang. Demikian pula agama Buddha ,  Yahudi dan Kristen. Khusus agama Islam mulai berganti wajah menjadi berwajah Suku Arab Baduy pedesaan gurun pasir setelah Revolusi Islam Iran 1979.

 

Jilbab , rambut aurat , Jubah dan pemisahan pria dan wanita



            Bermacam2 model jilbab di Arab Saudi yang merupakan  anak cucu bangsa Semit / suku Arab baduy pedesaan gurun pasir yang sama dengan model jilbab saudaranya di India lihat bawah.


         

       Gambar jilbab/hijab Hindu dengan segala variasinya ( Google gambar : veil Hindu, hindi woman, India hind woman ) di India . Tradisi yang mirip masyarakat Arab saudi , saat ini masih ada yang mempraktekkan di desa  Ghanyari , Himalaya, India. Selain itu kehidupan wanita dan prianyapun terpisah.

 

             Sharma tahun 1978 dalam bukunya ’ Woman and their Affines : the Veil as a Symbol separation Man’ (jilbab /cadar sebagai simbol pemisahan laki2 dan wanita) yang dikutip oleh Fadwa Guindi (7:183-187) ( bila anda kesulitan mencari bukunya : more info ketik google : desa ghanyari sharma 1978... setelah masuk ke e-book cari hal 183-187 ) ,  mengatakan ” praktek pemakaian jilbab ini sampai sekarang masih dipraktekan oleh masyarakat Hindu , India di desa Ghanyari , Himalaya.  Seorang wanita kasta Brahmana akan melepaskan jilbabnya  pada pria dengan kasta yang lebih rendah. Hal ini karena wanita yang lebih tinggi kastanya tidak  boleh ( haram)  kawin dengan pria dengan kasta lebih rendah”.                            

        Peratuan ini sangat mirip dengan aturan yang dianut para ulama Mazhab, yang hanya membolehkan membuka jilbab didepan muhrimnya ( yang haram/tidak boleh dikawin , misal kakak / adik kandung dll). Kemurnian agama dan budaya Hindu kuno ini mungkin dikarenakan karena tempatnya dipegunungan Himalaya yang tinggi dan terpencil, senhingga tidak terpengaruh oleh budaya2 lain.

 


         Semua agama besar di Arab/Timur Tengah dan India : Yahudi , Kristen , Islam , Hindu dan Buddha para wanitanya mengenakan Jilbab. Paling kiri : wanita Hindu. Gambar Tengah dan kanan : Pendeta wanita agama Budha  terpecah menjadi dua , menyikapi rambut aurat. Yang berkembang di Vietnam lebih memilih menutupi rambutnya ( gambar jilbab putih ) ( Google Images : Buddhist Nun Vietnam) tetapi sebagian besar sekarang lebih memilih menggunduli rambutnya ( Google Images  : Budhist Nun ).

 

Sumber Google Images  : Veil Hindu women, Veil Budhist Nun, Jewish orthodox women , Veil Christian Nun , Veil Christian orthodox women   

                              

      

        Gambar kiri kekanan :  wanita Yahudi dan Biarawati Kristen orthodox dan wanita Arab Saudi. Sumber gambar google images dari kiri : Jew woman veil , veil Catholic nun, women in Mecca ,


Jejak bangsa Semit / Arab Baduy :  jubah ( gamis ) di 5 agama


         Semua Agama Arab / Timur Tengah dan India : Hindu , Buddha , Yahudi , Kristen dan Islam memperlihatkan jejak itu dengan jelas. Walaupun tidak sekomplit aslinya : Kafiyeh ( kerudung kepla pria ) dan Jubah ( Gamis ). Ada modifikasi di sana sini , tapi ada “ benang merah “ yang bisa kita lihat.

 

 


Sumber Google Images : Hindu Monks , Budhist Monk , Jewis Rabbi , Jewish orthodox , Christian Monk



              Benang merah dari tradisi Bangsa Semit yang masuk menjadi ajaran  agama-agama tersebut masih berlangsung terus pada anak cucunya di Arab/Timur Tengah dan India. Pemisahan laki-laki dan perempauan masih tampak . Kepala dibiarkan gundul pada pendeta Hindu , Budha dan Islam saat Haji.Tapi sudah tidak berlangsung pada pendeta  Yahudi  dan Kristen (paling kanan)


          

Melarang bersentuhan pria dan wanita

 

       

                 Gambar 1 : Tradisi bangsa Semit yang mewajibkan Jilbab dan mengharamkan persentuhann pria dan wanita ini terus mengalir ke anak cucunya walaupun agama mereka berubah semua . Tertutupnya rambut sejak ribuan tahun yang lalu membuat anggauta badan ( rambut kepala ) ini sebagai sesuatu yang tidak layak diperlihatkan kepada umum ( aurat ). Seperti hal nya anggauta badan :  payudara , pantat , alat kelamin ( maaf ) di Indonesia.  Seorang wanita pendeta agama Budha (Budha lahir 623 SM di India, 1000 tahun sebelum Islam), mengenakan jilbab dan dicukur rambutnya ( ketik Google gambar: Veil buddhist nun and monks ), menganut paham rambut adalah aurat  . Pandangan rambut aurat ini juga ada di agama Kristen. Paulus (60 M), di Persia atau Timur Tengah ucapanannya tentang tradisi Arab Baduy ini diabadikan di Injil Perjanjian Baru : “5.Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat  dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. 6. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi (mengkerudungi) kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya….” Korintius 11:5-6). Demikian pula pada pendapat ulama-ulama Islam yang berasal dari Arab atau Timur Tengah masih terlihat sampai sekarang, yakni menganggap rambut adalah aurat, walaupun di Al-Quran tidak ada satu pun ayat yang menyebutkan " rambut adalah aurat ". Gambar 2 : Pendeta Hindu yang tidak mau bersentuhan, bersalaman dengan wanita. Gambar 3 : PM Thailand Thaksin dan  Yingluck yang beragama Budha  mengucapkan salam khas Thailand, budaya yang tidak membolehkan wanita dan laki-laki yang asing saling bersentuhan atau bersalaman.

 

BENCANA NASIONAL KELAPARAN DAN ADAPTASI PUASA

 

         Telah disebutkan diatas bahwa perubahan iklim di Jazirah Arab menimbulkan bencana nasional kekeringan , yang menyebabkan musnahnya sebagian besar tanaman pangan yang berujung pada kekurangan makan / kelaparan. Nyaris hanya kurma , walaupun ada beberapa pohon buah yang masih bisa hidup di oase-oase ( danau berisi air di gurun pasir ) dan daerah yang masih cukup hujan misalnya Taif di pinggir kota Mekah. Pada mulanya para penduduknya menyesuaikan diri dengan cara berpuasa yang ada waktunya. Tentu saja yang paling mudah dengan berpegang pada waktu terbit dan tenggelamnya matahari. Kearifan lokal puasa ini adalah konsekuensi logis untuk menyisiasati tidak adanya makanan dan minuman. Hal ini semacam adaptasi karena jarangnya bahan makanan dan kemudian menjadi adat kebiasaan bangsa Arab kuno / bangsa Semit. Kebiasaan berpuasa ini kemudian di bawa saat migrasi ke utara / daerah Irak dan Iran sekarang ( lihat gambar atas ) saat bangsa ini menganut agama-agama yang berkembang di sana. Berturut-turut menurut saatnya turun : pertama mereka menganut agama Hindu , selanjutnya agama Yahudi , agama Budha , agama Kristen dan agama Islam. Tentu saja kebiasaan berpuasa ini menjadi berkembang disetiap agama tersebut dan menjadi berbeda disetiap agama.

 

 

Puasa dan cara shalat yang hampir sama

 

         Adat kebiasaan puasa bangsa Semit yang berkembang disetiap agama telah memberi inspirasi bagi para pengikutnya. Jejak mereka ini masih ada di kelima Agama: Hindu , Buddha , Yahudi , Kristen dan Islam. Kebiasaan puasa bangsa Semit yang baik ini telah membuat seseorang merasa lebih dekat dengan Tuhan-nya. Tentu saja seiring dengan waktu bentuknya berubah. Di agama Hindu dan Buddha misalnya , mereka puasa hanya makan tumbuhan dan tidak makan daging seumur hidupnya. Di Agama Yahudi berpuasa selama 10 hari sampai hari Yom Kippur. Di agama Kristen punya bentuk yang lain lagi ada beberapa yang melarang / berpantang hal-hal yang disenangi saja. Selama 40 hari. Di Agama Islam berpuasa tidak makan minum dari matahari muncul sampai matahari terbenam selama 30 hari. Anda bisa mencarinya sendiri di Google : cara berpuasa Hindu , Yahudi , Buddha , Kristen ,Islam

 

 

SUKARELA PUASA DI AGAMA ISLAM

 

Antara ajaran manusia dan ajaran Tuhan

 

      Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diajarkan oleh para Ulama / Ustadz ( manusia ) maupun orang di sekitar kita bahwa kita sebagai umat Islam diwajibkan puasa , titik . Artinya , tidak ada diskusi lagi bahwa sebagai umat Islam harus puasa. Alasan kewajiban berpuasa dengan sengaja “ memotong ayat “ Al Baqarah 183 :  “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa ..“. Ayat tersebut tidak diselesaikan secara utuh sampai Al Baqarah 184. Padahal bila kita membacanya secara utuh , isi ayat tersebut menjelaskan bahwa berpuasa itu sukarela , boleh berpuasa atau bila berkeberatan dengan suatu alasan,  tidak diwajbkan. Akibat dari pemotongan itu bila tidak puasa berarti sesat, karena tidak sesuai dengan perintah Tuhan di Alquran.

 

      Ada masalah dilapangan ( realitas kehidupan ) bila diwajibkan dan bila tidak melakukannya menjadi berdosa. Ada kondisi yang menimpa individu dan sangat berat bila melaksanakan puasa. Terutama bagi umat Islam yang tidak beruntung , yang hidup dalam kemiskinan. Karena tidak bisa mengenyam pendidikan yang tinggi sehingga terpaksa  menjadi pekerja / kuli pelabuhan , bangunan , buruh tani dan lain sebagainya. Kemudian faktor durasi ( lamanya ) puasa yang tergantung dari saat terbit dan tenggelamnya matahari di suatu negara yang tidak sama.


 

      Kita yang hidup sebagai pedagang , pegawai di suatu perusahaan atau instansi pemerintah yang bekerja di bawah lindungan atap rumah , berpuasa tidak makan dan minum selama rata-rata 13 jam tentu sedikit berat tapi kita masih bisa menahannya. Tapi bagamanakah dengan umat Islam yang mempunyai pekerjaan bekerja berat dibawah terik sinar matahari dan miskin? Beratnya menjadi pekerja / kuli angkut pelabuhan, bangunan , petani disawah mempunyai resiko dehidrasi yang menyebabkan rusaknya ginjal. Dengan berpuasa dan tidak minum tentu akan merasakan kelelahan yang sangat berat. Apakah Tuhan  akan sekejam itu terhadap mahluk ciptaannya , dengan memberikan beban berpuasa seberat itu ditambah harus membayar fidyah keorang miskin bila tidak berpuasa karena kelelahan , padahal orang tersebut tidak punya uang ? Marilah kita berpikir dengan akal sehat. Bagaimana Tuhan yang maha adil dan bijaksana memberikan solusinya ?

 

       Persoalan selanjutnya. Lama puasa di Indonesia rata – rata selama 13 jam. Tetapi di Jerman , Inggris , Turki rata-rata sema 19 jam.  Finlandia puasa di mulai jam 1 pagi dan di akhiri jam 23 jam lebih 5 menit , artinya puasa mereka hampir 24 jam. Anda bisa membayangkan betapa berat orang-orang yang hidup dinegara tersebut bila ingin beragama Islam. Lantas bagai mana Tuhan yang maha adil dan bijaksana memberikan solusinya ?

 

       Ternyata ada perbedaan antara ajaran manusia dan ajaran Tuhan. Pada ajaran Tuhan ( Alquran ) ada kalimat : bila kita berat menjalankannya , kita dapat membayar Fidyah ( memberi makan pada orang miskin ) atau “ dengan kerelaan hati mengerjakan kebaikan / kebajikan “ bagi orang lain . Selengkapnya dibawah ini :


 

          Ajaran manusia dalam hal ini Ulama / Ustadz sebagai panutan ( kemudian tentu diikuti para Jamaah ) " Bagi orang- orang yang berat menjalankannya , dengan sengaja / atau tidak disengaja berhenti pada wajib membayar Fidyah ( memberi makan pada orang miskin ). Padahal ada kalimat berikutnya yang tidak dibacakan yaitu :  “ Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya “. Jadi menurut hemat penulis bagi orang -orang yang tidak beruntung itu menjadi kuli / pekerja bangunan , buruh , tukang becak , buruh tani  sebagai muslim atau orang Eropa yang ingin bergama Islam boleh tidak berpuasa asal “ dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya “. Demikianlah  ajaran Tuhan tentang puasa sesuai ayat diatas Al Baqarah 183-184.

 

           Hal ini sesuai dengan Firmannya tentang ajaran utama Islam agar menjadi orang baik , jujur/saleh dan berbuat baik ( amal Saleh ). Sedang puasa hanyalah sarana ( alat ) “…agar kamu bertakwa “. Al Baqarah 183 diatas. Yang dimaksud sarana ( alat ) adalah dengan berpusa kita berlatih mengendalikan diri , melatih menahan nafsu makan , nafsu amarah , nafsu nafsu makan dan minum minuman yang enak , nafsu sex. Dengan latihan itu diharapkan menjadi orang yang bertakwa. Orang yang bertakwa yaitu orang yang selalu berbuat baik karena merasa diawasi terus oleh Tuhannya ( Al Anbiya 48-49 ). Karena menjadi orang jujur , baik atau orang saleh (Saleh artinya baik / jujur ) yaitu orang yang banyak berbuat baik / amal saleh ( amal : perbuatan , saleh baik , jujur )  ( Ali Imran 114 ) akan masuk surga ( Ar Rad 13 : 23 , Al Baqarah 2 : 82 ). Kebalikannya  bila seseorang perilakunya jahat dalam keseharian kta menyebutnya berbuat dosa terhadap orang lain maka dia akan mendapat hukuman masuk neraka ( Al Baqarah 206 ). Itulah ajaran Tuhan / Alquran sebenarnya. Dengan begitu puasa hanyalah latihan mengelola hawa nafsu agar menjadi orang yang baik ( bertakwa ) bukan lantas menghapus dosa, apalagi akan menjadi bayi lagi karena tanpa dosa seperti yang sering kita dengar dari dakwah-dakwah sebagian ulama/ ustadz. Seolah puasa itu pencuci dosa. Sungguh ini bukan ajaran Tuhan karena tidak ada di Alquran.

 

Sumber Google : Durasi puasa di berbagai negara ada yang lebih 20 jam

 

Cara berdoa / Shalat yang sama

 

        Shalat artinya berdoa atau memohon kepada Tuhan. Setiap orang mempunya kiblatnya sendiri ketika sedang memohon / berdoa kepada Tuhan ( Al Baqarah 148 ) . Tapi pada ke 5 agama diatas  juga mempunyai cara yang mirip karena dugaan penulis ini adalah cara shalat / berdoa bangsa Semit sebelum migrasi ( pindah ) tahun 3500 SM keutara karena berubahnya cuaca jazirah Arab menjadi gurun pasir.

 

 

 

       Lihat gambar diatas selain pemisahan pria dan wanita , ciri jubah pendeta Hindu dan Budha yang terbuka bahu kanannya. Ini mirip dengan umat islam ketika menunaikan Ibadah haji , yang juga terbuka bahu kanannya.  Di ke 5 agama itu cara berdoa / memohon kepada Tuhan ( shalat atimya berdoa / memohon ) dengan cara amat mirip . Ketik Youtube : Budhist pray like muslim , Jewish pray like Muslim , Christian pray like muslim. Isi dari Shalat / doa / permohonan dalam Islam :

 

   “ Ya Tuhanku, Ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah (kekurangan) ku, angkatlah derajatku, beri aku rezeki, beri aku petunjuk, berikanlah aku kesehatan dan maafkanlah kesalahanku"  Bahasa Arabnya : .

 

      “ Robbighfirli, Warhamni, Wajburni, Warfa'ni, Warjukni, Wahdini, Wa'afinii, Wa'fuannii “ 

 

        Al Fatehah yang kita ulang-ulang sampai 17 kali seharipun isinya permohonan atau doa agar di beri petunjuk jalan yang benar / lurus : ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm yang berarti tunjukilah kami jalan yang lurus / benar ,

 

 

 

       Cara berdoa / Shalat  umat Kristen Orthodox ( Ortho : Lama , Doxa : lama ) aliran ini menganggap cara berdoa seperti inilah yang sesuai dengan ajaran lama  ( ortho : lama , doxa : ajaran  ) , saat jaman hidup Nabi Isa . Mereka shalat 7 waktu yang hampir sama waktunya dengan umat Islam : Subuh , Dhuha , Zuhur , Asar , Maghrib , Isya dan Shalat Tahajud. Google : Salat Tujuh Waktu. Paling kanan umat Islam sedang Shalat.


Saat Shalat tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis

 

         Jejak budaya Bangsa Semit / Arab Baduy yang mewarnai cara Shalat Islam . Hal ini timbul karena Nabi Muhammad sebagai anak cucu Bangsa Semit  / Arab Baduy menjadi Tauladan ketika Shalat. Kepastian beliau berbudaya seperti itu karena beliau memang dari bayi , masa kecil  di besarkan di suku Baduy di Mekah. Google : Halimah As Sa’diah  ibu susu NabI Muhammad dari Baduy. Anda yang kritis tentu akan mencarinya di Alquran dan anda tidak menemuinya.  Artinya cara berdoa/shalat dibawah ini adalah benar-benar hasil budaya manusia ( dari bangsa Semit/Arab Baduy ) / kitab Hadis , karena perilaku dibawah ini tidak ada di Alquran.

 

a.     Memakai Jilbab yang tampak hanya wajah dan telapak tangan ( mukena ).  Pria dan wanita dipisah . Pria di depan menjadi Imam / pemimpin shalat. Wanita Haram / tidak diboleh kan menjadi pemimpin / Imam Shalat. Pada budaya Semit / Arab baduy , para pria yang dominan dan wanita tidak boleh jadi pemimpin apalagi dalam keagamaan ( Imam )

b.    Pria dan wanita tidak boleh bersentuhan/bersalaman setelah wudlu ( saat sebelum shalat ). Tapi boleh setelah shalat.  Ini bentuk kompromi budaya kita yang membolehkan bersalaman antara pria dan wanita yang bukan saudara ( muhrim).  Memang budaya Arab Baduy ini sama dengan i budaya di ketiga suku pemisah pria dan wanita yang lainnya : Sunda Baduy / Urang Kanekes, orang Samin dan suku Dani ( lihat atas) yang juga tidak punya budaya bersalaman antara pria dan wanita. Otomatis bersentuhan dengan pria/wanita lain dilarang.

c.     Memohon atau berdoa ( shalat artinya berdoa /memohon ) adalah proses seseorang meninta pertolongan pada Tuhannya. Kegiatan ini sangat individual sekali. Tapi akhir akhir ini sangat di anjurkan untuk shalat berjamaah ( berkelompok ).  Ini tidak lepas dari etika kelompok suku Arab Baduy ( demikian juga dengan suku Sunda Baduy , Orang Samin dan Suku Dani diatas ) yang mewajibkan setiap warganya selalu bersama-sama ( berkelompok ). Nilai-nilai itu terdapat dalam Kitab Hadis. Banyak sekali Hadis yang mengajarkan tentang keutamaan shalat berjamaah ini. Misalnya ada Hadis/ucapan Nabi Muhammad ( hadis artinya ucapan ) yang berasal dari Abu Hurairah r.a  seperti “  “ shalat berkelompok ( berjamaah ) pahalanya 25 kali lipat daripada shalat sendirian “. Walau shalat berkelompok/berjamaah adalah baik , tapi ini jelas bukan ajaran Tuhan karena di Alquran tidak ada.

 

        Karena Hadis budaya Arab Baduy ini terkait dengan tata cara Shalat yang berhuhubungan dengan Tuhan ( Habluminallah ) , ulama dulu menerimanya 100 persen. Ini berbeda bila saat “ tidak sedang shalat “ ketika sedang berkomunikasi atau berhubungan antar manusia ( Habluminanas ) . Ketika “ tidak sedang shalat” dalam kehidupan sehari-hari bangsa kita , Ulama dulu membolehkan bersentuhan/bersalaman dengan pria dan wanita yang bukan saudaranya ( bukan muhrimnya ) di pertemuan , rapat , pesta perkawinan. Pria dan wanita boleh bercampur / berbaur pada satu ruangan. Tapi ulama sekarang “ diluar shalat-pun “  sekarang budaya Arab Baduy pedesaan gurun pasir banyak dipraktekkan oleh  ulama/ustadz kita , dengan menolak bersentuhan bersalaman dengan wanita yang bukan saudara ( bukan muhrimnya )  , menganjurkan pria dan wanita terpisah, walaupun “ tidak sedang shalat “.  

 

Tasbih yang hampir sama



        Dalam ke 5 agama ini pemisahan pria dan wanita bangsa Semit/Arab Baduy masih terus dilestarikan ribuan tahun kemudian sampai sekarang ,  dalam hal-hal tertentu terutama yang terkait dengan ritual keagamaan. Karena salah kaprah , budaya bangsa Semit ini diartikan sebagai sesuatu yang besifat ke-Tuhanan,  tidak boleh berubah karena dianggap suci.

       

BEDA ALQURAN DAN HADIS

 

           Alquran adalah wahyu yang diterima Nabi Muhammad di gua Hira tahun 610. Ajaran Tuhan ini mengajarkan kebaikan kepada orang lain dan mewajibkan setiap orang berbuat sesuai dengan keadaan adat kebiasaan budayanya masing-masing. Tentu saja ajaran Islam juga menolak oang yang berbuat merugikan orang lain , menipu , melakukan kekerasan , berbohong , korupsi dll.

 

             Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut pembawaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya ...” (Al Isra 17:84)

 

           Hadis adalah ucapan Nabi Muhammad dan para sahabat ( hadis artinya ucapan ) yang berisi Sunah / perilaku ( Sunah artinya perilaku ) sehari-hari yang terkait kebiasaan adat budaya beliau sebagai orang Arab ( keturunan bangsa Semit / Arab Baduy ) maupun kebiasaan orang-orang sejamannya. Hadis ini ditulis 85 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad ( tahun 632 ) saat Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz tahun 717. Hadis di tulis Jutaan umat Islam di Irak , Iran , Mesir , Suriah , Suriah , maroko , Spanyol ( dulu Andalusia ) tanpa sepengawasan Nabi. Sumber : Ensiklopedi pelajar Islam jilid 2 hal 65 dan di buku Pengantar Studi Ilmu Hadis  ( Alqaththan,Manna’, Syeikh,  48 hal 52 )  dan bila anda tidak punya bukunya silahkan ketik More info google ketik : Jejak sejarah pelarangan hadis oleh Nabi Muhammad. Karena selisih hampir 100 tahun , itulah sebabnya Hadis selalu berbentuk “ aku mendengar dari ayahku , ayahku mendengar dari kakekku , kakekku mendengar dari si A , kemudian si A ini mendengar dari sahabat ( contohnya Abu Hurairah tadi ) barulah sahabat tadi mendengar dari Nabi Muhammad. Dari rentetan estafet periwayatan ucapan/hadis dari Nabi Muhammad itu , ada kemungkinan salah periwayatnya berbohong demi kebaikan untuk mempertahankan budaya nenek moyangnya. Bisa juga salah dengar , salah salah paham , menambah-nambahkan dengan hal yang ajaib-ajaib yang bersifat magis dan mistis. Atau bahkan sesuai keyakinan politiknya terutama permusuhan abadi orang Arab dengan Yahudi, misal ada hadis/ucapan Nabi Muhammad “ bersenggama di malam jum’at pahalanya sama dengan membunuh 1000 orang Yahudi “. Jelas dari segi isi hadis ini jelas bukan ucapan Nabi Muhammad /palsu. Ada periwayatnya yang berbohong.

 

           Sudah menjadi kebiasaan manusia dari jaman dulu sampai jaman sekarang , manusia senang menggolongkan seseorang berdasarkan aktivitasnya, dengan cara berpakaian atau cara berdandannya. Seorang penggemar sepakbola Manchester United akan berpakaian seragam yang berbeda dengan dengan penggemar Ayax. Anak SD akan mempunyai pakaian yang berbeda dengan pakaian anak SMA. Pegawai Negeri akan berbeda pakaiannya dengan pegawai Pertamina atau dengan pegawai swasta. Demikian pula seseorang yang di pandang sebagai Ulama atau Ustadz akan berpakaian yang berbeda dengan seorang pemain Band.

 

           Kebiasaan / adat manusia yang membedakan masyarakat umum dengan seorang ulama / pendeta dengan pakaian dan ciri-ciri tubuhnya sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Dan agaknya masih berlangsung sampai sekarang. Semua informasi ini ada di dalam Kitab Hadis .

 

Cara berpakaian yang ujung bawahnya diatas mata kaki .

 

          Saat ini kita , umat Islam (ada 1400 tahun yang lalu , turun tahun 610 ) dengan mudah melihat orang yang “ kuat agamanya “ dengan melihat penampilannya. Bila pria memakai “ bawahan “ celana yang diatas mata kaki , atau jubah diatas mata kaki , dulu sebelum tahun 1979 kita melihat seseorang memakai sarung ( modifikasi dari gamis ? ) diatas mata kaki. Di dahi tampak terlihat tanda noktah hitam. Mencukur kumis dan membiarkan jenggot tumbuh lebat.

 

          Semua itu tertulis dalam kitab Hadis ( tidak ada di Alquran ) yang ditulis tahun 717. Tapi dengan melihat penampilan pria di agama lain seperti Hindu ( yang sudah ada 4000 tahun yang lalu ) , Yahudi 3300 tahun yang lalu , Budha ( sudah ada 2500 tahun yang lalu ) , Kristen ( ada 2000 Tahun yang lalu ) nyatalah bahwa kecenderungan berpenampilan seperti itu sudah berusia ribuan tahun.


        Keterangan gambar 1 : Mahatma Gandhi berpenampilan pendeta Hindu. Gambar 2 : Para pendeta Buddha. Gambar 3 : Yahudi orthodox ( ortho : lama , doxa : artinya ajaran , ajaran lama ) .  Gambar 4 : Sekte Amish , aliran dalam agama Kristen yang mencukur kumis , membiarkan jenggot tumbuh dan memakai celana diatas mata kaki. Gambar 5 : Ada sebagian anak muda maupun pria dewasa muslim kita yang memakai celana diatas mata kaki ( celana cingkrang ). Di Islam dikenal sebagai Salafi yang artinya mengikuti 3 generasi umat Islam awal yang hidup sekitar tahun 600-700 an. Google : arti Salafi. Mereka menolak penampilan orang jaman sekarang yang memakai T shirt , celana jeans yang universal. Tiga generasi awal itu : Nabi Mihammad , para sahabat , generasi kedua Tabi’in : generasi setelah sahabat yaitu para ulama Mazhab Hanafi , Maliki , Syafi’I dan Hambali . Generasi ketiga : setelah Tabi’in ( Tabiut Tabi’in ) . Mereka hidup abad ke 7 dan ke 8. Berarti ini ajaran orang 1300-1200 tahun yang lalu. Ini  juga ajaran lama atau orthodox ( ortho : lama , Doxa : ajaran atau doktrin ) .  Ajaran ini mengutip 100 persen kitab Hadis yang ditulis abad ke 8 ( tahun 717 ) . Sehingga penampilan mereka sama dengan orang-orang di abad ke 7 dan ke 8 , seperti semua pria yang dianggap kuat agamanya ( para pendeta  ) di 4 agama sebelumnya itu.

 

Sumber gambar Google Images : Mahatma Gandhi the satyagraha campaign alamy .com. Buddhist Monks. Jewish Ultra Orthodox .  Amish Sects, Model Celana cingkrang.

 

Ciri tubuh tanda terdapat di dahi.


             Keterangan gambar atas : Dikalangan ke 4 agama , Hindu, Buddha , Yahudi, Kristen para pendeta yang dianggap suci yaitu selalu jujur dan sempurna ritual keagamaannya memiliki ciri-ciri noktah di dahinya.Tapi akhir-akhir ini di agama Islam sejak 10 tahun yang lalu , dengan maraknya wajib kitab Hadis ( karena expressi dari rasa cinta kepada sang Nabi ) mulai tren juga di kalangan Umat Islam. Aliran ini ( biasanya mazhab Wahabi / Salafi ) juga memberi tanda di wajah dengan mencukur kumis dan memanjangkan jenggot. Gambar 1 : Pendeta Hindu yang ditandai dengan tilaka bercak merah di dahi Google : Tilaka mark of Forehead Hinduisme. Gambar 2 :  Buddha maupun pendeta Budha. Google Images : Mark of forehead Budha. Gambar 3 : Tefillin : Tanda kotak hitam pada dahi Yahudi Orthodox.  Google : Tefillin mark of Forehead Jewish orthodox. .Gambar 4 : Tanda Hitam yang diberikan pendeta Kristen pada Jamaahnya. Google : Mark on forehead Christian. Gambar 5 : Ulama / Ustadz kita sekarang yang  beraliran Hadis. Mereka berperilaku 100 persen seperti yang tertera pada kitab Hadis . Gambar 6 : Amien Rais dan para Ulama sebelum Revolusi Islam Iran 1979 beraliran Alquran yang membolehkan setiap kebiasaan / adat asal baik dan sopan. Perhatikan beliau tidak bercirikan noktah hitam di dahi maupun jenggot di panjangkan dan kumis dicukur. Ulama dulu juga Cinta Hadis Nabi Muhammad tapi yang ditiru adalah karakter beliau , sifat beliau yang sering menolong orang lain , selalu jujur , dapat dipercaya , janji selalu ditepati. Hadis-hadis yang terkait kebiasaan atau adat seperti ciri fisik : jenggot panjang , dahi hitam , celana atau jubah cingkrang dianggap bukan hal yang wajib di tiru.  Demikian pula semua Ulama dulu , seperti Quraish Shihab , Gusdur , Nurcholis Majid. Anda sekarang tinggal ketik nama-nama tersebut di Google Images untuk memperhatikannya.

 

Ciri tubuh dengan memotong kumis dan melebatkan jenggot.


        

Keterangan gambar 1,2 dan 3 : anggota sekte Amish yang mirip perilakunya dengan seorang muslim  beraliran Hadis yang mencukur kumis dan memanjangkan jenggot ( gambar 4 ).

 

Sumber google Images : Amish sect.

 

 

II. DUNIA ISLAM SEBELUM DAN SETELAH REVOLUSI ISLAM IRAN 1979 ( Lengkap )

 

 

TURUNNYA PERINTAH TUHAN / ALQURAN 610 - 632 M

 

Perintah Tuhan berbuat baik bagi alam semesta

 

             Tuhan menamakan ajarannya sebagai Dienul Islam yang berarti “ Sebuah jalan menuju perdamaian “. Perdamaian adalah dambaan setiap orang. Tidak ada seorangpun yang mau hidup sengsara ditengah pertikaian maupun pertempuran. Itulah ujung dari ajaran Islam. Kondisi damai ini hanya bisa dicapai dengan perilaku baik antara seluruh warga disuatu masyarakat / suku bangsa. Ajaran ini sesuai realita hidup manusia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari -hari setiap adat budaya dimanapun di dunia ini , mengajarkan orang yang berbuat baik ( amal saleh ) berguna bagi orang lain , jujur , dapat dipercaya. Tidak heran bila kita menginginkan anggota DPR , Dokter , Polisi , Tentara , Hakim , Gubernur , Bupati , Walikota yang baik dan jujur . Mereka inilah yang disebut orang saleh ( Saleh artinya baik dan jujur ) . Kebalikannya kita tidak menghendaki anggota DPR ,  Dokter , Polisi , Tentara , Hakim , Gubernur , Bupati , Walikota yang melakukan kejahatan sendiri -sendiri maupun berkomplot. Bila ini terjadi , banyak terjadi protes di masyarakat yang biasanya terjadi kekacauan politik dan terjadilah kekacauan di suatu negara yang mengakibatkan tidak ada lagi perdamaian.      

 

          “ Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh ( berbuat baik ) , mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya . Al Baqarah 82.

 

          “   Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), ( Ar Rad 13 : 22 )

 

             Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dengan menjadi orang saleh ( saleh artinya baik / jujur ) yang banyak berbuat berbagai perbuatan baik atau kebajikan  adalah ajaran utama Islam.

 

        “ Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang baik ( ma'ruf ) , dan mencegah dari yang jahat ( munkar ) dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh “. Ali Imran 114

 

Orang Saleh inilah yang masuk surga :


           “..(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu “.. ( Ar Rad 13 : 23 )

 

REALITA PENERAPAN AJARAN ALQURAN DI MASYARAKATNYA

 

Beberapa catatan untuk mawasdiri

 

            Syekh Muhammad Abduh lahir pada tahun 1849 M di Mesir dan meninggal pada tahun 1905 , seorang Ulama Besar yang namanya sangat harum di dunia muslim dan non muslim. Google : Syekh Muhammad Abduh. Selama tinggal di Prancis, saat bersekolah, ia melihat negara ini begitu rapi, disiplin, dan bersih. Berbeda jauh dengan pemandangan di tanah kelahirannya, Mesir. Di Mesir, yang mayoritas penduduknya adalah orang Islam, ternyata jauh tertinggal dibandingkan dengan Prancis, yang jumlah muslimnya sangat sedikit. Di lain pihak beliau paham betul tentang ajaran Islam di Alquran yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan seperti yang dilihatnya di Perancis. Kemudian beliau menulis quotesnya yang sangat terkenal :



Banyaknya orang jahat

 

        Seperti sudah di kemukakan diatas , Islam / Alquran sebagai ajaran Tuhan menghendaki umatnya menjadi orang baik/ jujur atau orang yang soleh yang banyak berbuat baik/amal soleh kepada orang lain. Tetapi nyatanya , pada realitasnya di masyarakat Islam malah sebaliknya. Ini pastilah ada sesuatu yang salah pada system pendidikan Islam kita. Inilah tantangan terbesar ulama/ustadz kita di jaman modern sekarang ini , untuk mendidik karakter umatnya agar seperti teladan sang Nabi Muhammad yang mempunyai sifat / karakter Amanah ( dapat dipercaya) karena kejujurannya.


        Keterangan gambar : Orang Eropa, Jepang , Korea dan negara-negara maju lainnya , sudah sejak lama mengajarkan masyarakatnya  Agama ( Kristen , Shinto ,Kong Hu Cu ) , IImu Pengetahuan dan Kebudayaan lokalnya di sekolah-sekolah . Kebudayaan lokal itu diajarkan di SD , SMP , SMA berisi ajaran-ajaran untuk menjadi orang yang jujur yang banyak berbuat kebajkan kepada sesama. Bentuk budaya lokal itu bisa berbentuk Tarian , Theatre , bacaan buku sastra ringan seperti Winnetou , Putri salju , kisah kurcaci , yang sarat berisi ajaran berbuat kebaikan. Hasilnya sekarang mereka menjadi bangsa yang makmur sejahtera dengan sedikit orang Jahat. Gambar 1 : Negara Belanda banyak menutup penjara lantaran tidak ada orang yang akan dipenjara. Merekapun menjadi  negara-negara yang bersih dari korupsi . Gambar 2 : Negara Finlandia dan Islandia menjadi negara yang paling sedikit korupsinya di dunia . Dinegara kita Indonesia juga diajarkan Agama , lmu pengetahuan , tapi kebudayaan lokal seperti menari , pepatah daerah , hikayat kita tinggalkan . Sekarang budaya lokal secara tidak sadar digantikan oleh budaya Asing terutama budaya Arab Baduy  yang tidak kita pahami. Contohnya : di Indonesia menyalami wanita atau pria lain adalah suatu bentuk kehangatan persahabatan. Tapi  didalam budaya Arab Baduy , bersalaman dengan wanita lain dilarang, dengan alasan menghormati wanita itu. Di Alquran tentu saja tidak ada larangan seperti itu , karena memang hal itu termasuk budaya Arab Baduy sang Nabi Muhammad dan para sahabat ( seperti yang termuat dalam kitab Hadis ).  Alquran  seperti hal nya budaya lokal setiap bangsa mengajarkan nilai-nilai kebaikan dengan melarang berbuat dosa seperti mencuri , menipu , membunuh melakukan kerusakan. Hukumannya  jelas , para pelanggar akan masuk neraka. Sebaliknya seseorang yag berbuat jujur dan banyak menolong orang lain akan masuk surga. Himbauan saya kepada para Ulama marilah kita kembali kebudaya lokal kita masing-masing seperti yang dilakukan para Walisongo dulu. Kondisi sekarang yang  banyak sekali orang jahatnya sehingga penjara penuh ( gambar 3 ) berubah menjadi orang saleh/ baik dan jujur. Dan tidak lagi menjadi negara terkorup ( gambar 4 ) berubah menjadi negara yang bersih dari korupsinya. Agar kita berubah menjadi seperti negara-negara maju.

BEDA ALQURAN DAN HADIS

Alquran dijamin kebenarannya oleh Tuhan sendiri.

              “  Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”  ( Al Hijr 15:9)


Seperti semua agama agama lainnya di dunia ini , Alquran berisi ajaran kebajikan / berbuat baik kepada sesama umat manusia tanpa melihat sukunya , agamanya , ras-nya apa. Dalam hal ini Alquran mendidik Karakter manusia ( Faktor Internal , faktor dalam diri )  sedang kebiasaan sehari-hari yang bersifat adat / budaya ( faktor eksternal , faktor luar ) sesuai adatnya masing-masing ( Al Isra 84 ). Sedang Hadis berisi adat kebiasaan hidup sehari-hari Sang Nabi Muhammad sebagai bangsa Arab , yang bersifat faktor eksternal. Di jelaskan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 177 :

 

       “ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa  “.

Bertakwa:  orang selalu berbuat baik karena selalu merasa di awasi oleh Tuhannya seperti yang di jelaskan di Alquran : Al Anbiya 48-49 .


Nabi Muhammad dibesarkan di suku Arab Baduy gurun

 

             Alquran di tulis pada saat Nabi Muhammad hidup , saat beliau menerima wahyu Tahun 610-632. Wahyu-wahyu ini di tulis sepengetahuan dan bahkan dibawah pengawasan beliau langsung. Alquran berisi ucapan / Firman Tuhan yang berisi ajaran tentang kemanusiaan , saling menghormati Hak manusia , berbuat baik sesama manusia dsb.

         Sebelum membahas Hadis , ada baiknya kita sedikit teringat akan perjalanan hidup  / biografi Nabi Muhammad SAW.  Beliau di besarkan/disusui  oleh Halimah As Sa'diah seorang wanita Baduy  Arab yang hidup pedalaman /pedesaan Gurun Pasir Arab . Beliau menghabiskan masa kecilnya disini. Google : Halimah As Sa’diah  ibu susu NabI Muhammad dari Baduy  . Dengan begitu kita kemudian paham mengapa ucapan-ucapan beliau di dalam kitab Hadis  sama atau mencerminkan budaya Arab Baduy gurun pasir ini.


Ulama kita dulu sebelum Revolusi Islam Iran 1979 memahami bahwa yang ditiru dari Nabi Muhammad adalah Karakternya atau sifatnya yang baik , perilakunya yang baik , kejujurannya , dapat di percaya ( amanah ) , selalu menepati janji , selalu berbuat baik orang lain. Tapi setelah revolusi Islam iran 1979 , Ulama kita mewajibkan kita sebagai jamaahnya untuk meniru segala kebiasaan sehari-hari beliau / adat budaya beliau. Bukan itu saja sekarang malah 3 ( tiga ) generasi awal Islam itu harus ditiru segala adat budayanya ( aliran Wahabbi / Salafi ) . Tidak heran sekarang dimana- mana orang menerapkan Budaya Arab Baduy seperti memakai jilbab , pria dan wanita dipisah , tidak boleh bersentuhan ( bersalaman ) pria dan wanita yang bukan saudara , tidak boleh bersenang -senang yang sifatnya budaya seperti menari , menyanyi dan masih banyak lagi.

 Hadis tidak ada yang bisa menjamin kebenarannya

 

              Hadis berisi ucapan-ucapan ( hadis artinya ucapan ) Nabi Muhammad dan para sahabat yang terkait budaya Arabnya. Hadis di tulis  oleh jutaan masyarakat Arab di Arab/Timur tengah 85 tahun setelah meninggalnya beliau ( Nabi wafat 632 ) di tahun 717 saat pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Jeda waktu 85  tahun itu lantaran Nabi Muhammad sendiri melarang ucapan-ucapannya / Hadisnya ditulis  ( hadis artinya ucapan ). Ucapan-ucapan ( Hadis ) dan perilaku / Sunah ( sunah artinya perilaku ) beliau  itu diceritakann turun temurun menjadi sebuah cerita rakyat , cerita yang berkembang di masyarakat. Anda dapat membayangkan jutaan orang generasi ke 3 ( generasi cucu Nabi dan para sahabat ) yang  menulis tanpa sepengetahuan apalagi sepengawasan beliau, lantaran beliau sudah meninggal 85 tahun sebelumnya di tahun 632 . Itulah sebabnya hadis selalu berbentuk : “ aku mendengar dari Ayahku , ayahku mendengar dari ayahnya ( kakekku ) nanti baru kakekku mendengar dari sahabat utama seperti Abu Bakar , Umar , Usman , Ali, Aisyah , dsb. Selanjutnya Sahabat utama itu barulah mendengar dari Nabi Muhammad. Periwayatan dari ayah ke anak , anak kecucu rawan sekali salah dengar , salah kira , salah paham , ada yang menambahinya dengan bumbu-bumbu mistis , hal-hal yang ajaib , terkait peristiwa politik  dsb.

 

 

KITAB AL-QURAN.

( Berisi ajaran Tuhan )

KITAB HADIS

( Berisi ajaran adat kebiasana/budaya Arab Baduy )

1. Menghargai kemanusiaan HAK –HAK orang lain / hak individu (Ash Shuara 183 ) .  Aurat tidak didefinisikan . Aurat berdasar budaya masing – masing. Boleh memakai T shirt , celana Jeans , kaos oblong , yang penting  sopan sesuai adat sekitar. Memperlihatkan sebagaian paha atas dengan memakai celana pendek di pesta perkawinan tidak boleh karena tidak sopan , tapi bila dilapangan sepakbola boleh. Sesuai An Nur 31 penggalan pertama pengatur cara berpakaian pria dan wanita: ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka ”

Hampir tidak ada hak invidu , karena keharusan etika kesukuan / berkelompok yang menghendaki hal yang sama dan melarang budaya /mengharamkan budaya luar. Etika kesukuan yang mengharuskan keseragaman seperti model baju sama , tidak boleh ada model lain seperti memakai rok , T Shirt , celana Jeans dll . Model pakaian berdasar Hadis mursal ( tertolak ) yang berasal dari Abu Daud yang berisi : Nabi Muhammad menyuruh  Aisyah memakai baju yang terlihat wajah dan telapak tangan. . Mazhab Syafi’I : mengatakan yang boleh di tampakkan wajah dan telapak tangan. Mazhab Hambali : mengatakan seluruh tubuh aurat. Karena biasa tidak tampak ( tertutup ) maka timbullah pendapat : rambut aurat, lengan aurat , leher , seluruh tubuh aurat  dan lain-lain.

2. Penggalan An Nur 31 kedua dan Al Ahzab 59 adalah ayat sejarah . Ayat-ayat ini turun karena adanya peristiwa yang mengenai  Muslimah saat itu. Ayat tersebut bukanlah pengatur pakaian wanita. Tapi karena pengaruh politik Revolusi Islam Iran 1979 yang menghendaki jilbab sebagai bentuk perlawanan terhadap barat ,  ayat ini dipakai sebagai ayat pengatur cara berpakaian wanita dengan memakai kerudung dan jilbab. Hal ini karena ada kata kerudung dan jilbab di kedua ayat tersebut.Tidak ada satupun ayat yang menyuruh memakai jilbab model tertentu atau berpenampilan tertentu.

Jilbab hanya boleh dibuka di depan sauadara atau pria yang tidak boleh dinikahi ( muhrim ) , ayah , saudara.Wanita tidak boleh jadi pemimpin karena dianggap lemah. Pemimpin adalah laki-laki.

3. Tidak mengajarkan berpenampilan dengan pakaian model tertentu , ciri fisik tertentu seperti harus berjenggot , berkumis dsb. Mengajarkan menjadi rahmat bagi semua benda , mahluk dialam semesta , termasuk hewan anjing.

Berisi juga tentang : celana diatas mata kaki  mencukur kumis , memelihara jenggot.

Mazhab Syafii : Menajiskan anjing.

Mazhab Maliki : Tidak menajiskan anjing

 

.

4. Segala yang ada di dunia ini untuk manusia .( Al Baqarah 2: 29),  Allah SWT mendudukkan seni budaya manusia pada tingkat tertinggi: Pakaian yang indah dari sutera sebagai hadiah disurga.  ( Al Hajj 22:23) ( Al Kahf 18: 31) disebutkan 6 kali . Setiap orang berbuat sesuai adat istiadat/budaya-nya masing-masing (Al Isra 17:84)

Menolak dunia. Melarang seni budaya dari luar  ( non budaya Arab Baduy ) seperti gambar / lukisan , patung mahluk hidup. Seruling adalah suara setan . Mengharamkan biduanita. Mengharamkam  sutera. Melarang kesenangan yang bersifat seni budaya.

5. Kita diwajibkan dalam Al-Quran : mencari Ilmu  disebut 44 kali , menggunakan Akal disebut 12 kali,  Mencari Hikmah ( pelajaran dari sesuatu, (bila dikaitkan dng alam jadi ilmu pengetahuan) disebutkan 26 kali. Baik hati , jujur (saleh) disebutkan 131 kali Berbuat baik pada orang lain  , kepada alam , termasuk hewan  (amal : berbuat , saleh: baik) disebut 91 kali . (sumber : Qari CD for Digital Al-Quran, Sheikh Saad Said Al Ghamidi).

Banyak kisah teladan Nabi Muhammad untuk menjadi orang yang berguna bagi masyarakat dengan menjadi orang baik , jujur, banyak berbuat kebaikan , menepati janji , dapat dipercaya. Patuh pada orang tua kita , ayah dan ibu. Mendorong umat Islam untuk berilmu.

7.  Berpuasa agar bertaqwa (selalu berbuat baik karena takut hukumannya kelak di akhirat) dalam Al Baqarah 183 . Shalat  (artinya memohon, berdoa) bertujuan agar ingat adanya Tuhan ( Taha 14 ) yang selalu mengawasi  gerak gerik kita , sehingga seseorang selalu berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat karena takut akan balasan setelah hari kiamat . Inilah yang dimaksud  menjadi orang yang bertakwa ( Al Anbiya 48-49 ).

Berpuasa menghapus dosa. Bila Shalatnya tidak baik maka perbuatan baiknya tidak di terima. Aqiqah :  Doa seorang anak akan terhambat kecuali ditebus 2 ekor kambing.

NABI MUHAMMAD TIDAK MEWAJIBKAN PERILAKUNYA DI T

NABI MUHAMMAD TIDAK MEWAJIBKAN PERILAKUNYA DI TIRU


Nabi Muhammad Budaya Murni Pedesaan , Umar bin Khattab Budaya Kota


         Teladan Nabi Muhammad di Mekah . Ketika para Ulama sekarang mewajibkan perilaku / Sunah ( Sunah artinya perilaku ) Nabi Muhammad yang terkait budaya Arabnya untuk ditiru , seperti menolak berjabat tangan dengan lawan jenis nya ( antar pria dan wanita ) yang bukan saudaranya  , sebaliknya beliau malah tidak mewajibkannya. Kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad sejak bayi disusui oleh Halimah As Sadi’ah . Google ketik : Halimah As Sadi’ah ibu susu Nabi Muhammad. Beliau menghabiskan masa kecil sampai remaja muda  di kediaman Halimah di Suku Arab Baduy pedesaan yang mempunyai adat budaya melarang persentuhan ( termasuk bersalaman  ) pria dan wanita akibat terpisahnya hidup pria dan wanita akibat perang antar desa sejak ribuan tahun sebelumnya.

          Ketika pengambilan sumpah setia saat Nabi Muhammad menaklukkan Mekah , Nabi Muhammad menolak berjabat tangan dengan wanita yang bukan istrinya , tetapi beliau menyuruh Umar bin Khattab untuk mewakilinya yang tampaknya mempunyai budaya perkotaan yang membolehkan jabat tangan pria dan wanita. Dalam bukunya “ Muhammad Rasullullah Saw “  cetakan pertama ,hal 290 , Sayed Ali Asgher Razwy menulis : “ Dari Ka’bah , Nabi pergi ke bukit Shafa. Saat itu , orang-orang mengaku status gandanya, sebagai Nabi dan peguasa mereka. Seluruh kaum lelaki menyatakan sumpah setianya kepada Nabi dengan meletakkan tangan mereka diatas tangan beliau. Kemudian giliran kaum wanita menyatakan sumpah setia mereka. Namun Nabi tidak mau menyentuh tangan wanita yang bukan istrinya. Karena itu , beliau memerintahkan Umar bin Khaththab untuk menerima sumpah setia mereka atas Namanya “.

               Dalam halaman yang sama beliau juga mengutip pendapat John Glubb seorang penulis Sejarah Nabi : The Life and Times of Muhammad  , “ Nabi Muhammad kemudian memerintahkan Umar bin Khaththab untuk menerima sumpah setia kaum wanita “.

          Demikianlah Nabi Muhammad seorang yang penuh kebijaksanaan yang tidak mau memaksakan perilakunya yang terkait adat kebiasaannya / budayanya untuk di tiru orang lain yang bukan budayanya. Ulama kita dulu sebelum tahun 1979 mewajibkan Ahlak / karakter Nabi yang baik-lah yang wajib ditiru . Sedangkan dari segi budaya kita tidak perlu menirunya , karena kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai budaya sendiri. Ini berbeda dengan ulama kita sekarang yang malah mewajibkan budaya Arab Baduy beliau , hal ini tidak terlepas dari pengaruh politik dari Revolusi Islam Iran 1979 dan banyaknya para Ulama / Ustadz / guru yang lulus dari Universitas di Arab Saudi yang bermazhab Wahhabi. Sayangnya para Ulama kita ini bukannya mewajibkan budaya-nya sendiri budaya Indonesia seperti halnya Walisongo tapi malah terpengaruh mengkampanyekan budaya Arab Baduy tempat beliau menuntut Ilmu di Arab Saudi.


BUDAYA SUKU ARAB BADUY DAN SYARIAT ISLAM


         Setiap orang mencintai adat budayanya sendiri. Demikian pula Nabi Muhammad , para sahabat , para Tabiin / para Imam Mzhab seperti Imam Hanafi , Maliki , Syafi,I dan Hambali mereka cinta budaya nenek moyangnya Arab Baduy pedesaan. Ini seperti para tokoh kita dulu : Bung Karno , Ki Hajar Dewantara , Suryopranoto para istrinya masih berpakaian kebaya dengan rambut yang di sanggul , walaupun di sekitarnya para wanita Indonesia dulu sudah berbudaya kota , dengan memakai rok dan rambut tergerai. Tidak heran bila Nabi Muhammad dalam kesehariannya tidak mau bersalaman dengan wanita yang bukan istri / saudaranya . Demikian pula bila para Ulama Mazhab dalam bukunya melarang bercampurnya pria dan wanita. Mewajibkan pakaian adat mereka Jilbab dan ada pula yang mewajibkan cadar. Melarang budaya lain juga di ajarkan di bukunya seperti melarang lukisan / patung , bersenang -senang yang bersifat budaya seperti menari , menyanyi , memainkan musik . Seperti Soekarno , Ki Hajar Dewantoro yang tidak pernah mewajibkan budayanya ( seperti berpakaian kebaya ) kepada non Jawa ( orang Batak , orang Palembang , orang Bugis dll ) , demikian pula para ulama Mazhab beserta para murid-muridnya. Tapi setelah Revolusi Islam Iran Tahun 1979 , hasil kesepakatan ulama mayoritas ( jumhur ulama ) yang berbangsa Arab ( otomatis mempunyai budaya Arab Baduy itu ) dimasukkan kedalam Syariat Islam ( hukum Islam ). Maksud mereka adalah baik. Mereka bersepakat mewajibkan nilai-nilai budaya mereka ( termasuk Jilbab ) sebagai ajaran Islam. Masalahnya budaya seperti itu tidak ada di Alquran. Dan bila mewajibkan budaya seseorang kepada orang lain yang bukan budayanya hal ini melanggar hak azazi manusia untuk berperilaku sesuai adat budayanya sendiri. Sekaligus malah bertentangan dengan Al Isra  84 ;

 

             Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya “.

NABI MELARANG PENGGAMBARAN WAJAH DAN PENULISAN UCAPAN / HADISNYA

Nabi seorang yang suci dan bijaksana

       

          Gambar diatas no 1 dan 2 : Para peniru yang menirukan bintang pujaannya Elvis Presley dan Michael Jackson. Bila para bintang Film dan penyanyi sekarang sangat bangga bila suaranya , ucapannya , perilaku / gerakannya , pakaiannya , model rambut , model rambut wajahnya ( Elvis Presley ) ditiru 100 persen , tidak demikian Nabi Muhammad. Ketika umatnya tidak fokus menerapkan Alquran tapi malah fokus mengagumi dirinya  , beliau malah melarangnya. Sumber : Ensiklopedi pelajar Islam jilid 2 hal 65 dan di buku Pengantar Studi Ilmu Hadis  ( Alqaththan,Manna’, Syeikh,  48 hal 52 )  dan bila anda tidak punya bukunya silahkan ketik More info google ketik : Jejak sejarah pelarangan hadis oleh Nabi Muhammad. Gambar  3 dan 4 : Sejarah mencatat Nabi Muhammad melarang pelukisan wajahnya dan pelarangan penulisan ucapan / Hadisnya . Hadis artinya ucapan. Ini suatu bentuk tanggung jawab beliau karena sudah dipercaya untuk menyampaikan pesan Tuhan ( ayat-ayat ) / Alquran . Kekaguman umatnya seperti yang dilakukan masyarakat sekarang ketika mengagumi bintang pujaannya dengan cara berusaha melukis wajahnya dan meniru perilakunya dan menulis ucapannya . Pelarangan pelukisan wajah berlaku sampai sekarang , tetapi penulisan ucapan / Hadisnya yang berisi perilaku / Sunahnya dilakukan oleh jutaan masyarakat muslim atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz tahun 717 , 85 tahun setelah meninggalya Nabi Muhammad ( Wafat tahun 632 ). 

         Dalam kehidupan sehari-hari umat islam tahu bahwa Nabi Muhammad melarang pelukisan wajahnya. Dan mengenai penyebabnya banyak yang menduga-duga. Tapi jarang yang tahu bahwa Nabi Muhammad juga melarang penulisan ucapan-ucapan / Hadisnya ( Hadis artinya ucapan ) yang berisi perilaku / Sunahnya ( Sunah artinya perilaku ) . Tapi dengan kemajuan teknologi abad ini kita bisa menduga dengan dugaan yang paling tepat ( menurut pendapat saya ). Nabi Muhammad adalah manusia biasa seperti kita yang mempunyai sifat yang bijaksana yang malah lebih bijaksana dari manusia kebanyakan. Ketika beliau di kagumi dan menjadi idola kaumnya , pastilah saat itu para pengikutnya mulai menggambarkan wajahnya untuk ditempelkan di dinding-ding rumah dan ucapan / Hadisnya serta perilaku / Sunahnya dicatat untuk ditirukan. Seperti yang dilakukan penggemar Elvis Presley atau Michael Jackson diatas. Nabi Muhammad tentu sangat prihatin karena umatnya malah mengacuhkan Alquran / firman / ucapan Tuhan  / Allah swt untuk dilaksanakan umatnya. Sampai-sampai Tuhan di Alquran mencatat keluhan nabi kita ini :

               Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan”. ( Al-Furqan 25:30)

Apakah Asbabun Nuzul ( penyebab turunnya suatu ayat ) Al Furqan 25 : 30 adalah kondisi masyarakat Islam saat itu seperti diatas ? Wallahu A’lam Bishawab. Hanya Tuhanlah yang mengerti jawaban yang sebenar-benarnya. Kita manusia hanya menduga-duga saja , yang bisa saja salah.

UMAT ISLAM TERPECAH MENJADI SUNI DAN SYAH 632 M

 

Pertikaian Suni dan Syah seperti pengikut Jokowi dan pengikut Prabowo

 

             Sebelumnya kita harus paham dulu perbedaan mengenai Suni dan dan Syiah. Setelah Nabi Muhammad wafat tahun 632 terjadilah kekosongan kekuasaan pemerintahan di Jazirah Arab. Berlainan dengan penguasa lain , seperti halnya seorang Raja yang selalu menunjuk penggantinya , Nabi Muhammad tidak menunjuk siapa-siapa , bahkan juga tidak menunjuk keluarganya / Ali bin Abi Thalib yang saat itu salah satu Panglimanya. Agaknya beliaulah yang pertama kali menerapkan demokrasi di Dunia . Para Sahabat yang terdiri dari keluarga dan non keluarga Nabi ,berkumpul untuk bermusyawarah mencari siapa yang mampu menggantikan Nabi Muhammad. Saat itu setelah bermusyawarah yang terpilih adalah Abu Bakar r.a dari non keluarga Nabi. Tetapi ada ketidak puasan dari pihak keluarga Nabi yang merasa bahwa Nabi Muhammad menunjuk Ali bin Abi Thalib -lah yang berhak menjadi pemimpin . Para pengikut dari keluarga Nabi / Ali inilah yang disebut SYIAH dan pengikut Abu Bakar dari pihak non keluarga yang disebut SUNI. Kejadian ini persis seperti pemilihan Presiden di Indonesia tahun 2019 , ketika para pengikut Jokowi dan Prabowo selalu bertikai mengklaim siapa yang paling berhak menjadi Presiden , walaupun presiden telah terpilih secara demokratis. Pada kenyataannya , Jokowi dan Prabowo bersahabat dengan baik tetapi kita bisa melihat di internet kedua pengikutnya selalu saja bertengkar , selalu menjelek-jelekkan tidak saja diantara kedua pemimpin itu , tapi juga saling menjelekkan diantara mereka sendiri. Demikian pula dengan Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib walaupun mereka bersahabat tapi para pengikutnya selalu bertengkar. Puncak pertikaian kedua kelompok anggota keluarga Nabi dan non keluarga Nabi ini , menjadi perang Karbala. Dimana para pengikut Abu Bakar ( dari golongan non keluarga ) yang berjumlah 4000-6000 membantai keluarga Nabi ( cucu Nabi ) Husain , putra  Ali dan Fatimah yang berjumlah 128 orang. Google : Perang Karbala. Kemenangan pihak Suni menyebabkan pihak keluarga Nabi dikejar-kejar ke seluruh Negeri. Akibatnya mereka melarikan diri keluar dari Arab / Timur Tengah dan sebagian ke Indonesia untuk kemudian menyebarkan Agama Islam pertama kali di Indonesia.  Google : Sejarah penyebaran Agama Islam di Indonesia. Kemenangan ini mampu membuat suasana perdamaian terjaga disana selama hampir 1400 tahun , tapi kemudian kira-kira ditahun 2014 dengan lahirnya ISIS ( Islamic State of Iraq and Syria ) peperangan antara pihak keluarga Nabi ( SYIAH ) dan non keluarga Nabi ( SUNI ) berkobar lagi. Hawa panasnya merembat ke Indonesia. Dulu ketika saya remaja di tahun 1970 – 1980 an tidak ada pertentangan antara Suni dan Syiah. Tapi akhir -akhir ini akibat imbas peristiwa di Arab /Timur-Tengah itu , terjadilah pertikaian Suni-Syiah di Indonesia , di negara yang terkenal pecinta damai ini. Demikian pula antara Arab Saudi ( Suni ) dan Iran ( Syiah ) hari ini ( ditahun 2020 ) masih tegang hubungan antar kedua negaranya.

 

PENULISAN HADIS 717 M

Hadis berisi Budaya Arab Baduy Pedesaan

            Semua itu bermula dari ditulisnya Hadis tahun 717 oleh pemerintahan  Khalifah Umar bin Abdul Aziz. setelah dilarang penulisannya oleh Nabi Muhammad sendiri , lantaran beliau menghendaki Alquran saja sebagai pedoman hidup umat Islam  . Sumber : Ensiklopedi pelajar Islam jilid 2 hal 65 dan di buku Pengantar Studi Ilmu Hadis  ( Alqaththan,Manna’, Syeikh,  48 hal 52 )  dan bila anda tidak punya bukunya silahkan ketik More info google ketik : Jejak sejarah pelarangan hadis oleh Nabi Muhammad

              Hadis di tulis 85 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad ( meninggal tahun 632 ) . Nabi tidak tahu menahu kata-katanya ditulis ( hadis : artinya kata-kata Nabi). Hadis ( yang bisa juga  berarti ucapan Nabi )  adalah kumpulan tulisan ucapan Nabi yang di tuliskan tahun 717 semasa pemerintahan Khalifah Umar Bin Abul Aziz. Ucapan – ucapan Nabi ini setelah dituturkan secara berantai selama 85 tahun dari sahabat ( generasi pertama ) sampai anak cucu Nabi dan sahabat  ( generasi ketiga) barulah di tuliskan. Ada jeda waktu penulisan Hadis ini ,  disebabkan karena Nabi sendirilah yang melarang penulisannya . Beliau menghendaki umat Islam hanya bersandar pada kalimat tuhan saja yaitu  Alquran . Saat ini sang Khalifah mengeluarkan pengumuman ke seantero Negeri  : “ barang siapa yang pernah mendengar perkataan nabi ( hadis) , tuliskanlah…” . Mulailah jutaan orang di Iran,  Irak,  Suriah,  Mesir,  Arab Saudi,  Maroko,  Spanyol ( dulu Andalusia) menulis :  “ aku mendengar dari ayahku,  ayahku mendengar dari ayahnya , ( kakek sang periwayat) kemudian kakeknya tersebut  mendengar dari si A generasi sahabat. Barulah si A mendengar dari sahabat utama yaitu Aisyah, Abu Bakar , Umar, Usman , Ali yang mendengar langsung dari Nabi. Demikianlah Hadis selalu berpola seperti itu.


HADIS YANG PENUH KONTROVERSI

 

Hati –hati Hadis Palsu

 

             Tapi ada masalah yang sangat serius dengan model penyampaian berita secara estafet seperti ini  , keaslian Hadis sangat disangsikan keasliannya. Karena kalimat yang diwariskan/ di estafetkan dari mulut ke mulut selama 85 tahun , sangat mungkin ada yang salah dengar,  salah ingat , salah mengerti,  salah paham , ada yang hanya mendengar –dengar saja  bahkan ada seseorang yang bermaksud baik tapi mengarang ngarang cerita dengan menambah-nambahi seolah olah dari Nabi  , padahal Nabi tidak mengatakannya. Hadis kemudian menjadi semacam Folk Tail : cerita rakyat , yang menceritakan kehidupan Nabi baik ucapannya ( Hadis artinya ucapan ) maupun tindakannya ( Sunah artinya tindakan / perilaku ). Apalagi bila sejumlah Hadis yang dikaitkan dengan Politik ( lagi-lagi Politik ) terjadinya perang “abadi “ antara bangsa Arab dan bangsa Yahudi . Peristiwa perseteruan ini setelah dilanggarnya  Piagam Madinah oleh sejumlah pihak. Piagam Madinah adalah sebuah piagam yang mengatur perdamaian banyak golongan /suku ,  kepercayaan –kepercayaan Tradisi dan agama- agama  termasuk Yahudi dan Nasrani  yang membuat suasana Madinah aman tenteram dan damai. Tetapi karena ada peristiwa politik disana , maka pecahlah perang antara Kaum Yahudi sebagai pemilik Modal / perusahaan –perusahaan besar dan bangsa Arab yang dipimpin Nabi Muhammad. Dibawah ini contoh Hadis  palsu yang terkait politik saat itu. Ada seseorang yang “ bertujuan baik ”  mengatakan , saya mendengar Nabi mengatakan hal  ini  dari si A dan si A dari si B kemudian B dari C :

 

               “Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.” [Dalam hadits yang lain disebutkan sama dengan membunuh 1000 atau 7000 yahudi.]

 

           Dari segi Isi , ini jelas Hadis Palsu , walaupun mungkin si penulis /periwayat pertama menyebut-nyebut mendengar dari  si A , si B  dan si C , tapi isi hadis ini sangat Cabul dan Sadis. Apakah Nabi mengajarkan membunuh 1000 atau 7000 orang Yahudi berpahala ? Sangat mustahil. Hadis ini jelas palsu dari segi isi hadis. Tidak mungkin Nabi Muhammad yang me-nyuapi / memberi makan seorang pengemis buta Yahudi , yang menjadi tetangganya ,  malah mengajarkan hal seperti ini. Dan sangat bertentangan dengan ajaran Tuhan/Alquran dibawah ini.

 

          Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).


                  “ Itulah alasan saya mengapa Hanya Alquran pedoman penulisan saya , karena di jamin keasliannya. Sedang Hadis sering kontroversi “

 

Hadis Asli dari Nabi Muhammad

 

            Bila sebuah hadis mengajarkan sebuah kebaikan bagi orang lain dan diri sendiri seperti Hadis dibawah ini, maka hadis ini pasti berasal dari Sang Nabi Muhammad .

 

“Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik terhadap segala sesuatu”.

 

Atau hadis seperti ini :

 

“Menuntut ilmu , hukumnya wajib ,bagi orang islam laki-laki dan orang islam perempuan”.

 

             Oleh sebab itu , para ulama dulu ketika saya remaja di Tahun 1970an , menyatakan bahwa , Hadis ( perkataan Nabi ) dan Sunah ( perilaku Nabi ) adalah suatu yang tidak wajib. Yang wajib hanya Alquran. Karena Tuhan sendirilah yang menjamin kebenaran Alquran. Sedang Hadis tentu saja tidak bisa dijamin kebenarannya.


Tujuan saya menceritakan kepada anda tentang sejarah tentang cara penulisan hadis ,  agar kita semua waspada bahwa banyak sekali Hadis palsu. Sekali-kali jangan menganggap bahwa hadis , walaupun shahih adalah 100 persen benar dari Nabi Mihammad . Karena ketka hadis diulis Nabi Muhammad telah meninggal 85 tahun sebelumnya. Beliau tidak bisa di konfirmasi tentang kebenaran isi Hadis. Kita tetap berpegang teguh pada Alquran dan hanya Alquran sebagai ucapan Tuhan / Allah swt  yang dijamin kebenarannya ( Al Hijr 15:9).

 

PARA PENELITI HADIS GENERASI PERTAMA ( 699 – 780 )

 

Bangga terhadap golongannya termasuk Syrik

 

              Penulisan Hadis tahun 717 memicu lahirnya para peneliti Hadis abad ke 8 . Setelah umat Islam terpecah menjadi 2 : Syiah dan Suni setelah wafatnya Nabi , maka setelah timbulnya para peneliti Hadis maka umat Islam pecah berkeping-keping. Setelah ucapan-ucapan / Hadis ( Hadis artinya ucapan ) dan perilaku / Sunah ( Sunah artinya perilaku ) Nabi Muhammad dan para sahabat dituliskan oleh jutaan umat Islam nyaris di seluruh Timur Tengah dan Jazirah Arab di tahun 717 itu , banyak membuat para generasi muda Islam yang berbangsa Arab saat itu terpana. Jutaan tulisan rincian perilaku Nabi dan para Sahabat yang tercermin dalam ucapan-ucapan / Hadis tersebut dianggap sebagai contoh yang terbaik dalam menerapkan Islam. Tentu saja mereka merasa sangat cocok dengan perilaku tersebut karena bila ditelusuri para kakek - nenek / moyang para peneliti Hadis ini dari Suni : Maliki , Syafi’i ( yang menjadi Mazhab terbesar di Indonesia ) , Hambali ( lahr 780 M ) dan Syiah : Ismaili , Jafari dan Zaidi berasal dari orang - orang asli Arab Baduy pedesaan gurun pasir. Hal yang wajar dan manusiawi. Seperti kita ini bila diurutkan keatas 5 atau 6 generasi keatas pastilah nenek moyang kita itu berasal dari orang-orang pedesaan didalam hutan di Jawa , Sumatera , Kalimantan atau disebut Indigenous people atau orang asli.

 

           Kecintaan mereka terhadap budaya nenek moyang mereka adalah hal yang lumrah . Semua orang di kota seperti kita ini memang semuanya pasti mempunyai kakek-nenek orang pedesaan tergantung dimana dia berasal , dari pedesaan Jawa , Sunda , Dayak  , Makasar dsb. Ketika Presiden pertama kita Soekarno maupun Ki Hajar Dewantoro mengajarkan nilai-nilai kehidupan tidak terlepas dari budaya asli pedesaan di Jawa seperti memakai kebaya untuk istrinya , menghormati yang lebih tua , berkata sopan pada orang lain dsb. Menganggap tulisan para Ulama Mazhab ini adalah yang paling benar adalah sikap yang salah / keliru besar. Kita harus ingat bahwa mereka adalah manusia biasa seperti kita  yang menafsirkan kata Tuhan / Alquran. Bisa benar , bisa salah .  Apalagi membangga-banggakan golongannya sendiri ( NU , Muhammadyah , LDII atau aliran Islam yang lain ) karena merasa yang paling benar. Padahal perilaku yang membanggakan golongannya sendiri dan menganggap golongan lain kafir/sesat termasuk perilaku Syirik , perbuatan yang menyekutukan Tuhan. Dan dosa orang yang Syirik / menyekutukan Tuhan , termasuk dosa yang tak terma’afkan. Seperti dalam sabdanya :

 

“…..dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,” ( Ar-Rum 31 )

 “ Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka “. ( Ar-Rum
32 )

           
Kebenaran adalah Alquran itu sendiri. Kita harus selalu mengucapkan “ Wallahua’lam Bishawab “ yang berarti “ hanya Tuhan sendirilah yang mengetahui jawaban yang sebenar-benarnya “.



           Dari kiri : Imam Abu Hanifah atau Hanafi (lahir di Kufah, Irak tahun 699 ) , Imam Maliki (lahir di Madinah pada tahun 714 ) ,  Syafii ( lahir di Gaza, Palestina  tahun 767  ),  Imam Hanbal atau Hambali ( lahir di Marw  , Turkmenistan tahun 780 ). Para murid mereka inilah yang kelak mulai tahun 1979 setelah meletusnya Revolusi Islam Iran , menguasai pengaruh keagamaan dikalangan umat Islam Dunia menggantikan pengaruh pemerintah.


                    Apakah Nabi Muhammad mengenal para pendiri Mazhab / cendekiawan hadis ini ? tentu tidak. Karena beliau –beliau ini  lahir dan dewasa kira kira 100 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad ( wafat : 632 ). Mereka tidak bisa mengecek kebenaran isi hadis ( kata-kata nabi Muhammad) , lantaran tidak pernah bertemu / bertatap muka.Dengan demikian kita harus hati-hati terhadap banyaknya Hadis palsu. Jangan langsung percaya , harus lebih bijaksana , terutama Hadis yang berisi hal-hal negatif yang berpotensi memecah belah bangsa kita. Dalam hal ini bila kita mendengar sesuatu dari siapa saja dari orang sekitar kita , para Ulama , Ustadz , masyarakat umum walaupun mereka mengatas namakan ucapan itu berdasar Alquran maupun hadis , kita harus tetap menggunakan akal sehat kita untuk memilih mana yang terbaik untuk kita pribadi dan perdamaian bangsa Indonesia . Seperti dalam Firmannya :

 

 “ Who listen to speech and follow the best of it “. Those are the ones Allah has guided, and those are people of understanding”. (Az Zumar 18)

 

“ ..yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang  paham. (Az Zumar 18)

  

Sebaran Penganut Mazhab dalam Suni Dan Syiah


 

ORANG ISLAM BOLEH MEMELIHARA ANJING

 

Kita tidak di didik pluralisme ( ada banyak pendapat )

 

              Kasus wajibnya jilbab adalah salah satu contoh kasus saja dimana para ulama kita menyembunyikan pendapat-pendapat ulama yang lain. Pola lama seperti ini terbukti menghambat kemajuan umat Islam dibanding bangsa lain. Kasus selanjutnya adalah tentang anjing. Alquran mengajarkan Rahmatan lil alamin , yang berarti kita harus melakukan konservasi tanah , menyayangi seluruh alam termasuk  lingkungan tumbuhan , hewan, manusia dan masih banyak lagi. Tapi ketika para Ulama Mazhab menuliskan hasil penelitiannya terhadap hadis yang baru saja ditulis tahun 717 itu , maka banyak pendapat -pendapat yang berlainan sesuai selera atau persepsi para pendiri Mazhab tersebut ketika membaca hadis. Misalnya , Mazhab Syafi ‘i yang kita anut menajiskan anjing.  Bila beliau menganggap anjing suatu binatang yang kotor / Najis adalah sah-sah saja. Tapi tidak demikian halnya dengan Mazhab Maliki. Demikianlah pendapat manusia selalu berbeda pendapat. Tapi kitab oleh mengkafirkan / membully yang tidak sepaham dengan kita. Marilah kita didik anak-anak kita generasi muda Islam agar mereka memiilih apa yang paling baik dari berbagai pendapat untuk dirinya. Sesuai petunjuk Tuhan di Alquran :

 

“ Who listen to speech and follow the best of it “. Those are the ones Allah has guided, and those are people of understanding”. (Az Zumar 18)

 

“ ..yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang  paham. (Az Zumar 18)



               Keterangan  gambar 1 : Mazhab Maliki yang didirikan oleh Imam Malik bin Anas adalah orang Islam asli Madinah ( lahir 714 )  membolehkan memelihara anjing dan tidak menajiskannya. Beliau termasuk Tabi’in , generasi setelah sahabat. Masa hidupnya sangat dekat dengan hidupnya sang Nabi ( wafat 632 ) sehingga pendapatnya sangat layak di percaya apalagi beliau orang asli Medinah yang dalam kesehariannya masih dapat melihat dan  merasakan sendiri ajaran Nabi Muhammad dengan selisih 80 tahun dengan meninggalnya beliau di tahun 632. Google : Anjing dalam pandangan 4 mazhab atau anjing suci dalam Mazhab Maliki. Gambar 2 Tampak seekor anjing berkeliaran dalam masjidil Haram. Silahkan ketik di Youtube maupun Google : anjing di masjidil haram . Bagi kita yang didik Mazab / aliran Imam Syafi’I tentu akan terkejut dan tidak percaya. Karena Mazhab Syafi’I memang menajiskan anjing berdasar Hadis / Ucapan Nabi Muhammad yang ditulis oleh jutaan masyarakat Arab dan Timur Tengah di tahun 717. Hadis ditulis 85 tahun setelah meninggalnya Nabi otomatis tanpa sepengawasan Nabi. Sekarang , umat Islam di Indonesia lebih memegang Hadis dari pada Alquran.

 

PARA PENELITI HADIS GENERASI KEDUA

 

Lahirnya para ilmuwan peneliti Hadis abad ke 9 ( Tahun kelahiran antara 810-834 )

 

             Kitab Hadis Bukhari /Muslim ditulis tahun 800an. Ilmuwan Islam  Bukhari yang lahir 200 tahun setelah Nabi Muhammad meninggal ( Nabi meninggal tahun 632) memilah milah 1 Juta hadis. Hasilnya diantara hadis yang jumlahnya jutaan itu , ada 7275 ucapan Nabi ( hadis)  yang shahih ( ketik google : biografi Imam Bukhari ) . Shahih disini maksudnya , orang yang meriwayatkan rangkaian ucapan Nabi itu betul betul ada. Ayahnya ada,  kakeknya ada ,  si A (sahabat)  yang disebutkan sampai Nabi Muhammad itu ada . Sebaliknya bila ada seseorang yang bercerita bahwa dia mendengar dari ayahnya , kemudian ayahnya mendengar dari  kakeknya , kakeknya kemudian mendengar dari si  A yang di katakan sebagai sahabat Nabi , tapi nama si A ini tidak ada dalam daftar Sahabat Nabi , maka dikatakan ucapan Nabi ( Hadis) ini tidak Shahih. Bila Imam Bukhari mengatakan shahih pun , isi hadis nya belum tentu sama yang diucapkan Nabi , mengingat rantai ucapan Nabi ini di tuturkan dari mulut kemulut selama hampir seratus tahun dan tidak bisa dikonfirmasi / di cek ke  Nabi Muhammad lantaran beliau   telah meninggal 200 tahun sebelum Imam Bukhari lahir. Ibarat kita di jaman ini , bisakah kita memastikan kebenaran ucapan Pangeran Diponegoro di 1825 , walaupun di ucapkan/diceritakan  cucunya sendiri? Siapa yang menjamin ucapan itu persis sama dengan yang di ucapkan sang pangeran ? Itulah sebabnya se-shahih apapun , sebuah hadis menjadi kontroversi bagi penulis hadis yang lain. Google ketik :  kontroversi hadis Bukhari.

 


             Gambar atas : Buku para peneliti Hadis generasi kedua , yang lahir kira –kira 200 tahun setelah Nabi Muhammad meninggal ( Nabi wafat tahin 632) . Dari kiri buku   Imam Bukhari ( Lahir di Bukhara tahun 810)  , Muslim ( lahir tahun 821)  , Abu Daud (lahir tahun 817 di Sijistan) dan Tirmizi ( lahir tahun 824 di kota Tirmiz) . Peneliti Hadis yang lain , Imam Nasa'i (839  M) , Imam Ibnu Majah (824 M).      

 

            Masalah ini semakin pelik dan rumit ketika semua umat Islam terutama Ulama sekarang menganggap Hadis benar –benar ucapan Rasulullah. Padahal Ulama kita dulu mengatakan ( saya masih teringat ucapan ulama dulu) “ .. yang wajib adalah Alquran , sedang Hadis adalah Sunah (perilaku Nabi ) tidak wajib di tiru , karena itu hanyalah budaya Arab sang Nabi ”.  Anda bisa konfirmasi pernyataan saya ini ke Ayah , ibu , kakek , nenek , om , tante  siapapun yang hidup di tahun 1970-1980an , tak satupun budaya Arab Baduy yang di laksanakan sehari-hari di masyarakat muslim kita , seperti memisajhkan pria dan wanita ,mewajibkan jilbab , tidak mau bersalaman dengan pria/wanita yang bukan saudara, melarang lukisan / patung dll.

 

 

1.     Negara Hadis pertama : Revolusi di Arab Saudi di tahun 1744.


               Keterangan Gambar atas : Bermacam-macam pakaian adat / tradisi Arab Saudi yang non jilbab ,  masih lestari sampai sekarang. Berturut-turut pakaian tradisi dari kota Mekah , Al Baha , Riyadh dan Jazan. Pakaian ini masih dipakai oleh anak-anak yang belum dewasa ( belum menstruasi ) sampai sekarang. Sumber Youtube : Traditional clothing of Women in Arab Saudi . Gambar bawah  1 : Muhammad bin Abdul Wahhab pendiri Mazhab Wahhabisme , sebuah aliran dalam Islam yang menerapkan budaya Arab Baduy untuk para muridnya / pengikutnya. Beliau bekerjasama dengan Ibnu Saud ( gambar bawah 2 , seorang politisi ) untuk merebut pemerintahan dari Kekhalifahan Islam  Ottoman yang di kenal dengan  Revolusi  Arab Saudi pertama 1744  . Google : Negara Saudi Pertama. Kerjasama Politisi dan Ulama untuk meraih kekuasaan juga tampak di  Pemilihan Presiden Indonesia 2019 . Gambar bawah 3 . Paham Wahhabi mewajibkan  pengikutnya berbudaya Arab Baduy , termasuk cara berpakaiannya. Para wanita dewasa ( sudah mensrtruasi ) diwajibkan dengan memakai Jalaba atau Jilbab ( pakaian wanita yang terdiri dari Jubah dan Kerudung ) dan cadar . Kewajiban ini masih sebatas untuk para pengikutnya belum dijadikan undang – undang Negara. Menurut putera mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman, dulu  penerapan Hadis/budaya Arab Baduy belum sekeras sekarang .Tapi karena pengaruh Revolusi Islam Iran tahun 1979 yang beraliran Syiah itu , Hadis –hadis yang terkait budaya Arab Baduy  dengan sangat keras dipaksakan/diwajibkan para Ulama yang berpengaruh atas negara dengan membuat Undang-Undang . Para pelanggar akan dikenai hukuman penjara , seperti kewajiban Helm di Indonesia yang bagi pelanggarnya akan dikenai hukuman denda.  Google : Arab Saudi dalam kondisi tidak normal pada 30 tahun terakhir dan Putra Mahkota Arab Saudi Bicara Soal ' Pemulihan Islam ' .

 

Cinta budaya mengatas namakan Agama dan Nabi Muhammad


            Aliran Wahhabi / salafi  didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab ( w 1792 ) ( gambar 1 ) yang berasal dari daerah  Nejed , suku ‘Uyainah ) penduduk pedesaan Gurun Arab Saudi yang panas ( gambar 2 ) .  Ayahnya adalah seorang kepala Suku Arab Baduy padang pasir, yang bergelar Syaikh Muhammad bin 'Abd al-Wahhab al-Najdi ( Syaikh atau Syekh adalah gelar untuk kepala suku ) . Pada dasarnya beliau adalah pecinta budaya Arab Baduy nenek moyang nya sendiri. Hal yang wajar , seperti para ulama kita dulu dulu seperti Sunan Kalijaga maupun para pemimpin kita :   Soekarno , Suryo Pranoto , Ki Hajar dewantara yang juga mencintai budaya Jawanya sendiri. Karena menjadi Mazhab negara , tidak heran ulama / ustadz  kita yang lulusan Mekah dan Madinah  ( biasanya bergelar Lc ) itu mengembangkan budaya Arab Baduy disini. Tidak heran bila Muhammad bin Abdul Wahhab ini memilih Mazhab Hambali ( lahir 780 M ) dengan model jilbab yang menutup seluruh tubuh , sebuah model jilbab yang sama dengan model jilbab suku beliau yang hidup dipadang pasir yang panas ( Gambar 3 ) . Kelak bila gerakan Wahhabi ini berhasil maka Indonesia akan menjadi Negara Arab KW ( KW istilah untuk palsu ) . Bangsa Indonesia kehilangan harga dirinya sebagai bangsa , tidak ubahnya seperti bangsa budak yang tidak punya budayanya sendiri. Ajaran ini menjadi ajaran wajib di Arab Saudi lantaran beliau bekerja sama dengan Ibnu Saud , ketika merebut kemerdekaan  dari Kekhalifahan Utsmainah ( Turki)  pada tahun  1744.  Gambar 4 : Suku Arab Baduy gurun pasir Arab yang kehidupan pria dan wanitanya terpisah.

 

Sumber foto  Google Image : Muhammad bin Abdul Wahhab , Nejed desert map , Bedouin old Foto.

 

PENGARUH WAHHABI/REVOLUSI ARAB SAUDI 1744 DI INDONESIA

Kongres Islam 1925 tanpa jilbab dan boleh bercampur



                   Kedua gambar diatas memperlihatkan para  pemuda-pemudi Islam yang terkabung dalam Jong Islamieten Bond berkongres 1925. Pengaruh ajaran Ulama awal kita termasuk Walisongo dalam diri masyarakat Islam ( musllim) yang membolehkan adat/budaya lokal , diantaranya membolehkan rambut terlihat , para wanita berpakaian tradisi kebaya dan pria dan wanita bercampur masih melekat kuat. ( 2 : jilid 3) atau ketik Google Images : Jong Islamieten Bond . Saat ini Muhammadyah ( berdiri 1912 ) masih sedikit pengikutnya. Nahdlatul Ulama ( NU ) belum berdiri. NU berdiri 1926.

 

Para Ulama kita Sekolah paham Wahhabi di Mekah

 

       Seperti telah disebutkan diatas ,  Muhammad bin Abdul Wahhab seorang ulama pecinta budayanya ( budaya Arab Baduy) yang mewajibkan budaya ini ke pengikutnya dengan memberikan contoh 3 Generasi awal Islam yaitu Nabi Muhammad, para sahabat , para Tabiin ( generasi setelah sahabat ) dan Tabiut Tabiin ( generasi setelah sahabat ) . Mencontoh 3 generasi awal Islam ini kemudian disebut Aliran Salafi. Google : arti Salafi. Sebuah cara yang tepat dan jitu dengan menggunakan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad dan para sahabat untuk mengembalikan budayanya kepada bangsanya. Karena menyinggung masalah Nabi Muhammad dan para Sahabat yang sangat kita cintai itu , tentu saja Para Ulama kita yang naik Haji dan belajar ke Mekah saat itu secara tidak sadar maupun sadar terpengaruh ketika berguru kepada para Ulama Mazhab Wahhabisme disana.  Sepulangnya dari belajar di sana , walaupun mereka masih bermazhab Syafi’I tetapi mereka mulai menerapkan budaya Arab Baduy seperti para gurunya di Mekah . Budaya seperti kewajiban berpakaian Jilbab,  memisahkan pria dan wanita yang tidak diterapkan oleh para pendakwah bangsa Arab awal termasuk para Walisongo. Seperti kita ketahui para warga Arab awal dan para Walisongo malah mengembangkan budaya lokal kita seperti tari-tarian , gamelan , tembang dsb. Google : Walisongo menciptakan tarian Jawa. Pertama kali pengaruh dari Revolusi di Arab tahun 1744 di Arab Saudi ini , tampak di  Masyarakat Minangkabau  Sumatera Barat oleh Syekh DR. Abdullah Ahmad ( lahir di Padang Panjang 1878 – meninggal di Padang, 1933 pada umur 55 tahun) . Pada tahun 1895, beliau bersekolah selama 4 tahun dan kembali ke Indonesia pada tahun 1899.  silahkan anda ketik Google : DR. Abdullah Ahmad di blog minangkabau's atau Anda yang berminat tentang sejarah jilbab yang lumayan lengkap bisa membuka alamat ini Google  :  Perjuangan Panjang Jilbab di Indonesia blog Al-Atsariyyah . Sedangkan di Jawa oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan ( lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868– meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) . Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun.dan pulang kembali tahun 1888. Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Mekah untuk yang kedua kali dan menetap selama dua tahun. Sepulangnya beiau mendirikan  Muhammadiyah 18 November 1912 .Ketik Google : Biografi Ahmad Dahlan dan Biografi dan Dakwah KH. Ahmad Dahlan



             Keterangan gambar  diatas : Untuk pertama kalinya sejak kedatangan orang Arab / Ulama Arab yang datang ke Indonesia pada abad ke 8 , DR Abdulah Ahmad dan KH Ahmad Dahlan mewajibkan budaya Arab Baduy gurun pasir , seperti Jilbab dan memisahkan pria dan wanita kepada para muridnya. Kedua ulama ini bersekolah di Mekah yang sebagian besar sudah bermazhab Wahhabi. Hal ini tidak lepas dari kerjasama seorang Politisi Ibnu Saud yang bekerjasama dengan Ulama Muhammad bin Abdul Wahab ( pendiri Wahabi ) yang berhasil merebut kemerdekaan dari Kekhalifahan Utsmainah ( Turki) tahun 1744.  Perilaku ini sebelumnya tidak di wajibkan  oleh para penyebar Islam awal , termasuk Walisongo. Tampaknya pengaruh beliau-belaiu ini memudar setelah meninggal dunia. Dan kelak, ajaran Hadis yang terkait budaya Arab Baduy  ini akan menguat lagi setelah Revolusi Islam Iran 1979.


                         

             Keterangan gambar diatas : 1. KH Hasyim Asyari pendiri Nahdatul Ulama tahun 1926. Pada tahun 1892, K.H. Hasjim Asy'ari pergi menimba ilmu ke Mekah yang saat itu sebagian besar sudah bermazhab Wahhabi yang mencintai Budaya Arabnya. Gambar 2 : Sekembalinya dari sana , pengaruh itu mulai tampak pada pondok pesantren beliau,  walaupun pengaruh nya kecil. Pengaruh ini masih lebih besar ke tradisi yang di buat oleh para Ulama pendahulunya , para walisongo. Pengaruh itu misalnya memisahkan pria dan wanita , kerudung juga diwajibkan tapi tidak menutupi rambut semuanya ( namanya sari yaitu  kerudung yang di pakai ibu Shinta istri Gusdur )  . Kadang-kadang malah kerudung itu berfungsi sebagai selendang yang dikalungkan ke leher , tampak foto itu dibuat tahun 1960 atau 1970an . Mengingat cetak foto berwarna baru masuk Indonesia di awal tahun 1970 an. Silahkan buka Youtube : Asmaul Husna Krapyak teks KH. Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta. Menit ke 9 detik ke 36. Gambar 3 dan 4  : Setelah Revolusi Islam Iran 1979 yang menggaungkan budaya Arab Baduy sebagai identitas kaum muslim , pengaruhnya bak tsunami menyapu budaya dunia termasuk Indonesia. Sejak itu rambut benar-benar tidak boleh tampak. Hal ini karena rambut dianggap  Aurat ( anggota badan yang tabu diperlihatkan kepada orang lain ) seperti halnya kelamin ( ma’af ) , payudara , pantat , paha dan semua anggota badan yang tidak biasa tampak di masyarakat kita. Untuk wanita Arab di padang pasir yang selalu memakai Jilbab sejak ribuan tahun yang lalu , rambut memang aurat karena tidak biasa tampak , karena selalu tertutup kerudung / jilbab. Tetapi untuk masyarakat Indonesia rambut  bukan aurat dan tidak tabu diperlihatkan ke orang lain . Karena Rambut pada masyarakat kita biasa tampak.


Pisahkan ajaran Tuhan (  Alquran ) dan Ajaran orang ( Hadis )

 

          Umat Islam kita sekarang baik wanita maupun pria bila menirukan perilaku mereka orang Arab Baduy ini , dianggap  hijrah ( berpindah ) menuju kesucian Islam. Kesalah pahaman yang harus diluruskan. Ajaran Alquran / Tuhan mengajarkan moralitas /Humanisme , mengajarkan seseorang mempunyai / menjadi pribadi yang baik/ jujur ( orang saleh ) yang banyak berbuat kebaikan bagi orang lain ( amal saleh ) dan berperilaku sesuai dengan kebiasaannya / adat budayanya sendiri. Sedangkan Hadis adalah ucapan ( arti Hadis : ucapan ) Nabi Muhammad dan para sahabat yang terkait dengan perilaku / Sunah adat budaya nenek moyangnya suku Arab Baduy.

           Islam/Alquran tidak pernah mengajarkan hanya satu adat budaya suku tertentu yang dianggap terbaik.Yang terbaik adalah orang yang bertaqwa yaitu orang yang selalu berbuat baik karena merasa di awasi terus segala perilakunya oleh Tuhan YME dan perilakunya yang baik maupun jahat itu akan tercatat dan kelak harus  dipertanggung jawabkan setelah hari kiamat ( Al Anbiya 48-49 ).

             “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. ...” ( Al-Hujurat 13 )

BUKTI JILBAB TAK DIWAJIBKAN DI KERAJAAN / NEGARA ISLAM PERSIA

 

Islam Budaya Persia

 

                Islam Budaya Persia adalah Islam berbudaya Urban/ perkotaan bukan islam budaya Arab Baduy pedesaan gurun pasir . Gambar peninggalan sejarah dibawah ini adalah gambar peninggalan Kerajaan Islam Persia yang didirikan oleh Khalifaur Rasyidin : Abu Bakar , Umar , Usman dan Ali. Beliau – beliau itu memang orang Arab tapi tidak mewajibkan budaya Arab Baduynya kepada rakyat Kerajaan Persia yang ditundukkannya di tahun 632. Tentu saja ini sesuai dengan Alquran yang menghendaki setiap bangsa berperilaku sesuai adat kebiasaannya sendiri.


Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. ( Al Isra 84 )



 Sumber Google  gambar : Sumber Google  gambar : Reza Abbasi  Paintings Persian Classic Women

 

 

PARA PENYEBAR AGAMA ISLAM AWAL DI INDONESIA ABAD KE 7

Keluarga Nabi / Syiah melarikan diri ke Indonsia

              Perseteruan yang kita lihat sekarang antara Arab Saudi ( Sunni ) dan Iran ( Syiah ) ditahun 2019 ini adalah persoalan turun temurun sejak ribuan tahun yang lalu , tepatnya hampir 1400 tahun yang lalu. Google : Perang Karbala. Setelah perang Karbala tanggal 10 oktober tahun 680 , dimana terjadi kekalahan dengan dibantainya keluarga Nabi Muhammad ( Syiah ) termasuk Husain bin Ali ( cucu Nabi Muhammad ) oleh pasukan Yazid bin Muawiyah yang non keluarga Nabi ( Sunni ) maka terjadilah exodus besar-besaran ke seluruh dunia.

 

         Gambar diatas : adalah Peta pelarian politik para Keluarga / keturunan Nabi Muhammad dari  Jalur Husein ( putra dari perkawinan Fatimah dan Sayidina Ali ).  Dari Irak ( kota Basra ) mereka melarikan diri ke Hadramaut di Yaman ( Ibukotanya  Aden ) kemudian berlayar ke Indonesia. Dengan  memanfaatkan jalur perdagangan dari Mekah maupun Medinah yang saat itu menjadi kota perdagangan yang makmur ke pelabuhan Aden . Kota Aden di Yaman yang saat itu menjadi pelabuhan internasional yang menghubungkan dunia Arab dengan Cina dan India.  Sumber Google : Arab-Indonesia Wikipedia atau Ekonomi dagang Bangsa Arab pra Islam

 

  

         Sebagian mereka mendarat di Indonesia . Google : awal mula datangnya orang Arab ke Nusantara.Para pelarian keluarga Nabi yang termasuk generasi ke 3 umat Islam ini ( sejaman dengan cucu Nabi Muhammad , Hussain yang dibantai ) menganut  ajaran Alquran yang membolehkan pengikutnya berbuat sesuai budaya setempat. Foto-foto dibawah ini bukti nyata bahwa orang-orang Arab sebagai pendakwah awal kita ( termasuk Walisongo : beliau juga para wali keturunan Arab ) tidak memakai Jilbab dan tidak mewajibkan Jilbab pada pengikutnya orang Indonesia yang berbudaya rambut terlihat. Tidak seperti Ulama kita yang salah paham memaksakan budaya Arab Baduy nenek moyangnya  , beliau – beliau ini malah dengan santun menyesuaikan diri berpakaian kebaya sesuai budaya kita.

 

Saat Ulama Mazhab Hanafi , Maliki , Syafi’i dan Hambali belum lahir

 

           Para muslim yang melarikan diri itu beraliran hanya Alquran saja. Ini berbeda dengan muslim kita sekarang ( termasuk saya ) yang berMazhab Syafii , dimana mazhab ini berpedoman pada Alquran dan Hadis. Saat terjadi perang Karbala tahun 680 , para Ulama Mazab Hanafi , Maliki , Syafi dan Hambali belum lahir. Mari kita perhatikan tahun-tahun kelahiran beliau dibandingkan peristiwa Karbala tahun 680.  Imam Abu Hanifah atau Hanafi (lahir di Kufah, Irak tahun 699 ) , Imam Maliki (lahir di Madinah pada tahun 714 ) ,  Syafii ( lahir di Gaza, Palestina  tahun 767  ),  Imam Hanbal atau Hambali ( lahir di Marw  , Turkmenistan tahun 780 ). Hadis yang mereka pelajari dan mereka tulis belum ada , lantaran Hadis baru di tulis tahun 717 saat pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Jadi para pelarian keluarga Nabi dan para pengikutnya ini, benar-benar murni Alquran. Sangat menarik penampakan mereka dari cara-cara berpakaian , cara bergaul pria dan wanita yang boleh berbaur . Mereka ini menampakkan budaya perkotaan,  seperti budaya Universal pada umumnya. Tanda-tanda mereka berbudaya Arab Baduy pedesaan gurun pasir yang terisolasi seperti nenek moyangnya sama sekali tidak nampak , seperti berjilbab , memisahkan pria dan wanita, wanita tidak boleh merias diri dsb . Bahkan sebaliknya mereka malah memakai baju kebaya yang menampakkan rambut seluruh wajah , leher sebagian tangan dan merias diri ( lihat gambar dibawah ).

 


           Keterangan Gambar :  Keluarga Besar orang Arab dulu di Indonesia . Tampak keluarga Al Habib Abubakar Bin Muchsin Bin Ahmad Al Hamid, Sidrap-Sulawesi Selatan, Tahun 1935. Mereka tak berjilbab tapi sesuai dengan Alquran yang menghendaki penganutnya agar sopan sesuai adat sekitar dengan menampakkan anggota badan yang biasa tampak pada masyarakat kita ( rambut , leher , telinga dll ). Sesuai penggalan An Nur 31 :

 

         ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka.” ( An Nur 31)

 

Sumber Google : https://profildzurriahnabi.blogspot.com/2013/11/alhabib-abubakar-bin-muchsin-bin-ahmad.html



          Kterangan Gambar atas : adalah foto foto sebelum Revolusi Islam Iran 1979. Gambar 1 dan 2 . Kapten Arab di Ternate bermarga Alhaddar (koleksi pribadi) . tahun 1950an . More info Google :  Kapten Arab. 3. Seorang wanita Arab bermarga Alaydrus termasuk keluarga Nabi Muhammad  ( koleksi pribadi) foto sekitar tahun 1970an akhir ). 4. Keluarga Bahalwan tahun 1950an. Google Images : keluarga Bahalwan

 

 

        Keterangan  Gambar  : 1. Kakek nenek  Najwa Shihab , ayah dari Quraish Shihab. Gambar 2 : Najwa Shihab presenter Televisi yang terkenal . More info google Images : Keluarga Quraish Shihab.  Gambar 3 . Kakek Nenek Anies Baswedan , bukan saja istri beliau berbusana kebaya Indonesia  tapi  pak AR. Baswedan ini juga berbudaya Indonesia. Beliau saat berjuang dulu ditahun 1930an malah sering memakai Blangkon . Ketik google : AR. Baswedan pakai blangkon.  Gambar 4 : Anies Baswedan sekarang menjadi Gubernur Jakarta. Mereka adalah bagian dari bangsa Indonesia yang beraneka ragam. Saya sangat bangga dan terharu terhadap mereka. Dalam suasana bangsa kita yang malah bangga ke Arab-Araban  yang bersifat budaya , mereka malah memberi teladan kepada kita untuk berbusana pakaian tradisi / pakaian kebiasaan seperti orang Indonesia dahulu sebelum Revolusi Islam Iran 1979. Betapa pentingnya budaya lokal untuk kejayaan bangsa. Sebagian orang Indonesia sekarang memang sedang tergila gila apapun yang berbau Arab sebagian yang lain budaya Korea , Jepang .


Islam Budaya Nusantara


PARA USTAZAH –PUN TAK BERJILBAB       

 

     

        Gambar 1 :  Tiga wanita Pucuk Pimpinan Fatayat NU pertama ( organisasi wanita NU , seperti Aisyah  di Muhammadyah ) adalah Nihayah Bakri (Surabaya) sebagai Ketua I dan Aminah Mansur (Sidoarjo) sebagai Ketua II.Foto tertanggal 24 April 1950. Rambut aurat ?  ini adalah kosa kata baru. Dulu , kata ini selama ratusan atau ribuan tahun sejak adanya agama Islam tidak pernah terdengar. Kata ini muncul di ucapkan para Ulama Islam sejak 1980an akhir setelah Revolusi Islam Iran 1979. Perhatikan Rambutnya di biarkan terlihat. Diambil dari situs resmi NU. Ketik google /images: Tiga Serangkai Perintis Fatayat NU.

 

   Gambar 2Tiga wanita Pucuk Pimpinan Organisasi Islam . Foto ini diambil saat peresmian Gedung Wanitatama di Yogyakarta 21 Desember 1983. Foto diatas adalah Cover Majalah Suara Muhammadyah no.2 ke 64/1984. Para petinggi Organisasi Wanita Islam saat itu membolehkan terlihatnya rambut , telinga dan leher saat berbusana Islam Budaya Nusantara. Tampak ketiganya bersalaman dengan mantan presiden Soeharto . Yang menarik mereka sekarang mulai mengharamkan bersalaman dengan laki-laki yang bukan saudaranya ( Muhrimnya) . Masing-masing  yaitu:

 

    Ibu Sunaryo mangun Gupito : Ketua PB . Jibda, Ketua PB. Muslimaat Masyumi, Penasihat Wanita Islam

         Ibu Hanyah Mawardi : Wakil Ketua PP Aisyah, Muhammadiyah.

         Ibu Maridan Noto : Pimpinan Sarekat Islam.



           Kterangan Gambar : Dari kiri , keluarga Prof. DR. Buya HAMKA dan keluarga Gusdur di tahun 1970-1980an awal . Paling kanan Santriwati dan santri pria di Pondok Pesantren Krapayak Yogyakarta , tak ada tahunnya , mungkin sekitar 1970an. Semua nya tak berjilbab , karena menganggap rambut bukan aurat . Ulama dulu mengajarkan bila berpakaian yang penting sopan sesuai adat kita.


Sumber gambar :

Gambar 1 : Diambil dari,  Buku AYAH tentang Buya Hamka , karangan Irfan Hamka.

Gambar 2 : Google Images : keluarga Gus Dur.

Gambar 3 : Youtube : Asmaul Husna Krapyak teks KH. Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta , menit ke 9 detik ke 36.

 

          Dulu ketika saya remaja sebelum tahun 1979 , saat SD , SMP , SMA tak seorangpun yang memakai jilbab model sekarang. Yang ada hanya lah sari , kerudung seperti yang dipakai Ibu Shinta istri Gusdur .Beliau seperti warga Nu lainnya memang memakai “ seragam “ seperti itu. Bila anda ragu silahkan Tanya kepada Ayah dan Ibu  , kakek , nenek , paman bibi/tante pernyataan saya ini. Boleh juga buka google : foto sma jadul . Youtube :  Jakarta tempo dulu , Yogyakarta tempo dulu , film tiga dara , asrama dara , gita cinta dari SMA , Cintaku di Kampus Biru dll. Perhatikan sebelum anda lahir orang Indonesia tak ada yang memakai Jilbab.




Sumber gambar Aceh 1956 : koleksi pribadi
Sumber gambar Google Images : Wanita Aceh

       Foto diatas adalah , foto orang tua penulis di Aceh tahun 1956 , ketika para ulama kita tidak menganggap jilbab hal yang wajib. Jilbab di wajibkan di Aceh tahun 2001.
Foto dibawah adalah foto para sahabat penulis di tahun 1970an akhir dan 1980an akhir.Tak seorangpun yang memakai jilbab.


 

            Keterangan : Gambar 1 : Suasana kelas saat penulis di SMS Negeri 5 Yogyakarta di tahun 1970an. Gambar 2 : SMA Negeri 1 Yogyakarta di tahuyang belum diwajibkan oleh guru-guru di sekolahnya untuk berbudaya Arab Baduy , seperti Jilbab , memisahkan pria dan wanita. Gambar 3 : Demikian pula SMA di seluruh Indonesia tak ada yang berjilbab. Sumber google : Wajah jadul Najwa Shihab saat SMA.


 

FK UGM : Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada

UII      : Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Mereka yang wanita sebagian besar dari SMA Muhammadyah 1 ( MUHI ) tahun 1979 Yogyakarta, yang saat itu juga tidak mewajibkan jilbab untuk murid-muridnya. 

 

VIRALNYA REVOLUSI ISLAM IRAN 1979

 

Dari masyarakat Alquran ke masyarakat Hadis

 

                Sebelum Revolusi Islam Iran 1979 masyarakat Islam adalah masyarakat Alquran. Tapi setelah peristiwa yang mengguncangkan dunia itu , para Ulama Mazhab yang berpedoman pada Kitab Hadis termasuk yang terkait dengan budya Arabnya , memegang kendali pemerintahan . Revolusi itu  dibawah pimpinan Ulama Mazhab dalam Syiah , Imam Khomeini ,  maka sejak itu berubahlah masyarakat Islam dunia menjadi masyarakat Hadis. Masyarakat Alquran adalah masyarakat yang menerapkan ajaran yang ada dalam Kitab Aquran ( ajaran Tuhan ). Masyarakat Hadis adalah masyarakat yang menerapkan ajaran yang ada dalam Kitab Hadis ( ajaran orang Arab tentang budaya Arabnya ).

 

 

 

           Keterangan gambar atas : Kekhalifahan Persia Islam yang didirikan oleh para sahabat Utama Nabi Muhammad : Abu Bakar , Umar , Usman , Ali dengan mendudukkan Kerajaan Persia tahun 632. Mereka dan penerusnya dengan susah payah mengembangkan budaya lokal Persia selama hampir 1400 tahun, tapi segala jerih payah itu di hapus dalam 1 Hari , di tahun 1979. Budaya lokal yang memicu kemajuan peradaban termasuk Ilmu Pengetahuannya yang paling unggul di dunia lenyaplah sudah . Pengembangan Budaya Lokal Persia yang merupakan pewaris dan penerus kebudayaan Mesopotamia yaitu Sumeria, Akkadia , Assyria, Babylonia , dan seterusnya yang mengantarkan Islam pada Jaman Keemasannya, kemudian  diganti dengan Budaya orang Arab Baduy padang pasir. Akibat pengaruh dari peristiwa ini, budaya Arab Baduy dianggap sebagai identitas Islam untuk melawan barat ( baca : Amerika ) yang keduanya pengaruhnya masih terasa sampai sekarang. Google : Historia : Membuka bab sejarah Jilbab. Budaya padang pasir ini , seperti pemakaian Jilbab untuk melindungi diri dari panas matahari di gurun , pemisahan laki-laki dan wanita , wanita tidak boleh menjadi pemimpin , wanita harus dirumah , lukisan dan patung dilarang dan masih banyak lagi . Para Ulama Mazhab / aliran  Hadis budaya Arab Baduy di bawah Imam Ayatollah Ruhollah Khomeini merebut pemerintahan dan menjadi semacam kepala Negara / Presiden yang sangat berkuasa. Dengan kekuasaannya beliau mewajibkan jilbab . Siapa yang yang melanggar akan di hukum penjara selama 6 bulan bahkan bertahun. Google : Buka jilbab wanita Iran di hukum penjara 1 tahun. Demikian lah wajib jilbab sejatinya adalah ambisi pribadi manusia , bukan kewajiban Alquran. Demikianlah bila penguasa yang memandang Budaya Arab Baduy terbaik ( bisa Ulama bisa juga penguasa non Ulama) dapat berlaku sewenang-wenang tanpa memperdulikan hak seseorang untuk berpakaian sopan sesuai keinginannya termasuk pakaian adatnya yang non budaya Arab .


                Budaya Arab Baduy yang tertulis dalam kitab Hadis di wajibkan dengan Undang-Undang Negara di seluruh Negara Iran , sehingga membuat negara ini menjadi “ Negara Hadis “.Pengaruh ini menjadi Viral di kalangan Ulama dunia Islam. Akhirnya Umat Islam-pun diseluruh dunia berubah, tidak seperti dulu lagi , yang banyak mempunyai ragam budaya sesuai suku bangsanya sendiri. Demikian dahsyatnya pengaruh politik itu . Bila Alquran / Tuhan mengajarkan setiap orang berperilkau sesuai keadaan adat kebiasaan sehari-harinya / budayanya masing-masing ( Al Isra 84 ) , Ulama generasi ini malah mewajibkan umat Islam untuk berbudaya Arab  Baduy. Ulama sekarang menamakan dirinya sebagai Ahlus sunah wal jamaah dan Ulama Salaf .  Nama berbeda tapi intinya sama , semua perilaku mereka  mengacu  pada perilaku/sunah ( arti sunah : perilaku ) para salaf atau orang-orang terdahulu yang berkebangsaan Arab/Timur Tengah dan tentu saja berbudaya Arab. Karena Ulama kita mengajarkan bahwa Jilbab adalah kewajiban maka tentu saja diikuti oleh umatnya. Maka muncullah literasi ( ucapan-ucapan berisi ajaran di masyarakat ) yang saling mengkafirkan bila ada yang tidak mengenakan jilbab Akibatnya hampir 100 persen umat Islam sekarang berbudaya Arab Baduy / berjilbab. Sebuah pakaian yang sebelumnya tidak di kenal di masyarakat kita.

 

          Sumber gambar paling atas : Beberapa lukisan Reza Abbasi , seorang pelukis di saat Kekhalifahan Persia (lahir 1565 ) di Masshad ( sekarang Iran ) dan Levni ( wafat 1732) pelukis dari Kekhalifahan Ottoman menarik untuk dicermati. More info : google ketik : Reza Abbasi  Paint Women Classic ,   Levni Paint Ottoman women Classic , Painting Persian women classic.

 

 

Perubahan di Iran dan Afghanistan


 

Perubahan di Indonesia dan Pakistan

 

 

 

 

 PERBANDINGAN TAFSIR ULAMA SEBELUM DAN SETELAH REVOLUSI ISLAM IRAN 1979

 ( Lengkap )

 

           Sebelum Revolusi Islam Iran 1979 Ulama dulu menganggap  An Nur 31 dan Al Ahzab 59 bukanlah ayat yang mewajibkan jilbab. Tapi setelah Revolusi Islam Iran 1979 Ulama sekarang menafsirkan kedua ayat tersebut sebagai ayat yang mewajibkan jilbab. Kedua ayat tersebut mengalami perubahan penafsiran . Selain kedua ayat itu , biasanya Ulama sekarang dalam rangka mewajibkan jamaahnya untuk memakai Jilbab juga mengutip ucapan / Hadis dari Abu Daud yang oleh Abu Daud  sendiri mengatakan Hadis ini tidak Shahih atau Mursal ( tertolak). Dibawah ini pembahasan 2 ayat dan 1 hadis itu. Agar mudah diberi label nomer 1 . An Nur 31 , 2 : Al Ahzab 59 dan nomer 3: Hadis Mursal dari Abu Daud

 

1.     Ayat pertama : An Nur 31

 

ULAMA DULU  AN NUR 31 : ATURAN CARA BERPAKAIAN PRIA/WANITA DI ALQURAN

 

             “ Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung mereka kedada mereka ( tafsir ini penulis sengaja mengambil dari terjemah Alquran perkata : lihat bawah gambar 1 , atau google : An Nur 31 alquran terjemah per kata , maktabah rumah ilmu  ), dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung “. ( An Nur 31 )

 

         Ada dua buah penggalan yang ditafsirkan sebagai pengatur berpakaian wanita  :

 

1.a. ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka ”   dan

 

1.b “... hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka....”

 

              Kebenaran terletak pada Alquran. Tafsir adalah upaya manusia menerjemahlkan kebenaran yang ada pada kalaimat / ayat Tuhan itu. Tafsir tergantung pada manusianya , baik latar belakang budaya , pengalaman pribadi . Tafsir yang paling berbahaya adalah tafsir yang sengaja di gunakan untuk kepentingan politik. Perintah Tuhan agar kita berbuat baik pada orang lain / berbuat amal saleh , karena politik di Timur Tengah ( misal : terkait dengan ISIS ) , seseorang di Indonesia dapat menggunakan ayat itu utk melakukan pembunuhan tanpa merasa bersalah sedikitpun. Bahkan merasa akan masuk surga. Demikian pula dengan kedua penggalan Anur 31 itu. Sebelum Revolusi Islam Iran 1979 pengatur pakaian wanita adalah penggalan a. .   ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka ”  Setelah peristiwa Politik ( Revolusi itu ) Ulama sekarang menggunakan “... hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka....” sebagai pengatur pakaian wanita agar memakai kerudung. Padahal sebelumnya Ulama dulu menafsirkan ayat tersebut terkait sejarah yang menimpa umat Islam saat itu. Selengkapnya sebagai berikut :

 

 

1a.   ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka ”  

 

BEDA BUSANA MUSLIM DAN BUSANA ARAB ( JILBAB )

 

         Dalam kehidupan sehari-hari kita sering rancu membedakan istilah busana Muslim dan busana Arab. Busana Muslim dari arti per kata berarti pakaian yang dipakai umat Islam yang mengacu pada Alquran yang sesuai dengan nilai-nilai kesopanan kebiasaan/adat lingkungannya masing-masing suku bangsa di dunia ini. Sedang busana Arab atau Jilbab adalah pakaian kebiasaan/adat yang dipakai di Jazirah Arab yang terdiri dari gurun pasir yang panas dan tandus.


AN NUR 31 : AYAT PETUNJUK CARA BERPAKAIAN WANITA MUSLIM

( Busana Muslim )

 

 Pedoman Para Sahabat dan Ulama dulu

 

           Sebelumnya penulis akan menjelaskan tentang arti “ perhiasannya “ dalam kalimat diatas. Dalam kehidupan sehari-hari , anggauta badan wanita adalah perhiasannya. Seperti “ matanya seperti bintang kejora “ , “ Rambut adalah mahkota wanita “ , “ jarinya lentik bak dewi-dewi kahyangan “ dan masih banyak lagi . Demikianlah Prof. DR. Quraish Shihab dalam bukunya : “ Jilbab : pakaian wanita Muslimah “ halaman 70 yang mengatakan bahwa “ perhiasan pada ayat tersebut adalah anggauta badan “.

 

                   ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka ”  

 

             Menafsirkan Ayat Alquran tidak boleh lepas dari realitas kehidupan. Karena didalam kehidupan sehari-hari itulah letak kebenaran. Dalam kehidupan sehari-hari , seseorang memakai baju renang di kolam renang dimana semua orang disitu memakai celana renang , orang itu dianggap sopan. Karena orang tersebut memakai celana renang dengan memperlihatkan anggota badan yang sama , yang biasa tampak dengan orang-orang lain disekitarnya. Pada gambar 1 , anggota badan yang biasa tampak pada pemakai celana renang adalah kepala , dada , perut , seluruh tangan dan duapertiga kaki. Pada komunitas ini memakai celana renang adalah sesuatu yang sopan.


           Pada gambar 2 , seorang wanita memakai baju renang di kolam renang wanita yang semua wanitanya disitu memakai baju renang yang sama , maka wanita tersebut  dianggap wanita yang  sopan. Karena “ anggota badan yang biasa tampak “ pada masyarakat / komunitas ini adalah kepala , sebagian dada atas , seluruh tangan dan duapertiga kaki. Gambar 3 , Tapi bila seseorang memakai pakaian renang pada  gambar 1 dan gambar 2,  dipakai pada pesta perkawinan , maka pakaian renang ini dianggap sangat tidak sopan. Hal ini karena orang tersebut “ memperlihatkan anggota badan yang tidak biasa tampak “  pada pesta perkawinan ( lihat gambar 3 pakaian pria dan wanita lebih banyak anggota badan yang tertutup ). Dengan memakai celana renang pada gambar 1 , seorang pria memperlihatkan seluruh dadanya , “ anggota badan yang tidak biasa tampak pada pesta perkawinan “. Demikian pula pakaian renang wanita ( gambar 2 ) bila dipakai pada pesta perkawinan tentu tidak sopan karena memperlihatkan “ anggota badan yang tak biasa tampak “ seperti ketiak misalnya . Maka , bila anak kita memakai pakaian renang pada pesta perkawinan tentu kita akan menasehatinya : “ Nak , tutuplah anggauta badanmu kecuali anggauta badanmu yang biasa tampak “ pada pesta perkawinan.  Tuhan dalam Alquran juga menasehati kita dengan bahasa yang sama,  agar kita tampak sopan dengan masyarakat sekitar.

 

     ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka.” ( An Nur 31)   

 

Mungkin dalam Bahasa Jawa agar jelas , bisa diterjemahkan seperti ini :

 

“ ...mas utowo mbak …awakmu kuwi tutupono kejobo sing biasane ketok...”

 

             Kalimat diatas adalah kalimat perintah dari Tuhan / Allah , bahwa kita sebagai manusia ( baik pria maupun wanita ) diharuskan untuk memperlihatkan anggota badan kita yang biasa tampak pada masyarakat lingkungan kita. Mari kita perhatikan baik-baik semua pakaian adat dibawah ini

 

PAKAIAN TRADISI ADALAH BUSANA MUSLIM

 

Semua Pakaian Tradisi Sesuai Dengan Alquran

 

        Pada dasarnya , bila tidak ada intervensi ( pemaksaan pendapat dari luar ) seperti sekarang ini ,  setiap orang nyaman sekaligus senang dengan pakaian tradisinya. Karena pakaian adalah bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Orang Arab memakai pakaian tipis yang menutupi seluruh tubuh karena iklim gurun pasir yang panas membakar ( suhu bisa mencapai 50 derajat celcius , bandingkan Jakarta 33 derajat Celcius ) , Orang Eskimo nyaman dengan pakaian tebal , orang di iklim tropis dan iklim sejuk ( mis: Indonesia , Jepang , Korea ) banyak bagian terbuka untuk merasakan kesejukan semilirnya angin yang menerpa kulit wajah , leher , lengan dan lain sebagainya. Para penduduknya juga merasa senang dengan keindahan pakaian tradisi yang di ciptakan nenek moyang nya berwarna warni seperti Hanbok Korea , Kebaya Jawa , Kimono Jepang dan hampir semua pakaian tradsi bangsa-bangsa seluruh dunia mempunyai keindahan sendiri-sendiri. Tuhan tentu tahu naluri manusia itu. Tuhan yang maha bijaksana ini dengan sangat adil membolehkan setiap orang untuk berbuat sesuai dengan keadaan budayanya masing-masing. Bukannya kita disuruh seperti orang Arab dengan memakai jilbab atau di haruskan seperti orang Jepang memakai Kimono atau harus seperti orang Korea kemana-mana memakai Hanbok. Tuhan sangat menghargai Hak Azazi setiap orang dan bersabda di Al Isra 84 :


 Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya “. ( Al Isra 84 )

 

       Biarlah orang Indonesia menjadi orang Indonesia , biarlah orang Jepang tetap menjadi orang Jepang , biarlah orang Korea tetap seperti orang Korea , biarlah suku Dani tetap seperti orang Dani , biarlah orang Inggris  tetap seperti orang Inggris , biarlah orang Rusia tetap seperti orang Rusia , biarlah orang Afrika tetap seperti orang Afrika , biarlah orang Arab seperti orang Arab . Sesuai dengan perintahnya : " Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya ( budayanya ) masing-masing" Al Isra 84 diatas. Itulah Hak Azazi manusia yang sejati.

 

 

      Keterangan: Pakaian tradisi suku-suku bangsa-di Dunia semuanya sudah sesuai dengan Alquran An Nur 31. Karena semua pakaian itu memperlihatkan “ anggota badan yang biasa tampak “ di sukunya masing-masing. Gambar 1, 2, 3 : Dalam masyarakat kita , Jepang dan Korea misalnya ada seseorang pria maupun wanita memperlihatkan anggota badan yang tidak biasa tampak akan dikatakan orang yang tidak punya sopan atau orang yang tidak punya aturan. Itulah sebabnya anggauta badan yang tidak biasa tampak disebut “ AURAT “. Aurat adalah anggota badan yang “ TABU “ bila diperlihatkan kepada masyarakat umum  ( SARU : Bahasa Jawa ) karena tidak biasa tampak sejak ratusan atau ribuan tahun dimasyarakat itu seperti ( ma’af ) payudara , pantat , alat kelamin . Bila nekat maka orang itu dianggap tidak senonoh dan melanggar kesopanan yang berat. Demikian pula Busana Arab . Busana Arab atau Jilbab adalah pakaian adat atau pakaian yang biasa dipaki oleh suku Arab Baduy pedesaan gurun pasir ( orang Bedouin , Badawi ) gambar 3, 4 dan 5 : memperlihatkan rambut adalah tidak sopan . Karena dimasyarakat ini setiap hari sejak ribuan tahun yang lalu  “ memakai jilbab yang membuat rambut anggota badan yang tidak biasa tampak “ . Dengan demikian rambut adalah “ Aurat “. Pemakaian pakaian  jlbab ini untuk melindungi kulit dari sengatan sinar matahari agar tidak terbakar dan mencegah kekurangan air ( dehidrasi ). Disana tidak ada pohon untuk berteduh. Ibaratnya mereka hidup di tengah lapangan sepakbola seumur hidupnya. Pada suhu seperti itu , dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek seseorang akan mati kering / dehidrasi dalam 4 jam. Karena selalu memakai pakaian tertutup selama ribuan tahun ,  rambut adalah aurat , sebuah anggota badan yang tidak biasa tampak di masyarakatnya. Tetapi pada masyarakat kita rambut bukanlah aurat karena biasa tampak sehari-hari. Aurat setiap suku bangsa memang berbeda-beda karena pakaian adatnyapun berbeda-beda. Bila ada orang Indonesia yang beranggapan rambut adalah aurat, ini hanyalah pandangan takildhanya mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau alasannya.

                Demikian pula semua pakaian tradisi dibawah ini , sudah sesuai dengan kesopanan karena “ menampakkan anggauta badan yang biasa tampak “ di masyarakatnya dan sesuai dengan Alquran.

 

     

 

 

ISLAM BUDAYA JAWA DAN ISLAM BUDAYA ARAB BADUY ( MAZHAB )

 

Beda Ulama kita dan Ulama Arab

 

            Sampai tahun 1970an akhir , saat saya SMA kelas 3 , saya tidak pernah sekalipun melihat orang memakai jilbab yang tidak tampak rambutnya seperti yang dipakai para wanita sekarang ini. Saat itu para wanita kita sebagian besar sudah memakai bahu tertutup ( semacam Tshirt maupun lengan panjang dengan segala modelnya ) . Google Images : cover majalah gadis jadul. Para wanita yang sudah lanjut usia banyak yang masih memakai kemben ( gambar no 2 di bawah ). Sebagai contoh nenek saya yang berusia 90 tahun ( kelahiran 1880an )  dari jalur ayah , saya masih melihat beliau berbusana seperti itu saat tahun 1970an. Saat itu masih banyak di pedesaan para wanita berpakaian seperti itu. Pakaian yang terlihat bahunya ini , dipakai oleh mereka sehari-hari. Hal ini membuktikan para penyebar agama Islam awal kita yang juga para pria keturunan Arab yang masih keluarga dengan Nabi Muhammad maupun  non keluarga ( biasanya para pedagang ) selama ribuan tahun ( datang abad ke 7 ) tidak pernah mewajibkan jilbab.

 

                      Keterangan gambar  1 dan 2 : Sunan Kalijaga dan pakaian adat wanita di suku Jawa-nya. Beliau termasuk Ulama awal ( Google : Walisongo ) yang lahir pada tahun kira-kira 600 tahun yang lalu ( tahun 1450 M ) , ketika agama Islam belum banyak di kotori politik seperti sekarang. Saat ini para Ulama masih bersandar pada Alquran , An Nur 31 : ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka.” Tari-tarian yang beliau ciptakan , menampakkan rambut , wajah , telinga , leher , dada atas , adalah anggota tubuh yang biasa tampak di masyarakat kita bangsa Indonesia. Sehingga pakaian tersebut dianggap sopan di masyarakat kita sekaligus sesuai dengan Alquran. Bahkan ketika Raden Fatah menjadi Sultan di Demak beliau mengembangkan kesenian seperti tari-tarian dan wayang dengan meminta pertimbangan para Walisongo. Google : Sultan Demak Mengembangkan Kesenian Bersama Walisongo dan Kesultanan Demak (14): Raden Fatah (9). Tapi dikatakan tidak sopan ketika para wanita itu memperlihatkan anggota badan yang tidak biasa tampak / aurat ( aurat : adalah anggota badan yang tabu / tak senonoh / tidak sopan bila diperlihatkan kepada masyarakat umum , karena tidak biasa tampak )  : seperti ma’af : buah dada , alat kelamin , pantat. Tapi Ulama sekarang setelah Revolusi Islam Iran 1979 menganggap seluruh pakaian tradisi di Indonesia dan pakaian suku bangsa lain didunia adalah haram dan pemakainya akan masuk neraka. Karena satu-satunya pakaian yang benar adalah jilbab.

MAZHAB SYAFI’I : JILBAB BIASA

 

            Ulama kita adalah ulama yang beraliran / bermazhab Syafii yang mewajibkan pakaian jilbab yang “ menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan “. Model jilbab ini yang “ biasa “ kita lihat sehari-hari.


 

          Gambar  3 : Imam Syafi’I  ( Lahir 767 ) masih termasuk keturunan Bani Muthalib kerabat Rasulullah yang berasal dari Mekah. Tidak heran bila beliau menganjurkan berpakaian seperti gambar 4 yang mengacu pada tafsir / ucapan atau Hadis Ibnu Abbas ( lahir 617 – w. 687 ) .  Karena memang beliau mempunyai Adat kebiasaan orang Asli suku Arab baduy pedesaan gurun pasir yang mempunyai pakaian adat seperti itu. Ketika para sahabat Nabi Muhammad , Ibnu Abbas dkk sebagai bangsa Arab yang berpakaian Jilbab disukunya seperti gambar 4 , menafsirkan An Nur 31 : ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka.”  berkata bahwa :  seluruh tubuh aurat kecuali yang diperbolehkan tampak adalah “ wajah dan telapak tangan “. Bagi mereka rambut adalah aurat . Karena dalam pakaian tradisi ini rambut adalah anggota badan yang tidak biasa tampak ( seperti halnya buah dada , alat kelamin , pantat di masyarakat kita ). Tapi wajah dan telapak tangan bukan aurat karena biasa tampak ( lihat gambar 4 atas ) . Inilah yang dijadikan pegangan Oleh Imam Syafi’i. Tapi Imam Syafi’i (767 M ) dan Imam Maliki ( 711 M ) tidak pernah mewajibkan kepada orang lain. Hal ini bisa dilihat keadaan umat Islam bangsa Non Arab yang tidak satupun yang memakai Jilbab , seperti di Indonesia dulu . Google : Foto SMA jadul , Youtube : Film cintaku di kampus biru , film badai pasti berlalu , film Revolusi Indonesia . Keadaan berubah setelah Revolusi Islam Iran 1979 para murid Ulama Mazhab Syafi’I itu ( yang menjadi Ulama sekarang di NU dan Muhammadyah ) dan para pengikutnya ( yang menjadi kepala sekolah SD , SMP , SMA , para Rektor , Dosen , anggota DPR , Bupati , Camat dsb ) mewajibkan ucapan / hadis dari Ibnu Abbas dkk :  seluruh tubuh aurat kecuali yang diperbolehkan tampak adalah “ wajah dan telapak tangan “. Kewajiban itu disertai sangsi hukuman dikeluarkan dari sekolah maupun dihukum secara sosial bila tidak mengenakan jilbab. Akhirnya hampir seluruh masyarakat Indonesia , 99 persen muslim memakai Jilbab.

 


                Catatan ini diambil dari buku Tafsir Ibnu Katsir lahir 700 tahun yang lalu  ( 1302 M ) jilid III hal 489 (58). : penerbit Gema Insani Press ( more info google: Ibnu Katsir wikipedia) .  Disitu di muat bahwa , seorang wanita yang boleh tampak adalah “ wajah dan telapak tangan “ adalah ucapan manusia berbangsa Arab , sahabat Nabi Muhammad yang bernama Ibnu Abbas , menafsirkan An Nur 31 sesuai pakaian jilbab di sukunya. Dilanjutkan dengan kata-kata “ inilah pendapat yang dikenal oleh mayoritas Ulama “. Jelas saja mayoritas ulama itu adalah bangsa Arab tentu saja setuju dengan model ini karena memang dari Tradisi budaya seperti ini. Tapi harus di ingat bahwa bukan berarti bila yang mengatakan mayoritas ulama atau hampir semua ulama adalah kebenaran. Mereka semua hanyalah manusia yang menafsirkan ucapan / firman Tuhan sesuai tradisi budayanya yang bisa saja berlainan. Nyatanya yang bisa kita lihat sekarang tidak semua Ulama bangsa Arab yang setuju dengan pendapat Ibnu Abbas ini. Nyatanya sekarang banyak ulama yang bermazhab Hambali / Wahabbi / Salafi yang mengatakan seluruh tubuh adalah aurat dan yang boleh tampak kedua mata saja atau yang biasa kita sebut dengan Jilbab yang bercadar. Sayangnya para Ulama kita hanya ikut ikutan saja dengan pendapat mereka . Marilah kita kembali ke Ulama dulu termasuk Walisongo yang tidak mewajibkan Jilbab tapi malah mengembangkan budaya kita sendiri , misalnya kebaya dengan model rambut , leher , telinga terlihat. Demikianlah pendapat manusia memang berlainan dan itu boleh boleh saja , sepangjang tidak merugikan orang lain. Kebenaran itu tetap pada ucapan/  firman Tuhan / Alquran manusia hanya menafsirkan yang bisa berlainan sesuai budayanya dan latar belakangnya.

  


Hadis / Ucapan orang dianggap Ucapan Tuhan

 

         Sekarang ucapan / Hadis dari Ibnu Abbas itu “ seluruh tubuh adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan “ dianggap sebagai ajaran Tuhan atau ajaran Agama / Alquran. Dalam pengajian -pengajian di TV , radio , ajaran agama di sekolah-sekolah . pondok-pondok pesantren , jilbab model ini diwajibkan sebagai sebuah ucapan Tuhan padahal ini adalah ucapan manusia seperti kita juga , tapi beliau berbangsa Arab.

          Bila kita kembali ke ucapan Tuhan / ayat Alquran sebagai kebenaran mutlak , An Nur 31 : ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka.”  , maka rambut , telinga , leher sebagian lengan atas adalah anggota badan yang biasa tampak di masyarakat kita , maka bagi wanita Indonesia Jilbab tidak diwajibkan. Hal ini seperti Ulama kita dulu termasuk wali songo.

 

    MAZHAB HAMBALI : JILBAB CADAR

 

            Bila kita di jalan melihat wanita memakai jilbab dan cadar mereka itu bermazhab Hambali atau Mazhab Wahhabi / Salafi. Pada Mazhab ini seluruh tubuh adalah aurat.

 


                Gambar 5  : Imam Hambali ( 780 M ) yang jadi pedoman Mazhab Wahhabi / Salafi  yang muncul 1000 tahun kemudian di Arab Saudi ( didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab : lahir 1701 M  ) menganjurkan berpakaian seperti gambar 6 yang bermodel Jilbab yang menutup seluruh tubuh.  Mazhab ini kemudian menjadi Mazhab resmi Arab Saudi. Imam Hambali walaupun menganjurkan berpakaian seperti ini tapi , beliau tidak pernah mewajibkan ajarannya kepada orang lain. Demikian pula para Ulama di Mazhab Wahhabi / Salafi sebelum Revolusi Islam Iran 1979  ini “ hanya mewajibkan pada para pengikutnya “, bukan pada orang lain. Tapi setelah Revolusi Islam Iran 1979 dengan bekerjasama dengan  penguasa saat itu Raja Khaled , para Ulama membuat undang-undang yang diterapkan ke seluruh negeri maka , setiap orang,  apapun pahamnya / mazhabnya wajib berperilaku sesuai kebiasaan adat budaya nenek moyangnya suku Arab Baduy ( yang sudah dimasukkan kedalam Syariat Islam/hokum Islam ) , termasuk mengenakan pakaian tradisinya. Demikianlah  menurut Calon Raja Arab Saudi ( putra mahkota ) Muhammad bin Salman mengatakan setelah Revolusi Islam Iran 1979  :  Raja Saudi Khaled yang saat itu berkuasa, memberlakukan penerapan hukum syariat Islam yang lebih ketat. Ulama-ulama dan kalangan konservatif juga diberi kekuasaan lebih selama beberapa dekade. Keberadaan polisi syariat semakin merajalela.Tapi sebagai catatan penting , walaupun para mayoritas Ulama mereka bersepakat ( jumhur ulama ) bahwa pemisahan pria dan wanita , keharusan memakai jilbab , tidak boleh mengoleksi patung / lukisan mahluk hidup dsb nya itu dimasukkan dalam Syariat Islam / Hukum Islam.  Tapi budaya Arab Baduy itu itu tidak ada di Alquran. Apalagi kemudian penerapannya meluas melarang budaya luar  non Arab seperti melarang budaya barat memakai celana jeans , memakai T Shirt , pakaian dari timur hanbok korea , kimono jepang , kebaya Indonesia ,  melarang keberadaan bioskop , grup Band , menari , menyanyi non Arab , wanita tidak bloeh menyetir mobil , melihat sepakbola ( tapi sekarang sudah boleh ) dan masih banyak lagi.  Maklumlah ini hanya itikat baik manusia dalam mempertahankan adat budayanya. Tapi yang disayangkan adalah menggunakan agama sebagai alat legalitasnya. Google : Arab Saudi dalam kondisi tidak normal pada 30 tahun terakhir dan Putra Mahkota Arab Saudi Bicara Soal ' Pemulihan Islam ' .

 

Sekilas tentang Mazhab Wahhabi / Salafi

                                                                                                                                  

                Mazhab yang mulai tampak di tahun 2020 sekarang adalah Mazhab Wahhabi atau Salafi  ( didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab ) yang menganut Mazhab Hambali  yang menganggap seluruh tubuh wanita adalah aurat yang harus ditutup “ Jilbab dan cadar “ agar seluruh tubuh tertutup. Sumber Google  : Cadar dalam 4 mazhab . Mazhab ini  di bawa oleh para mahasiswa kita dari Arab Saudi yang mempunyai Mazhab resmi Wahhabi atau Salafi. Google : Mazhab Wahhabisme / Salafi. Sayang para ulama kita / ustadz kita itu bukannya mengajarkan Alquran tapi malah tafsir cara berpakaian bangsa Arab . Hal ini sangat berbeda dengan ulama walisongo kita yang mengembangkan budaya kita sendiri yang sesuai dengan Alquran ( Al Isra 84 ) tentang keharusan setiap orang berbuat sesuai keadaan adat kebiasaannya masing-masing.


     

              Keterangan Gambar atas :  Muhammad bin Abdul Wahhab atau yang dikenal sebagai pendiri aliran Wahhabi / Salafi berasal dari daerah Najd atau Nejd  ( gambar atas kiri ).  Google : Muhammad bin Abdul Wahhab wiki pedia Indonesia. Suatu dataran tinggi yang terdiri dari gurun pasir yang panas membakar. Tidak ada pepohonan untuk berteduh karena hujan hanya beberapa kali setahun , karena kering nyaris tak ada tumbuhan yang hidup ( kecuali tumbuhan semak yang hidup dari embun pagi )  . Gambar kanan : seorang wanita suku Arab Baduy yang seumur hidupnya berjalan di tengah gurun pasir yang panas. Para wanita itu ( dan juga para prianya ) “ berpakaian menutupi seluruh tubuhnya “ agar tidak mati kepanasan ( dehidrasi ). Dengan budaya berpakaian seperti ini , wajar saja bila Muhammad bin Abdul Wahhab   memilih Mazhab Hambali yang mempunyai “ model Jilbab yang menutupi seluruh tubuh “ yang sesuai dengan Jilbab yang ada disukunya. Tidak mungkin beliau memilih Mazhab Syafi’I yang mempunyai model jilbab tampak “ Wajah dan Telapak tangan “. Karena kedua anggota badan itu termasuk aurat disukunya. Marilah kita berpikir ulang , apakah memang Tuhan / agama Islam mewajibkan pakaian model jilbab nya Imam Syafi’I maupun Imam Hambali seperti ini kepada wanita Indonesia maupun wanita Islam di seluruh dunia yang mempunyai iklim negara yang berbeda ? Apakah pakaian seperti ini cocok dengan iklim Indonesia ? Marilah kita berpikir dengan akal sehat kita. Benarkah Tuhan akan mewajibkannya ? Bila Tuhan mewajibkan jilbab pakaian adat orang Arab Baduy ke seluruh bangsa di dunia yang beragama Islam yang mempunyai keadaan adat budayanya sendiri yang berbeda, bukankah bertentangan dengan ucapannya / firmannya sebelumnya di Al Isra 84 ?

 

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya “.( Al Isra 84 )

 

Suatu hal yang mustahil Tuhan tidak konsisten. Di ayat sana begitu , di ayat sini begini. Tentulah bila ada ayat yang bertentangan kitalah yang salah tafsir. 


             Seperti halnya Imam Syafi’I yang ahli Hadis , Imam Hambali juga sama. Beliau juga mengacu pada ucapan / Hadis Para sahabat tapi dengan model pakaian yang berbeda , yang mempunyai pakaian jilbab model  tertutup seluruh tubuh. Para sahabat Abidah as Salamani dan As-Suddi yang mempunyai pakaian seperti diatas , menafsirkan An Nur 31 : ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka.”  mengatakan bahwa : “ seluruh tubuh adalah aurat kecuali mata ( rincian dibawah ) “. Dalam pakaian ini seluruh tubuh termasuk rambut dan wajah adalah aurat , karena tidak biasa tampak.

 

              Para Sahabat lainnya Ibnu Mas’ud r.a menafsirkan An Nur 31 : ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka.” mengatakan bahwa : “ seluruh tubuh adalah aurat,  yang boleh tampak adalah pakaian “. Disini rambut dan wajah adalah aurat karena tidak biasa tampak. Ucapan / hadis ( hadis artinya ucapan ) manusia bebangsa Arab ini juga diajarkan sebagai ucapan Tuhan / ajaran Agama yang wajib di ikuti.  Padahal ini hanyalah ucapan manusia.

 


 

 

 

Sumber google Images : veil of Saudi Woman , one eye veil of Saudi Woman

 

Pandangan ulama dulu terhadap ulama Mazhab

 

             Para Ulama kita dulu sebelum pecahnya revolusi Islam Iran 1979 , mengajarkan adanya 2 jenis Ibadah : Ibadah Mahdhah dan Ibadah Ghairu mahdhah. Para ulama kita dulu itu mewajibkan ajaran Imam Syafi’I yang terkait Ibadah Mahdhah ( Ibadah artinya perintah Tuhan ) / suatu kegiatan yang berhubungan dengan Tuhan seperti tatacara dan rukun Shalat , Puasa beserta segala tata caranya. Juga tentang zakat  dsb. Aturan-aturannya harus / wajib sama , tidak boleh berbeda. Sedang Ibadah Ghairu Mahdhah adalah suatu bidang muamallah yang boleh berbeda , karena suatu kegiatan yang berhubungan antar manusia yang terkait budaya / adat kebiasaan sehari-hari yang bisa berbeda tergantung suku bangsanya dimana dia berasal.  Sehingga ajaran Sang Imam tentang  ajarannya yang terkait Budaya Arabnya  seperti Jilbab , pemisahan pria dan wanita , pria dan wanita tidak boleh saling bersentuhan dan lain sebagainya itu , tidak wajib di tiru karena termasuk bidang muamallah / Ibadah Ghairu Mahdhah. Google : Ibadah Mahdhah dan Ibadah Ghairu Mahdhah

 

 

Pendiri Mazhab yang berpedoman pada Hadis tapi toleran

 

            Para pendiri Mazhab walaupun berpedoman terhadap ucapan / Hadis yang berisi budaya Arab-nya tetapi sangat toleran terhadap orang lain , mereka tak mau mewajibkannya. Kelak akibat pengaruh Revolusi Islam Iran 1979 para murid ( ustadz atau ulama yang mempelajari secara khusus ) membuat ajarannya diwajibkan kepada seluruh umat Islam walaupun non bangsa Arab. Mungkin bagi anda yang belum tahu bagaimana asal-usul terjadinya Aliran / Mazhab dalam Islam , dapat mempelajari sejarah dibawah ini.

 

           Ketika hadis  baru saja ditulis tahun 717 saat ke-Khalifahan Umar bin Abdul Aziz setelah dilarang penulisannya oleh Nabi Muhammad sendiri ( karena beliau menghendaki hanya Alquran saja ) .  Sumber : Ensiklopedi pelajar Islam jilid 2 hal 65 dan di buku Pengantar Studi Ilmu Hadis  ( Alqaththan,Manna’, Syeikh,  48 hal 52 )  dan bila anda tidak punya bukunya silahkan ketik Google  : Jejak sejarah pelarangan Hadis. Penulisan yang  kira-kira 85 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad ( wafat tahun 632 ), memicu lahirnya para Ilmuwan peneliti muda Hadis . Pada Mazhab Suni sebut saja : Hanafi , Maliki , Syafi’i , Hambali dan dari Syiah : Ismaili , Jafari , Zaidi. Kelak para peneliti ini dikenal sebagai para pendiri Mazhab , karena paling banyak di ikuti oleh generasi Islam selanjutnya. Para pengikut ini ada yang mempelajari secara khusus di sekolah atau madrasah / pesantren , saya menyebutnya sebagai para murid Mazhab. Para murid Mazhab / aliran yang bersekolah khusus mendalami salah satu Mazhab ini , kelak kemudian hari menjadi  Ustadz ( guru ) atau Ulama bagi para pengikut Mazhab dari “ masyarakat muslim yang umum “  atau “ masyarakat muslim biasa “.

 

          Yang patut kita teladani dari para Ilmuwan peneliti hadis itu , mereka tidak pernah memaksakan / mewajibkan budaya Arab Baduynya pada umat Islam yang lain. Mereka ini sangat toleran. Hal ini jauh berbeda  dengan para Muridnya yang menjadi Ulama maupun Ustadz dan para pengikutnya di tahun 2020 ini. Dalam buku Quraish Shihab : “ Jilbab , Pakaian wanita Muslimah “ hal 129 , Imam Maliki ( 712-795 ) malah menolak penerapan bukunya Al Muwaththa yang berisi Hadis -hadis  ketika akan di terapkan oleh Kalifah Abu Ja’far Al-Manshur ( 775 M ) untuk diterapkan di seluruh wilayah Kekhalifahan Persia. Google: Imam Malik , Uswah dalam toleransi bermazhab dan Toleransi empat Imam Mazhab.  Demikian pula Imam Maliki menolak permintaan Khalifah Harun Al Rasyid , yang menginginkan buku penelitian hadisnya “ Al Muwaththa “ sebagai kewajiban umat Islam . Google :  Republika : Saat Imam Malik Menolak Keinginan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Dalam realitas kehidupan juga terbukti saat penulis muda dulu , saat SMA  sebelum Revolusi Islam Iran 1979 , ulama dan masyarakat kita yang ber-mazhab Syafi’i , tak seorangpun yang berbudaya Arab Baduy seperti : memakai Jilbab model seperti sekarang , melarang wanita menari , melarang bersalaman pria dan wanita yang bukan keluarganya ( muhrimnya ) , mengharuskan pemisahan pria dan wanita dsb. Tapi setelah Imam Khomeini berkuasa dan mewajibkan budaya Arab Baduy itu sebagai simbol perlawanan kepada barat , peristiwa ini menjadi viral dikalangan murid dan penganut Mazhab. Sumber Google : Historia : Membuka bab sejarah Jilbab. Sekarang anda dapat melihatnya sendiri. Para Murid di sekolah /pesantren dan penganut  Mazhab ( pada masyarakat kita mazhab Syafi’I ) , yang awalnya Jilbab dan budaya Arab Baduy lainnya sebagai symbol perlawanan terhadap barat tetapi sekarang menyublim ( berganti rupa ) menjadi keyakinan sebagai ajaran Islam . Apalagi para ulama Mazhab kita sekarang memasukkan budaya arab Baduy  itu dalam Syariat Islam  , maka jilbab ,  pria dan wanita tidak boleh bercampur dalam satu ruangan dan budaya Arab Baduy lainnya itu  menjadi kewajiban beragama Islam . Walaupun budaya Arab Baduy itu tak ada dalam Alquran.

 

IAIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1988 : AURAT SESUAI LINGKUNGAN



       Gambar atas : Ketika sekarang hampir semua Ulama kita mengatakan seluruh tubuh wanita aurat dan yang boleh ditampakkan hanya “ wajah dan telapak tangan “ , berlainan dengan ulama kita dulu. Semasa masih menjadi IAIN ( Institut Agama Islam Negeri ) Syarif Hidayatullah 1988 segenap Ulama atau  Dosen pengajar nya menyatakan “ Tidak ada batas aurat yang wajib ditutup menyerahkan pada situasi , kondisi dan kebutuhan” .

 

            Forum pengkajian ISLAM IAIN SYARIF HIDAYATULLAH pada Maret 1988 dalam seminar tentang jilbab : TIDAK MENUNJUKKAN BATAS AURAT YANG WAJIB DITUTUP menurut hukum Islam, dan menyerahkan kepada masing-masing menurut situasi, kondisi dan kebutuhan (5,166).

 

PARA ULAMA INDONESIA TERDAHULU-PUN MEMANDANG RAMBUT BUKAN AURAT

           Ketika saat ini hampir semua wanita muslim Indonesia tidak mau menampakkan sehelai rambutpun , karena memandang rambut adalah suatu anggota badan yang tidak senonoh untuk ditampakkan ( dalam bahasa Arab di sebut Aurat dalam Bahasa Indonesia Tabu ) maka tidak demikian dengan Ulama kita di NU dan Muhammadyah dulu di tahun 1970an. Silahkan anda menilainya senidiri foto-foto jadul dibawah ini.

                    

           Gambar kiri : Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari pendiri NU ( Nahdlatul Ulama ) yang tak bisa diragukan lagi keluasan Ilmu agamanya. Saat itu Ulama kita tidak menganggap rambut adalah aurat yang harus ditutupi oleh Jilbab. Tampak wanita Nu dengan rambut terlihat. Sumber gambar: dari buku Hadrassyaikh Hasyim Asy’ari, moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan (11) . Para Wanita NU memakai kerudung seperti yang dikenakan Ibu Shinta Gus Dur.  


           
  Gambar tengah : Muhammadyah sebelum tahun 1980an , para wanita di institusinya dibiarkan rambutnya tergerai lepas. Pendidikan SMA nya ( SMA Muhammadyah misalnya ) , mencampurkan pria dan wanita. Dulu Muhammadyah dengan pakaian seperti ini dan institusi pendidikannya yang membiarkan pria dan wanita bercampur di kenal sebagai Islam yang modernis.  Sebaliknya dulu NU yang memakai kerudung  dan pendidikan pesantrennya memisahkan pria dan wanita , dikenal sebagai “ kolot , tertinggal dan tradisional “. Tetapi sekarang terbalik , Muhammadyah sangat keras dalam menerapkan budaya Arab ini. Sumber gambar dari Suara Muhammadyah di Perpustakaan Kantor Pusat Muhammadiyah jl.Cik Di Tiro Yogyakarta.


           Gambar kanan :  Setelah Revolusi Islam iran 1979 para ulama kita menganggap rambut adalah aurat yang harus ditutupi jilbab.Sumber gambar keduanya NU dan Muhammadyah 2011  : dari koleksi pribadi.

DAFTAR PARA ULAMA YANG BEBEDA PENDAPAT TENTANG AURAT


Ulama yang menganut paham aurat dari sudut kebiasaan ( adat budaya :

Imam Al-Qarafi (w.684 H): ahli hukum (juris) Islam dalam mazhab Maliki(10: 6).
Abu Ishaq asy Syathibi (w.1388 M) : ulama Tafsir.(5)
Syekh Muhammad Abduh (w.1905): ulama besar pemikir dan pembaharu pemikiran Islam, sebagai penghormatan dijadikan nama Aula di Univ. Al Azhar Mesir. Mantan Mufti Mesir ( semacam ketua MUI .red) . .(5)
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha (w.1873); ulama besar, pembaharu.(5)
Al’Asymawi (2002) : mantan Hakim Agung Mesir.(5)
Qashim Amin (1908) : Pemikir Islam .(5)
Syekh Muhammad Suad Jalal : ulama Universitas Al-Azhar , Mesir.(5),
DR. Ir muhammad Syahrur (lahir 1939) : Pemikir Islam.(5)
Muhammamad Ath-Thahir Ibn Asyur (w.1973): Pemikir Fiqh. .(5)
Syekh Muhammad Ali as-Sais, dosen / Guru besar Fakultas Syariah dan hukum Univeritas Al- Azhar.(5) Jamaluddin Muhammad, mantan Sekjen Majelis Tertinggi Islam Mesir dan anggota dewan riset Islam Al-Azhar.(5)
Muhammamad Ath-Thahir Ibn Asyur (1879-1973): intelektual Muslim kelahiran Tunisia yang sangat disegani dan dihormati. Dan lain-lainnya lagi.

Ulama dan pemikir Islam di Indonesia yang sepaham dengan pendapat semacam itu di antaranya: Ulama- ulama dulu :
Prof Dr. Nurcholis Majid. (12) ,
Prof. DR. Quraish Shihab ( ketik google : Quraish Shihab jilbab tidak wajib) ,
Gus Dur. KH. Hasyim Asy’ari, ulama besar dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Sebagian besar ulama NU & Muhammadiyah di masa lalu (lihatlah foto-foto mereka zaman dulu yang masih terlihat rambutnya).
Walisongo menciptakan dan menggubah seni tari tanpa jilbab
Sunan Kalijaga : menciptakan tarian-tarian yang tidak memakai jilbab. Ulama-ulama Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Keraton-keraton di Jawa Barat, dan lainnya, yang tak pernah melarang tari-tarian seni tradisional di wilayahnya masintg-masing. Dan, hingga sekarang tari-tarian tradisional itu masih tetap hidup dan berkembang.

Ulama yang menganut paham aurat sesuai kebutuhan untuk bekerja (memudahkan wanita bekerja, untuk kehidupannya di dunia).

Imam Abu Hanifah (w.767 M) : memasukkan kaki bukan Aurat (5).
Abu Yusuf (w.798 M) : memasukkan kedua tangan wanita bukan aurat (5 )
Syekh Muhammad Ali as-Sais, dosen dan Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum Univeritas Al-Azhar (5).
Muhammad Ali al-hasan dan Abdurahman Faris abu aliyah : cendekiaan Muslim lulusan Fakultas Syariah Ryadh, Saudi Arabia (5,134).


Kelompok ulama yang berpendapat jilbab menutupi seluruh tubuh (seluruh tubuh aurat) : sumber: Kompas 4 Oktober 2009 :
Syaikh Hammud At-Tuwaijiri.
Dr. Sa’id Ramadhan Al Busi.
Almarhum Syekh Benhas.
Almarhum Abu Al-a’la Al Maududi.
Mayoritas ulama Arab Saudi, negara Arab timur dan Asia Selatan. Dan lain-lain.


EVOLUSI WANITA INDONESIA


Dari masyarakat Alquran ke masyarakat Hadis ( Mazhab Syafii dan Mazhab Hambali ).


 

                Keterangan gambar : Paling atas Masyarakat Alquran yang membolehkan semua budaya yang penting sopan sesuai adat sekitar ( Penggalan awal An Nur 31 dan Al Isra 84 ) .   Gambar tengah : setelah Revolusi Islam Iran 1979 budaya Arab Mazhab Syafii yang terlihat wajah dan telapak tangan menjadi mayoritas sampai 2019. Gambar bawah : Penganut Mazhab Hambali / Wahabi / Salafi yang mulai banyak terlihat di tahun 2019 dan kemungkinan akan menjadi mayoritas mulai tahun 2030.

      Sebelum kita menganalisa penggalan kedua An Nur 31: “... hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka....” dan Al Ahzab 59 sebaiknya kita memahami dulu sejarah mereka.

 

WAJIB JILBAB BAGI WANITA MERDEKA DAN BANGSAWAN

BUDAK DAN PELACUR DILARANG MEMAKAINYA

 

Pencitraan jilbab yang suci dan terhormat dimulai dari sini
              

           Sebelum menafsirkan penggalan kedua An Nur  31 dan Al Ahzab 59 kita harus mengerti  dulu , bahwa pada saat ayat ini turun ditahun 600an saat Nabi Muhammad dan para Sahabat hidup , Jilbab atau sekarang di kenal sebagai Hijab di wajibkan dipakai oleh para Wanita Bangsawan dan Wanita merdeka. Sebaliknya Wanita Budak / Hamba Sahaya dan Pelacur dilarang memakainya. Ini karena pengaruh dari  Kerajaan Assyria  yang terletak di “  Propinsi Tetangga Arab Saudi ” ( seperti Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta ). Walaupun di undangkan 1600 tahun sebelumnya , di tahun 1075 SM , aturan itu masih terasa pengaruhnya saat dijaman Nabi Muhammad hidup.

 

 

 

 


          Keterangan : Gambar 1. Warna hijau , Daerah Kekuasaan kerajaan Assyria 1075 SM ( penerus kerajaan Babilonia yang di perintah oleh  Raja Hammurabi ) yang pengaruhnya menyebar ke Arab Saudi kuno di selatannya. 2. Contoh batu bertulis berisi Undang-undang kerajaan Assyria. Gambar  3 : contoh model-model jilbab pakaian adat Bangsa Arab/Timur Tengah.

Sumber gambar 1 : Google Images : Assyrian Maps
Sumber gambar 2 : Google : Assyrian Ancient Tablets Decodes
Sumber gambar 3 : Google : veil arab woman

Wajib jilbab di kerajaan Assyria 1075 SM

 

HUKUM KERAJAAN ASSYRIA 1075 SM


Disadur kebahasa Inggris dari Tablet A

Oleh : G.R. Driver & J. C. Miles


             A40 Married women, widows, and Assyrian [18] women must not have their heads uncovered when they go out into the street. Daughters of status [35] must be veiled, whether by a veil, a robe, or a [mantle]; they must not have their heads uncovered. When …, …, or…… they need not be veiled, but when the go into the street [alone] they are to be veiled. A concubine [36] on the street with her mistress is to be veiled. A hierodule who has gotten married must be veiled on the street, but a single hierodule must have her head uncovered; she may not be veiled. A harlot is not to be veiled; her head must be uncovered. Any man who sees a veiled harlot is to apprehend her, produce witnesses [37] and bring her to the palace entrance. Although her jewelry may not be taken the one who apprehended her may take her clothing. She will be caned (fifty stripes), and have pitch poured on her head. If a man sees a veiled harlot and lets her go rather than bringing her to the palace entrance, will himself be caned (50 stripes). The one who turned him in may take his clothing. His ears will be pierced, threaded with a cord tied behind him, and he will be sentenced to a full month’s hard labor for the king.
    Slave-girls are not to be veiled either. Any man who sees a veiled slave-girl is to apprehend her and bring her to the palace entrance. Her ears will be cut off, and the man who apprehended her may take her clothes. If a man sees a veiled slave-girl and lets her go rather than bringing her to the palace entrance, and he has been charged and convicted, he is to be caned (50 stripes). His ears will be pierced, threaded with a cord tied behind him, and he will be sentenced to a full month’s hard labor for the king.



Contoh Batu bertulis berisi hukum kerajaan kuno


Terjemahan dalam Bahasa Indonesia.


       Wanita yang sudah menikah, janda, dan wanita Assyria (18) ,  wanita tidak boleh kepalanya terbuka saat mereka keluar ke jalan. Anak perempuan saudaranya (36) harus tertutup badannya (terselubung)  , entah dengan selubung, jubah, atau mantel , mereka tidak boleh kepalanya terbuka. Bila ..., ..., atau ...... ( tidak bisa dibaca, tulisan rusak ) mereka tidak perlu berjubah, tapi saat pergi ke jalan [sendiri] mereka harus berjilbab. Seorang selir [36] di jalan  dengan gundiknya harus terselubung. Seorang hierodule  yang telah menikah harus berjilbab di jalan, tapi seorang hierodule pasti harus terbuka kepalanya ; dia mungkin tidak berjilbab.  Pelacur tidak boleh berjilbab ; kepalanya harus terbuka. Setiap orang yang melihat seorang pelacur berjilbab harus menangkapnya, dia adalah saksinya [37] dan  membawanya ke pintu masuk istana /kerajaan. Meskipun perhiasannya tidak boleh diambil orang yang menangkapnya mungkin mengambil pakaiannya. Dia akan dicambuk (sampai 50 galur/ garis), dan dituangkan cairan hitam ( ada yang mnerjemahkan pitch poured , cairan hitam ini dengan cairan Aspal. penulis ) di kepalanya. Jika seorang pria melihat pelacur yang berjilbab dan membiarkannya pergi dan tidak  membawanya ke pintu masuk istana, maka dia akan dicambuk ( sampai 50 garis). Orang lain yang menolaknya boleh mengambil pakaiannya. Telinganya akan ditusuk, diikat dengan tali diikat di belakangnya, dan dia akan dijatuhi hukuman kerja keras sebulan penuh untuk raja.
             Gadis budak juga tidak boleh berjilbab. Setiap pria yang melihat seorang gadis budak berjilbab diharuskan untuk menangkapnya dan membawanya ke pintu masuk istana. Telinganya akan dipotong, dan orang yang menangkapnya boleh mengambil pakaiannya. Jika seorang pria melihat seorang gadis budak berjilbab dan membiarkannya pergi dan tidak membawanya ke pintu masuk istana, dia akan didakwa dan dihukum, dia harus dicambuk (sampai 50 garis). Telinganya akan ditusuk, diikat dengan tali diikat di belakangnya, dan dia akan dijatuhi hukuman kerja keras sebulan penuh untuk raja.

 

Sumber Google :  Middle Assyrian Law Code - Jewish and Christian Literature….Lihat A40.

 

ALTERNATIF PENJARA DI ALQURAN

 

Hukum Hammurabi yang berlaku di Arab / Timur Tengah


            Teks diatas membuktikan bahwa hukum cambuk dan kewajiban jilbab adalah hukum di Kerajaan Assyria ( yang merupakan penerus kerajaan Babylonia dengan Rajanya Hammurabi )  adalah kerajaan nenek moyang bangsa Arab /Timur Tengah.  Kerajaan ini bagi orang Arab /Timur Tengah  seperti  kerajaan Sriwijaya , Mataram , Majapahit yang merupakan kerjaan nenek moyang orang Indonesia . Bermula dari hukum yang di buat oleh Raja Hammurabi ( Raja Babylonia yang memerintah 1792-1750 SM ) seperti hukum cambuk , potong tangan , potong kaki , mencongkel mata , memotong hidung , yang membunuh harus dibunuh , memotong telinga bahkan hukum disalib bagi pelanggar aturan / hukum sudah diterapkan saat ini. Google : code of Hammurabi.


          Keterangan Gambar :  1. Kerajaan Babylonia ( berwarna pink , yang kemudian berganti Raja menjadi Assyria )  yang mempunyai wilayah pendudukan dan saat ini dikenal sebagai negara Irak , Suriah ,Israel , Mesir dan Arab Saudi , yang pengaruh hukumnya tetap berpengaruh saat Nabi Muhammad hidup 2300 tahun kemudian. 2. Raja Hammurabi yang membuat “ hukum Hammurabi “ atau “ Code of Hammurabi ” yang di tulis pada batu ( gambar 3 ).

          Bukti saat itu bahwa hukum Hammurabi berlaku umum ( meluas di semua daerah Arab/Timut Tengah ), dapat dilihat dari kisah Nabi Isa yang dianggap melanggar hukum berat, sehingga beliaupun disalib oleh pemerintah Yerusalem ( Israel) ( sekitar tahun 33 M). Begitu juga dizaman Raja Hiksos dinasti ke 15 di Mesir , saat Nabi Yusuf ( Tahun 1600an SM , 15:42  ) , ada hukuman salib,  ada juga tertulis di Surah Yusuf 12:41 . Dan tidak menutup kemungkinan di jaman pemerintahan Nabi dan para sahabat saat itu diterapkan juga hukum potong tangan ini, karena juga dipraktekkan semua pemerintahan di wilayah itu. Karena Nabi juga manusia seperti kita, tentunya Nabi dan para sahabat juga pasti dipengaruhi oleh situasi sosio-budaya Arab/Timur tengah  waktu itu .


Hukuman penjara di Alquran

         

              Al Maidah 5:33.: " Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik , atau ” dibuang dari tempat kediamannya ”. Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar ".


               Untuk perkembangan kemanusiaan zaman  sekarang Allah swt yang maha mengetahui apa yang akan terjadi masa yang akan datang ( Alquran turun 1400 tahun yang lalu) dan maha bijaksana ,  telah memberi alternatif lain, ”..dibuang dari tempat kediamannya” diayat itu ( Al Maidah 5:33), bisa bermakna ”dipenjara’”. Tapi bangsa Arab memilih hukum potong tangan, seperti nenek moyangnya agar mempunyai efek jera di masyarakat . Mungkin ini yang sesuai dengan karakter bangsanya yang keras.

              Catatan kecil: Allah berfirman pilihan hukuman dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik , bagi para pembuat kerusakan yaitu pencuri , pembunuh sesuai hukum yang berlaku meluas di masyarakat saat itu ( Tahun 600an M ). Hukum itu  akibat pengaruh Hukum Hammurabi, hukuman kuno yang sangat tidak berperi kemanusiaan ( untuk ukuran kita sekarang ) oleh nenek moyang mereka yang juga berlaku saat  Jaman Jahiliyah. ( baca kode Hammurabi atau Assyrian law di google).


Sekilas tentang Hukum Islam ( Syariat Islam)


                      Hukum Islam atau Syariat Islam adalah kesepakatan mayoritas Ulama Mazhab ( jumhur ulama ) yang mencampurkan Alquran dan Hadis . Sebagai catatan penting disini yang mereka ambil terkait budaya nenek moyang mereka , suku Arab Baduy gurun pasir. Ini adalah hal yang wajar. Sama juga ketika ulama Walisongo dulu yang keturunan orang Jawa juga mewajiban pakaian Jawa , pakaian nenek moyang mereka orang Jawa pedesaan di pulau Jawa. Yang tidak wajar , Ulama kita sekarang sepulangnya sekolah dari Arab Saudi bukannya malah mencintai budayanya sendiri , malah ikut-ikutan mencintai budaya Arab Baduy nenek moyang para dosen-dosen mereka yang berkebangsaan Arab di Arab Saudi. Seperti kita ketahui Mazhab resmi negara mereka adalah Mazhab Wahhabi / Salafi yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab ( lahir 1703 – wafat 1792 )  serang ulama pecinta budaya Arabnya ( hal yang wajar ) , yang mewajibkan pengikutnya untuk berbudaya nenek moyang mereka suku Baduy Arab padang pasir. Beliau ini bersama Ibn Saud mendirikan negara Arab Saudi yang pertama tahun 1744. Google : Negara Saudi pertama. Kesepakatan untuk menerapkan tradisi nenek moyang mereka berdasar Kitab Hadis yang berisi ucapan-ucapan Nabi Muhammad dan Para sahabat  ( hadis artinya ucapapan ) yang hidup tahun 600an. Syariat Islam itu misalnya keharusan memisahkan pria dan wanita , mewajibkan jilbab , melarang/mengharamkan  lukisan mahluk hidup , melarang/mengharamkan bersalaman wanita dan pria .   Yang menarik  hukuman cambuk , potong tangan dan potong kaki bagi pelanggar aturan juga dianggap sebagai Ajaran Tuhan /Alquran padahal hukuman ini berasal dari kerajaan nenek moyang mereka kerajaan Babylonia saat rajanya Hammurabi  , yang kemudian menjadi tradisi disana.

 

PENGARUH WAJIB JILBAB DI ARAB SAUDI

 

Hukum Assyria di Arab Saudi


             Kembali lagi ketopik tentang wajibnya Jilbab saat sebelum Nabi Muhammad dan para Sahabat lahir . Jauh hari  ( lihat tentang kerajaan Assyria diatas ) , ribuan tahun sebelum turunnya Islam pada Tahun 600 M ( abad ke 6 M) di Arab Saudi, Jilbab juga telah dipakai meluas di kawasan Timur Tengah karena dibawah kekuasaan Kerajaan Assyria ( lihat profile kerajaannya : google : Kerajaan Assyria ). Pada tahun 1075 SM kerajaan ini membuat undang – undang yang dikenal sebagai The Assyrian Code (  Lihat diatas )  . Tertulis dalam Hukum Assyrian (. Google ketik: Middle Assyrian Law Code - Jewish and Christian Literature….Lihat A40. ) : Pelacur tidak boleh berjilbab. Driver dan Miles dalam bukunya “the Assyrian Law” berdasarkan prasasti batu bertulis diatas ( anda bisa mempelajarinya sendiri ) menulis : wanita bangsawan , wanita merdeka harus berjilbab dan budak tidak boleh berjilbab (7:44-46). Pencitraan jilbab sebagai pakaian wanita terhormat ( wanita bangsawan dan wanita merdeka harus memakainya) dan pakaian wanita suci ( pelacur dan budak tidak boleh memakainya) di mulai dari sini. Karena di undangkan, yang melanggar akan dikenai sangsi, otomatis pakaian ini dipakai di hampir seluruh masyarakat Arab dan Timur Tengah. Dan akhirnya akan  menjadi kebiasaan / adat yang dikenakan turun temurun dari ibu ke anak . dari anak ke cucu , dari cucu ke cicit seterusnya sampai ke anak cucunya yang menyebar ke Jazirah Arab sampai hampir 1500 tahun kemudian pada saat hidup Nabi dan para sahabat. Demikianlah akhirnya pakaian jilbab menjadi simbol pakaian yang dianggap suci , terhormat ,bergengsi, bermartabat itu , menjadi pakaian adat untuk wanita merdeka dan wanita bangsawan. Kelak kurang lebih 1500an tahun kemudian , sekitar tahun 622 – 632 ketika Nabi Muhammad di Madinah , banyak wanita merdeka yang mengenakan Jilbab tapi jubahnya tidak menutup sempurna. Banyak bagian kepala , tangan dan kaki yang terbuka . Mereka adalah Umat Islam yang barusan saja dimerdekakan oleh Nabi Muhammad yang enggan menutup seluruh tubuhnya , karena tidak terbiasa. Sehingga mereka dikira budak.

 

1b. “... hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka....” .

 

BEDA ULAMA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL

 

           Sebelumnya kita harus memahami beda ULAMA TEKSTUAL yang menfasirkan berdasar Teks  dan ULAMA KONTEKSTUAL yang menafsirkan ayat berdasar konteks saat turunnya ayat tersebut ( sejarah ). Agar mudah dipahami saya akan memberikan sebuah ilustrasi , contoh yang identik ( intinya sama tetapi kejadian berbeda ) yang terjadi sekarang di Indonesia.

 

 

            Pada suatu hari di suatu tempat kost wanita , banyak wanita penghuninya memakai jilbab ( Kerudung dan jubah ) , tapi pemakainya sengaja menyibakkan jilbabnya ke belakang , sehingga dadanya terlihat ( gambar 1 ). Tentu saja ini pemandangan yang tidak sopan. Karena terjadi banyak di sekitar pondok pesantren yang muridnya memakai jilbab yang sangat sopan ( gambar 2 ) , maka pengasuh pondok pesantren menghimbau / membuat aturan agar para siswi tidak terpengaruh. Surat himbauan itu di berikan kepada pengasuh tempat kost wanita yang berisi : “ hendaklah para wanita itu menutupkan kain kerudung mereka kedada mereka agar tampak sopan “. Surat yang berisi himbauan ini selain ditujukan kepada para wanita di tempat kost wanita  tersebut juga kepada para siswi di pondok pesantren yang mengajarkan bahwa terlihat dada seperti itu adalah pemandangan yang tidak baik atau tidak sopan. Ulama Tekstual menafsirkan aturan ini “ hendaklah para wanita itu menutupkan kain kerudung mereka kedada mereka “ sebagai wajib kerudung yang menutup sampai dada. Ulama kontekstual menafsirkan aturan ini terkait hanya kepada para wanita di tempat kost ituagar para wanita itu menutupkan kain kerudung mereka kedada mereka “ tagar tampak sopan. Tafsir itu terkait konteks atau sejarah yang terjadi saat itu, bukannya mewajibkan kerudung apalagi disuruh sampai dada.

 

Sumber gambar : Internet.

 

           Demikian pula sejarah turunnya An Nur 31. Saat itu ada banyak wanita di jaman jahiliyah yang memakai jilbab ( pakaian kerudung dan jubah ) secara adat yaitu wanita bangsawan dan wanita merdeka . Aturan ini akibat aturan nenek moyangnya di kerajaan Assyria 1075 SM ( ibaratnya kerajaan Majapahit di Indonesia ). Para wanita Quraisy yang non muslim itu banyak yang sengaja menyibak kerudung mereka kebelakang ( Jilbab adalah pakaian kerudung dan jubah ) , agar terlihat dadanya. Karena hal ini suatu hal yang tidak baik ( tidak sopan )  maka turunlah ayat An Nur 31 dengan penggalan :

 

              “... hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka....”

 

Ulama Tekstual mengartikan “... hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka....” sebagai ayat yang mewajibkan kerudung dan ada juga yang menafsirkan wajib memakai kerudung sampai dada dan pusar. Ulama Kontekstual menafsirkan ayat ini sesuai konteks , sejarah terjadinya peristiwa itu. Ayat ini berisi himbauan kepada para wanita Quraisy yang sengaja membuka dadanya agar menutupi dadanya yang terlihat, sekaligus ini adalah ajaran dari Tuhan kepada umat Islam agar tampak sopan , bukannya ayat yang mewajibkan kerudung bagi umat Islam ( seperti tafsir ulama Tekstual ). Berubahnya ulama dari Kontekstual menjadi Tekstual tidak lepas dari peristiwa politik Revolusi Islam Iran 1979 yang mengguncangkan dunia. Negara yang terbentuk dengan pemimpin pemerintahan Imam Khomeini itu mewajibkan rakyatnya berbudaya Arab Baduy pedesaan padang pasir yang ada dalam Hadis , dengan mengenakan jilbab , memisahkan pria dan wanita , menolak budaya dsb , sebagai simbol perlawanan terhadap barat ( Amerika ). Sumber google : Historia : Membuka bab sejarah Jilbab. 


ULAMA DULU : AN NUR 31 AYAT TERKAIT SEJARAH

ULAMA SEKARANG : AN NUR 31 AYAT PEWAJIB JILBAB

 

Sebelum Dan Sesudah Revolusi Islam Iran 1979

 

        Sebelumnya akan di jelaskan dulu terminologi ( suatu istilah dalam konteks tertentu ) kata “ Ulama dulu “ dan “ Ulama sekarang “. Ulama dulu yaitu ulama sebelum peristiwa Revolusi Islam Iran 1979 yang masih mengikuti tafsir Nabi Muhammad dan para Sahabat . Kita tahu bahwa Revolusi Islam Iran 1979 adalah sebuah peristiwa politik yang menyebabkan mega Tsunami perubahan pemikiran dan tafsir sebagian besar para ulama dunia saat itu dan berpengaruh sampai Ulama sekarang.

 

            Sebelum membahas ayat ini kita harus paham dulu istilah salah paham   “Jilbab” ( jalaba) " dan “ kerudung  “ ( Khimar ) yang dianggap pakaian ” jilbab “ di Indonesia.

 

              Keterangan Gambar 1. Pakaian Jilbab Arab : terdiri dari jubah ( gamis )  dan kerudung ( khimar ) sebuah kain yang menutupi kepala sampai sebatas pusar atau di bawah dada . Sedang di Indonesia seseorang sudah memakai Jilbab bila sudah memakai Kerudung atau Khimar ( pada gambar 2  kerudung berwarna ungu ) . Gambar 3 : Di Indonesia wanita dengan dandanan model seperti ini mengenakan kerudung , dikatakan sudah berjilbab walaupun hanya memakai celana Jins dan hem lengan panjang , tidak memakai Jubah ( gamis )

Mereka sudah memakai kerudung akibat pengaruh UU Kerajaan Assyria

 

          “... hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka....”

 

             Ulama sekarang ( dan diikuti para jemaaah / umat islam tentunya ) memahami ayat tersebut sebagai wajib kerudung karena ada kata “ kerudung “ nya. Kemudian diplesetkan menjadi wajib jilbab. Padahal kerudung dan jilbab sangat berbeda ( mohon dilihat lagi foto-foto di atas ). Sekarang yang anda perhatikan dari ayat tersebut satu frase utuh yang mengandung pengertian yaitu “ menutupkan kerudung mereka “. Frase ini mengandung makna / pengertian bahwa mereka itu “ sudah berkerudung “ dan diperintahkan untuk menutupkan kerudung itu ke dadanya.

 

“... hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka....”

 

           Setelah itu , bagaimanakah Ulama dulu memahami An Nur 31 sesuai konteks atau Asbabun Nuzulnya . Dimulai dari pertanyaan , mengapakah umat Islam ( muslimah ) saat itu sudah berkerudung  dan memakai pakaian jilbab Arab ?  Begini uraiannya. Sebagai akibat dari undang –undang Kerajaan Assyria ( sekarang Irak-Iran ) di tetangga Arab Saudi , tahun 1075  SM (Sumber Google :  Middle Assyrian Law Code - Jewish and Christian Literature….Lihat A40 ) , membuat para wanita bangsawan dan wanita merdeka dari golongan kaum kafir Quraisy maupun wanita muslim yang baru saja merdeka dari perbudakan , wajib memakai jilbab Arab yang terdiri dari pakaian jubah  dan kerudung. Wanita bangsawan dan wanita merdeka kaum Quraisy  yang sudah berjilbab itu , banyak yang membusungkan dadanya tanpa di tutupi sehelai kainpun untuk menarik minat laki-laki. Sehingga turunlah ayat agar para wanita muslimah yang sudah merdeka dan memakai Kerudung ( dan jubah ) itu agar menutupkan kain kerudungnya agar berbeda dengan mereka ( wanita Quraisy yang membusungkan dadanya itu ). 

                 “ Hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka  …“ kalimat ini menyebutkan “menutupkan kerudung mereka ke dada mereka “. Jelas mereka itu sudah berkerudung , ini tak terbantahkan. Tapi Ulama sekarang karena pengaruh Revolusi Islam Iran 1979 , memaksakan tafsir ayat ini sebagai ayat yang mewajiban memakai kerudung ( padahal mereka sudah berkerudung ) kemudian lebih parah lagi meluaskan tafsir tersebut sebagai wajib Jilbab yang terdiri dari Gamis ( jubah ) dan kerudung ( gambar atas : Jilbab Arab ) . Sebuah tafsir yang terlalu dipaksakan dari wajib kerudung menjadi wajib jilbab ( Jilbab Arab ) padahal pada kalimat tersebut jelas mereka sudah pakai kerudung ! Lantas mengapa semua carut marut ini bisa terjadi ?

 

              Untuk ini penulis mengambil tafsir Alquran dari beberapa macam sumber , 3 dari tafsir Alquran Indonesia dan 3 dari tafsir Alquran berbahasa Inggris / English Translation untuk perbandingan . Marilah kita perhatikan dengan seksama.


 

             Ke-3 tafsir An Nur 31 diatas menyatakan bahwa ayat tersebut sama sekali “ tidak ada hubungannya dengan wajib jilbab “. Karena “ mereka sudah berkerudung “ dan ada perintah untuk menutupkan kerudung mereka ke dada mereka yang terbuka ( lihat penjelasan selanjutnya ) . Gambar 1b : Menutupkan kerudung mereka atas dada mereka dari Google : An Nur 31 alquran terjemah per kata , maktabah rumah ilmu  . Gambar 2b dan 3b : Hampir semua terjemah dalam bahasa Inggris menafsirkan ayat ini sebagai perintah untuk “ menutupi dada mereka dengan kerudung-kerudung mereka “ bukannya mewajibkan jilbab. Google : Engish translation An Nur 31 quran.com.

 

 

ULAMA DULU : AN NUR 31 AYAT TERKAIT SEJARAH

 

Ulama sekarang : An Nur 31 jilbab wajib

 

 

           Ulama dulu menafsirkan penggalan kalimat itu bukannya ayat yang mewajibkan jilbab seperti ulama sekarang , tapi ditafsirkan terkait sejarah yang menimpa umat Islam saat itu. Tafsir yang baik harus  memahami sejarah / Asbabun Nuzul turunnya sebuah ayat . Pendapat tersebut seperti yang di kemukakan Ibnu Taimiyyah ( Lahir di Bagdad 22 januari 1263, more info ketik google: biografi Ibnu Tamiyah). Beliau mengemukakan , bahwa mengetahui asbabun nuzul suatu ayat al-Quran dapat membantu kita memahami pesan-pesan yang dikandung ayat tersebut. Lebih lanjut Syaikhul Islam itu menambahkan , pengetahuan ikhwal Asbabun Nuzul suatu ayat memberikan dasar yang kokoh dalam menyelami kandungan ayat tersebut( 1:V ) .

 

            Keterangan gambar 1 : Ulama sekarang yang tekstual , menafsirkan ayat ini sebagai wajib memakai kerudung , hanya karena ada teks kerudung. Ulama dulu ,  Imam Zarkasyi menafsirkan An Nur 31 ini , bukannya sebuah ayat yang mewajibkan kerudung , beliau menafsirkan turunnya ayat tersebut  karena ada situasi khusus di saat itu. Dimana banyak wanita menjulurkan jilbabnya kebelakang sehingga tampak dadanya tanpa sehelai kain yang menutupinya. Demikianlah ayat tersebut turun  untuk menutup dada yang terbuka agar terlihat sopan , bukannya untuk memerintahkan mewajibkan jilbab ,  karena mereka sudah berjilbab. Sumber google : Jilbab , kewajiban atau bukan oleh Nong Darol Mamada . Gambar 2 :  Senada dengan itu , Ulama dulu  Ibnu Katsir ( lahir Th 1301 dan wafat Th 1372  ) juga menafsirkan An Nur 31 bukannya ayat yang mewajibkan Jilbab tapi ayat itu turun terkait banyak wanita betelanjang dada tanpa di tutupi oleh sehelai kain yang menutupinya. Sumber google : Tafsir Ibnu Katsir An Nur 31 . Gambar 3 : Dalam sejarah tercatat Hindun seorang wanita dari kaum Kafir Mekah memperlihatkan dadanya untuk memberi semangat tentaranya pada perang Uhud. Sumber google : Jilbab , kewajiban atau bukan oleh Nong Darol Mamada

 

               Senada dengan para Ulama diatas  Imam Qurtubi (w 1273 M , 700 tahun yang lalu ) ( more info ketik Google: Biografi Imam Al-Qurthubi) ahli Hadist, Tafsir dan Fiqih yang sangat dihormati, menyebutkan bahwa sebab turunnya penggalan ayat ini adalah karena wanita- wanita pada Zaman Nabi Muhammad SAW menutup kepala mereka dengan kerudung- kerudung dan mengulurkannya ke arah punggung mereka, sehingga bagian atas dada dan leher dibiarkan tanpa sesuatu pun yang menutup keduanya. Maka ayat di atas memerintahkan wanita-wanita mukminah agar mengulurkan kerudung mereka ke arah depan sehingga menutup dada mereka. Karena itu ayat di atas bertujuan (memerintahkan) menutup dada karena keterbukaannya, dan bukan bermaksud memerintahkan ( mewajibkan ) pakaian  dengan model tertentu ( kerudung . ket. penulis) (5:142). Menurut hemat penulis mereka memang sudah berkerudung tetapi  dengan terlihat nya payudara mereka , hal ini melanggar adat kesopanan mereka karena menampakkan anggota badan yang tidak biasa tampak di masyarakat berpakaian serba tertutup ini. Hal ini juga melanggar aturan penggalan ayat sebelumnya : “...janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka..” ( An Nur 24 : 31 )

 

        Gambar 1 dan 2 :  lukisan di zaman ke - Khalifahan Persia seorang wanita menyibakkan kerudungnya kebelakang sehingga dadanya terlihat. Sumber gambar :  google : http://save-image.com/images/qajar atau di google Images : Classic Woman in Caliphate Persian Pinterest ( Wanita di ke-Khalifahan Persia koleksi pinterest). Adanya wanita Quraisy yang berpakaian seperti ini yang memicu turunnya penggalan An Nur 31 : “... hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka....” agar dada yang terbuka itu tertutup. Agar tampak sopan dan beradab.

         Gambar 3  : di atas diambil dari buku Fadwa El Guindi  : Jilbab , antara kesalehan , kesopanan dan perlawanan (7), seorang wanita Arab –Mesir yang lahir 1941 dengan jabatan professor anthropology dengan PhD anthropology dari The University of Texas at Austin (1972) . Beliau menduga pakaian seperti inilah yang memcu turunnya An Nur 31 . Gambar ini  diambil ketika beliau meneliti tentang Jilbab di Yaman tahun 70-an ketika para ulama belum mewajibkan jilbab menjadi undang-undang negara. Ia menduga busana yang terlihat sebagian buah dada seperti inilah yang yang dimaksudkan Al Hafizh Ibnu Hajar (w. 852 H) (6:34). dan sejarawan Qurtubi (w.1273) (5:142) sehingga turun ayat An-nur 31, “…….hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka…..”. Karena itu ayat di atas bertujuan (memerintahkan) menutup dada karena keterbukaannya, dan bukan bermaksud memerintahkan ( mewajibkan ) pakaian (kerudung) dengan model tertentu (5:142) . Demikian pendapat Muhammad Said al-Asymawi ( more info ketik google) , pakar hukum dan mantan Hakim Agung asal Mesir .

 

 

            Keterangan  Gambar 1 : Salah satu buku karangan Al Hafizh Ibnu Hajar (  Lahir : 1372 M -  wafat : 1449 M ) . Gambar 2 : Tafsir Alquran oleh Al Qurthubi (w.1273)

 

ALQURAN DIUBAH ?

 

Tafsir Departemen agama sekarang yang lain dari yang lain.

          

                 Keterangan Gambar 4b :  Kalimat yang benar dari terjemahan ini adalah seperti terjemahan pada gambar 1b Alquran terjemahan kata perkata : “ hendaklah mereka menutupkan dengan kain kerudung mereka atas dada mereka “ . Kalimat ini menjelaskan bahwa mereka sudah berkerudung !  Tapi kemudian Alquran Depag terbitan sekarang menghilangkan kata “ mereka “  jadi “ kudung “ saja. Sehingga terbentuk kata baru menjadi kalimat perintah “ menutupkan kain kudung kedadanya “. Akhirnya seolah-olah Alquran dikesan kan “  mewajibkan kudung “ . Saya ingin bertanya kepada para Ulama Depag di bagian terjemahan  , mengapakah kata “ mereka “ dibelakang kata “ kudung “ dihapus ? sehingga terbentuk kata “ menutupkan kain kudung ke dadanya “ bukannya “ menutupkan kain kudung mereka ke dada mereka “ ? .  Apakah para ulama kita dengan sengaja menghapus , agar terkesan seolah –olah Alquran menyuruh berkerudung ? Padahal dengan kalimat diayat itu berbunyi  “ kudung mereka “ itu sudah menjelaskan bahwa “ mereka  sudah berkerudung “ , jadi ayat ini bukan ayat yang mewajibkan kerudung ! Karena mereka sudah berkerudung !  Bila ini di sengaja maka  , saya sangat prihatin beraninya manusia mengubah Alquran .Walaupun bahasa Arabnya tak di ubah , tapi seluruh pembaca muslim memahami bahwa “ Alquran  mewajibkan kerudung “.  Dampaknya sekarang antar umat Islam dengan mudahnya mengatakan kerudung adalah wajib, tidak memakai kerudung adalah kafir { tidak patuh Alquran ) dengan menunjukkan ayat An Nur 31 ini. Saya mohon dengan sangat mudah mudahan para penerjemah di Departemen Agama mau merevisi terjemahannya sesuai apa adanya. Marilah kita kembali ke ajaran Tuhan / Allah yang sebenarnya.

          Gambar 5b : Alquran terbitan lama : Al-Furqon , tafsir Quran tjetakan ke 9 , oleh A. Hasan Guru Persatuan Islam , Penerbit PT Bina Ilmu Jl. Genteng Kali 9 Surabaya  , cetakan ke-empat atas pesanan khusus angkatan darat 1962 . Alquran ini diterbitkan sebelum tahun 1979 ketika Revolusi Islam Iran terjadi. Saat itu para Ulama kita menerjemahkan Alquran seperti apa adanya. “ Hendaklah mereka menutup dada-dada mereka dengan kerudung-kerudung mereka “.

 

          Gambar 6b : Terjemahan ke dalam Bahasa Inggris oleh Marmaduke Picktall. “ to draw their veils “ artinya menguurkan kerudung-kerudung mereka.

 

       2.    Ayat kedua : Al Ahzab 59

 

          Sebelumnya kita harus memahami beda ULAMA TEKSTUAL yang menfasirkan berdasar Teks  dan ULAMA KONTEKSTUAL yang menafsirkan ayat berdasar konteks saat turunnya ayat tersebut ( sejarah ). Agar mudah dipahami saya akan memberikan contoh yang identik ( intinya sama tetapi kejadian berbeda ) yang terjadi sekarang di Indonesia.

 

          Pada suatu hari terjadi pelecehan terhadap siswa wanita SMA di kota Yogyakarta , yang mengenakan kebaya saat perayaan hari Kartini. Pelecehan menimpa para siswa wanita  yang memakai pakaian “ kebaya sexy “ ( gambar 1) karena di kira “ wanita nakal “. Pemakai “ kebaya wajar “  (gambar 2 ) tidak ada gangguan. Untuk melindungi para siswa wanita dari gangguan pemuda iseng maka dikeluarkanlah  aturan : Hendaklah mereka ( siswa wanita SMA itu )  mengulurkan kebayanya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka  lebih mudah untuk dikenal , karena itu mereka tidak di ganggu ( pemuda iseng ). Demikian pengumuman aturan dari pihak SMA. Ulama Tekstualmenafsirkan aturan tersebut “ mengulurkan kain kebayanya “ sebagai wajib kebaya“ karena ada teks “ mengulurkan kebayanya “. Sedang Ulama Kontekstualmenafsirkan aturan itu agar siswa wanita SMA tersebut , mengulurkan kebayanya agar mudah di kenal bukan sebagai “ wanita nakal “ , sehingga tidak diganggu pemuda iseng. Ulama kontekstual memahami maksud dari peraturan itu “ agar siswa wanita SMA itu berbeda dengan wanita nakal sehingga tidak diganggu “, bukannya untuk mewajibkan kebaya seperti tafsir Ulama Tekstual.

 

             Demikian pula saat turunnya Al Ahzab 59 , banyak wanita Islam yang baru merdeka secara adat mereka harus memakai memakai Jilbab ( kerudung dan Jubah ) tapi pakaiannya banyak bagian yang terbuka.  Kewajiban ini akibat aturan nenek moyangnya di kerajaan Assyria 1075 SM ( ibaratnya kerajaan Majapahit di Indonesia )  . Tapi karena mereka tidak terbiasa memakai jilbab saat menjadi budak ( secara adat budak dan pelacur tidak boleh memakai Jibab ) , pakaian jilbabnya banyak yang terbuka seperti gambar 1 , sehingga mereka dilecehkan oleh para pria iseng. Akibat peristiwa itulah turun Al Ahzab 59 : 

 

              “ Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah merekamengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “.


.ULAMA DULU : AL AHZAB 59 AYAT TERKAIT SEJARAH

ULAMA SEKARANG : AL AHZAB 59 AYAT PEWAJIB JILBAB

 

Agar berbeda dengan budak , bukan wajib jilbab

 

            Sebelumnya kita harus paham dulu suasana budaya di Arab Saudi abad ke 7 saat turunnya ayat Al Ahzab 59 ini. Saat itu para wanita bangsawan dan para wanita merdeka wajib memakai Jilbab ( seperti gambar 1.2 dan 3 dibawah ini ). Para budak ( hamba sahaya ) dan pelacur tidak boleh memakai jilbab. Hal ini karena pengaruh dari Kerajaan besar Assyria ( daerah Mesopotamia sekarang Irak ) yang luas pengaruhnya sampai ketetangga propinsi selatannya yaitu Arab Saudi. Google ketik: Middle Assyrian Law Code - Jewish and Christian Literature….Lihat A40. Kejadian ini seperti Kerajaan Mataram di Jawa Tengah / Yogyakarta yang pengaruhnya sampai Jawa Timur. Sayangnya , para wanita muslim yang baru saja di merdekakan oleh Nabi Muhammad itu , mengenakan pakaian Jilbab ( yang wajib itu ) secara asal-asalan ( lihat gambar 4 di bawah ini ). Mungkin mereka masih risih , tidak terbiasa memakai jilbab saat menjadi budak. Sehingga dilecehkan pria iseng.

 

             Para Perawi / periwayat Hadis dan ulama dulu menafsirkan Al Ahzab 59 dan Anur 31 bukanlah ayat yang mewajibkan jilbab dengan mengaitkan kondisi sejarah saat itu. Dimana para wanita muslim saat itu memakai Jilbab yang asal-asalan dengan banyak bagian tubuh terbuka / terlihat maka turunlah perintah Tuhan di Al Ahzab 59 , agar para wanita muslim yang baru saja merdeka dari perbudakan itu “ menjulurkan Jilbabnya “ agar berbeda dari para budak yang kerap di ganggu / dilecehkan secara sexual. Kemudian kata-kata “ menjulurkan Jilbabnya “ di Alquran itu diplesetkan menjadi “ wajib Jilbab “. Ini dua hal yang berbeda. Karena mereka sudah berjilbab tapi tidak benar ( perhatikan gambar 4 dibawah). Semua ini akibat peristiwa politik Revolusi Islam Iran 1979 yang mengambil identitas budaya Arab Baduy sebagai simbol perlawan terhadap barat. Sumber google : Historia : Membuka bab sejarah Jilbab. Mari kita perhatikan baik-baik dua kalimat dari ayat itu secara utuhDari ayat tersebut : “ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu." Jelaslah wanita muslim saat itu disarankan untuk mengulurkan jilbabnya agar mereka tidak di ganggu.  Para perawi / periwayat Hadis seperti Abu Malik , Al Hasan dan Muhammad bin Ka’b al-Quraizhi menjelaskan bahwa turunnya ayat itu agar para wanita muslim itu berbeda dengan budak. Sehingga mereka lebih mudah dikenal dan tidak mudah diganggu “. Bukannya disuruh atau di wajibkan memakai jilbab.

 

           “ Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( Al Ahzab 59 )

 

                Al Ahzab 59 sebagai perintah memakai Jilbab adalah berita yang tidak benar alias Hoax ,  akibat dari pengaruh politik Revolusi Islam Iran  1979 yang maha dahsyat. Peristiwa ini membuat Islam berganti wajah , yang sebelumnya mewajibkan budaya lokal ( sesuai Al Isra 84 ) menjadi mewajibkan budaya Arab Baduy ( sesuai kitab Hadis ).  Mari kita teliti pengaruh revolusi itu pada tafsir ayat ini kata perkata. Ulama sekarang yang tekstual dan tentu saja di ikuti oleh umat Islam sekarang , mengartikan ayat itu sebagai kalimat perintah memakai jilbab , hanya karena ada teks Jilbab. Padahal ayat tersebut memerintahkan untuk  “ mengulurkan jilbabnya “ tidak ada hubungannya dengn perintah memakai jilbab.

 

       Tetapi sebelumnya kita harus mengerti dulu tentang situasi tentang cara berpakaian umat islam yang baru saja di bebaskan dari budak oleh Nabi Muhammad.

 

 

            Keterangan gambar 1 , 2 dan 3 : Model pakaian jilbab wanita merdeka dan bangsawan yang diwajibkan oleh Kerajaan Assyria ( lihat profile kerajaannya : google : Kerajaan Assyria ) pada tahun 1075 SM membuat undang – undang yang dikenal sebagai The Assyrian Code ( Hulkum atau peraturan dari Kerajaan Assyria ) . Tertulis dalam Hukum Assyrian (. Google ketik: Middle Assyrian Law Code - Jewish and Christian Literature….Lihat A40. ) : Kewajiban Jilbab untuk para wanita merdeka dan bangsawan itu agar berbeda dengan wanita budak dan pelacur yang tidak boleh berjilbab. Gambar 4 : pakaian wanita muslim yang sudah merdeka yang sebelumnya budak. Perhatikan pakaian-nya yang banyak anggota badan yang terbuka. Kebiasaan dulu saat mereka masih budak yang tidak berjilbab , menyebabkan mereka risih bila di haruskan / diwajibkan mengenakan pakaian jilbab yang menutupi seluruh tubuhnya gambar 1 . 2 dan 3. Pakaian yang serba tanggung ini yang menyebabkan mereka diganggu kaum munafikun karena dikira budak. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab turunnya ayat Al Ahzab 59 , agar mereka " mengulurkan jilbabnya ". Gambar 5 : Jilbab model Indonesia. Wanita Indonesia yang memahaminya dengan salah kaprah , mengartikan kerudung adalah Jilbab. Padahal Jilbab atau Jalaba adalah model pakaian dengan kerudung dan jubahnya seperti gambar 1, 2 dan 3.



               Diatas adalah  QS Al Ahzab ( 33 : 59 ) : Ayat ini adalah ayat yang turun berhubungan dengan konteks ( dengan sejarah saat itu ) dimana para wanita muslim saat itu adalah bekas budak / hamba sahaya yang sudah merdeka ( karena dibeli oleh Nabi Muhammad dan dimerdekakan )  dan sudah memakai Jilbab . Hal ini akibat pengaruh Hukum Assyria 1075 SM ( lihat atas ) yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari/adat mereka. Hukum / aturan itu mewajibkan wanita bangsawan dan wanita merdeka wajib memakai Jilbab .  Tapi wanita muslim yang memakai pakaian jilbab ( jubah dan kerudung ) itu  tidak sempurna menutup seluruh tubuhnya , sehingga diganggu oleh lelaki hidung belang atau lelaki iseng karena dikira budak yang tidak punya pelindung. Mari kita perhatikan ayat itu tidak ada kata yang bermakna  perintah :  “ pakailah jilbab “ atau kata yang senada. Frasa  “ mengulurkan jilbabnya “ Al Ahzab 59 versi Bahasa Indonesia maupun Inggris , memberi informasi kepada kita bahwa kaum wanita muslim saat itu sudah memakai Jilbab dan jilbab itu harus di ulurkan atau di julurkan .  1 : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka . Gambar 2 : “ to draw their veil “ artinya sama dengan mengulurkan jilbab-jilbabnya “ 3. “ to draw a part of their outer coverings around them “ yang bermakna sama yaitu “ mengulurkan bagian dari baju-baju yang menyelubungi mereka “ . Semuanya versi Indonesia dan Inggris sama , yaitu perintah “ mengulurkan jilbabnya “  bukannya perintah untuk memakai Jilbab atau “ pakailah jilbab ”.  Dua kata yang tidak sama dan tidak bisa disama-samakan.

 

a.     Al Ahzab 59 turun karena banyak wanita muslim diganggu karena dikira Budak

 

           Ulama dulu yang kontekstual menafsirkan Al Ahzab 59 agar berbeda dengan budak . Sedang Ulama sekarang karena pengaruh politik Revolusi Islam Iran 1979 menjadi Tekstual. Menafsirkan ayat ini sebagai wajib jilbab hanya karena ada kata “ mengulurkan jilbab “.

 

Al Ahzab 59 dan Asbabun Nuzul-nya.

 

                  QS Surah Al Ahzab ( 33 : 59 )  : “ Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “.


              Asbabun Nuzul (sebuah peristiwa penyebab turunnya ayat ) Al Ahzaab 59 : Istri Rasullulah pernah keluar malam untuk buang hajat (buang air). Pada waktu itu kaum munafikun mengganggu dan menyakiti istri Rasulullah tersebut. Hal ini diadukan kepada Rasulullah SAW, sehingga Rasulullah pun menegur kaum munafikun. Tetapi mereka menjawab, “Kami hanya mengganggu hamba sahaya (budak).Turunnya ayat ini (QS 33 Al-Ahzaab : 59) sebagai perintah untuk berpakaian tertutup agar kaum Muslimah berbeda dari para budak. Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d, di dalam kitab Ash-Thabaqat yang bersumber dari Abu Malik . Diriwayatkan pula oleh Ibnu Sa’ad  yang bersumber dari Al Hasan dan Muhammad bin Ka’b al-Quraizhi (8).

Sumber Asbabun Nuzul :


               Keterangan : Fotocopy diatas (  Gbr 1 ) diambil dari buku “ Asbabun Nuzul “ hal. 442 . Karangan : Saleh,K.H.Q., Dahlan,H.A.A, ( Bandung: CV Penerbit    Diponegoro, 2007) cetakan ke 10. Dalam Asbabun Nuzul Al Ahzab 59 diatas  Ulama Besar Ibnu Sa’ad ( lahir 784 M ) dalam tulisannya di kitab Ash-Thabaqat ( Gbr 2 ) mengutip para Ulama dulu Abu Malik , Al Hasan dan Muhammad bin Ka’b al-Quraizhi. Yang menafsirkan Al Ahzab 59 “ bukanlah ayat yang mewajibkan jilbab “ tapi “ sebagai perintah untuk berpakaian tertutup agar berbeda dengan budak ( hamba sahaya ) “. 


Siapakah ke-3 Ulama : Abu Malik , Al Hasan dan Muhammad bin Ka’b al-Quraizhi yang menafsirkan ayat Al Ahzab 59 sebagai ayat yang tidak memerintahkan berjilbab ini ?


AL HASAN , MUHAMMAD BIN KA'B , ABU MALIK :

AL AHZAB 59 JILBAB TIDAK WAJIB

 

            Al Hasan lengkapnya Al-Hasan Al-Bashri  lahir di Madinah, 642 - 10 Oktober 728  , beliau ini Tabi’in. Google : Profil Al-Hasan Al-Bashri  . Tabi’in ( generasi Islam awal kedua setelah para sahabat  ) adalah murid para sahabat ( generasi Islam awal pertama ) . Beliau ( lahir 642 ) adalah Ulama besar yang lahir 10 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad ( wafat 632 ) . Sebagai catatan , ketika Nabi Muhammad membebaskan Mekah tahun 630 beliau bersama 10.000  sahabat / pasukan. Google : Pembebasan Mekah. Dengan begitu tafsir Al Ahzab 59 beliau , amat sangat bisa dipercaya . Walaupun beliau tidak bertemu Nabi Muhammad pastilah , dalam menafsirkan Al Ahzab 59 ini pasti beliau bertemu dan berkonsultasi dengan ratusan atau mungkin ribuan para sahabat yang masih hidup.

          

           Muhammad bin Ka’ab Al-Qurazhi adalah seorang yang sangat dalam ilmunya dan pernah bertemu Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang memerintahkan penulisan Hadis tahun 717 M atau tahun 99 H. Google : Profil  Muhammad bin Ka’ab Al-Qurazhi . Beliau wafat 108 H atau sekitar tahun 726 M. Dengan begitu beliau bisa di golongkan sebagai Tabi’in ( murid para sahabat ) atau Tabi’ut Tabi’in ( murid Tabi’in ). Dalam komentarnya ‘Aun bin Abdillah (  cicit Nabi Muhammad dari Fatimah ) berkata: “Aku belum pernah melihat seorangpun yang lebih mengetahui takwil (tafsir) Al-Qur an dari Al-Quradhi” . Tapi sayang  ‘Aun  meninggal di karbala tahun 680.  Ibunya bernama Sayidah Zainab sa, ibunya adalah anak dari pasangan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah az-Zahra sa . Ayahnya termasuk salah satu sahabat Nabi saw, kakeknya bernama Jakfar al-Thayyar yang di pilih oleh Nabi saw sebagai kepala kaum Muslimin ketika mereka melakukan hijrah ke Habasyah


Abu Malik apakah Imam pendiri Mazhab , Imama Malik bin Anas ? . mohon maaf penulis tidak berani memastikan. Karena belum mendapatkan sumber yang akurat.

 

 

Wajib Jilbab di Agama Nasarani dan Hindu

 

Mari kita bandingkan Al Ahzab 59 ini dengan kalimat di Korintius 11: 5-6 yang jelas mewajibkan jilbab. Google : Korintius 11 ayat 5 -6.

 

             11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat w dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. x 11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya.

 

Bandingkan juga dengan kitab suci Hindu.Tertulis dalam kitab suci Weda , Rigveda atau Rigweda :

                   RigVeda Bk 8 Hym 33 V 19: Modesty of a Women: Hinduism Cast down thine eyes and look not up. More closely set thy feet. Let not the garments reveil what the viel conciels , for thou, Brahma hast made you a dame (women).

 

       Terjemahan bebasnya: Kesederhanaan bagi wanita Hindu: matamu harus melihat ke bawah dan tidak boleh melihat ke atas, kakimu harus tertutup rapat–rapat.  Janganlah menyingkap jilbab (hijab)mu, karena Brahma menciptakanmu sebagai yang terkutuk (wanita).  


ACUAN PADA AL AHZAB 59 MENYEBABKAN PERTENGKARAN PARA ULAMA


        Allah maha adil dan bijaksana tentu hasil dari aturannya yang berupa ayat Alquran akan ditafsirkan umat manusia akan memberi dampak kerukunan , kedamaian dan hidup harmonis . Bila terjadi penafsiran diantara umat apalagi para ulama besar yang dianggap paling pandai menafsirkan sebuah ayat , tetapi hasilnya malah menimbulkan pertengkaran , tentu terjadi sesuatu yang kesalahan tafsir. Pertengkaran dua ulama hebat karena kedalaman keilmuannya antara Syaikh Hammud At-Tuwaijiri dan Syaikh Al Albani ( anda dapat mencarinya sendiri di google ) dibawah ini dapat menjadi pelajaran untuk kita , bahwa masing-masing suku/bangsa mempunyai auratnya sendiri-sendiri .Karena kedua beliau-beliau ini saling menyalahkan pihak lain dari kacamata budaya nya masing-masing. Kejadiannya hampir serupa tapi tidak sama di Indonesia sekarang , karena sejak ribuan tahun yang lalu rambut dimasyarakat kita bukan termasuk aurat ( sesuatu yang tidak layak diperlihatkan ke masyarakat umum) seperti halnya ( ma’af) payudara , bokong , pusar dan lain sebagainya. Umat Islam di Indonesia , hanya ikut-ikutan dengan pendapat para ulama kita yang terpengaruh –para guru mereka di Arab Saudi / Timur Tengah , yang menganggap bahwa rambut termasuk anggota badan yang tidak layak diperlihatkan ( rambut termasuk aurat ). Buktinya adalah sehari-hari kita tidak risih melihat para wanita di televisi atau dalam kehidupan sehari-hari yang terlihat rambutnya. Ini tentu berbeda sekali bila kita melihat wanita yang terlihat payudara atau pusarnya sebagai misal. Kita akan merasa risih , malu dan bermacam-macam perasaan lainnya.



          Perdebatan ini diambil dari buku “ Mendudukan polemik berjilbab” karangan Syaikh Nashiruddin Al Albani ( gbr : 1 ). Banyak dari kita umat Islam yang merasa bahwa model jilbab kita yang tampak wajahnya ( gbr : 3 ) adalah model jilbab yang paling benar. Hal ini sangat keliru , karena ada ulama hebat lain dari Arab Saudi , yang mengkritik model jilbab in karena dianggap belum menutup aurat semuanya...Nah.. Syaikh Hammud At-Tuwaijiri, dari adat seluruh tubuh adalah aurat ( gbr : 2 ) menyerang pendapat Syaikh Al Albani ( gbr:3 ) seperti model jilbab kita, dengan kata-kata : “Barang siapa yang membolehkan wanita membuka wajahnya, sebagaimana pendapat Albani, maka ia telah membuka lebar-lebar pintu tabarruj (bersolek berlebihan) dan mendorong kaum perempuan untuk melakukan perbuatan tercela sebagaimana yang dilakukan oleh kaum perempuan tanpa penutup wajah sekarang ini.” ( 6: 18 ) Bahkan ia mengatakan Syaikh Al Albani telah menyelewengkan ayat-ayat Allah dan menyimpangkannya (6: 71).. Tentu saja Syaikh Al Albani membalas menuduh Syaikh At Tuwaijiri-lah yang mempunyai sikap yang ekstrim dan fanatik (6: 52). Sambil mengutip sebuah hadist: “Barang siapa yang memanggil seseorang dengan kekafiran atau mengatakan, Hai musuh Allah! Padahal ia tidak demikian, maka hal itu akan kembali kepadanya.”(6:71) Tetapi bila kedua beliau ini mengikuti jejak para sahabat ( yang tentu dengan sepertujuan Nabi) mengacu ke penggalan An Nur 24 : 31 :

            ”.. janganlah mereka menampakkan perhiasannya (anggota badannya) kecuali (anggota badannya) yang (biasa) nampak dari mereka (wanita).”

               Masing-masing ulama dengan budayanya sendiri-sendiri itu sudah sesuai dengan Alquran. Karena di suku Syaikh Al Albani wajah adalah anggota badan yang memang biasa nampak , sebaliknya di budaya Syaikh At Tuwaijiri wajah tidak biasa nampak. Gejala menyalahkan orang lain tanpa menghormati pihak lain yang lain budayanya ini juga sudah menular dalam kehidupan sehari-hari kita. 
Sekarang karena hasil indoktrinasi para ulama di televisi , radio , ceramah-ceramah ibu arisan , banyak sekali orang menyatakan bahwa rambut adalah sesuatu yang tidak layak dipertontonkan ( termasuk aurat ). Padahal bagi kita orang Indonesia , rambut bukanlah aurat ( seperti payudara atau alat kelamin, maaf ) yang tak layak diperlihatkan pada orang lain. Buktinya setiap hari kita menonton TV atau penyanyi yang rambut nya terlihat, dan kita biasa saja. Cobalah bila para penyanyi itu memperlihatkan aurat seperti payudara , tentu akan geger lah masyarakat. Itulah sejatinya aurat. Suatu anggota badan yang tidak sopan diperlihatkan ke masyarakat umum , karena bagian badan itu  tak biasa tampak pada masyarakat kita.

              Gambar: 4 ,5 : Dian Sastro . Padahal bila kita mau sedikit berpikir dengan akal kita , rambut Dian Sastro diatas layak saja diperlihatkan ...apa yang salah? Saya kemudian ingat tentang ancaman kemurkaanNYA bila kita tidak menggunakan akal kita :                   


            “...dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya “. ( Yunus 10 : 100 )


Sumber gambar 1 : Cover buku “ Mendudukan polemik berjilbab” karangan Syaikh Nashiruddin Al         Albani (6).
Sumber gambar 2 ,3 : Google Images : Veil Arab WomaN. 
Sumber gambar 4,5 : Google Images : kebaya Dian Sastro

 

3.     Hadis Mursal atau Hadis Tidak Shahih

 

HADIS MURSAL DARI ABU DAUD

 

Hadis Jilbab yang ditolak oleh periwayatnya sendiri

     Ulama sekarang mewajibkan jilbab berdasarkan Hadis dari Aisyah yang diriwayatkan dari Khalid bin Darik.  Abu Daud dalam sunannya dari Khalid bin Darik dari Aisyah :

       

              “ Hai Asma  , Wanita yang sudah haid tidak layak terlihat darinya kecuali ini , beliau menunjuk wajah dan dua telapak tangan “

 

          Catatan penting : Tapi Ulama dulu Abu Daud (lahir 817 M) yang meriwayatkan  dan Abu Hatim ar-Razi menyatakan hadis ini Mursal , hadis yang tertolak , tidak bisa diterima .


Catatan ini diambil dari buku Tafsir Ibnu Katsir ( lahir 1302 M ) jilid III hal 489 (58). : penerbit Gema Insani Press ( more info google: Ibnu Katsir wikipedia) seorang Ulama besar yang tidak usah disangsikan lagi ke ilmuannya dibawah ini : 


 

Gambar kiri : buku Sunan Abu Dawud/Daud ( lahir 817 ), seorang peneliti Hadis. Gambar kanan : Copy buku Karangan Ibnu Katsir( lahir 1302 M )  yang mengutip dari buku Sunan Abu Dawud/Daud.

 

 

Ada beberapa tafsir untuk Hadis mursal ini.

 

             Fakta itu satu tapi tafsir itu bisa banyak. Sebuah fakta bisa di baca oleh 10 orang dengan 15 pendapat yang berbeda.  Demikian pula Hadis ini bisa ditafsirkan banyak sekali , tapi saya hanya akan menafsirkan 2 buah. Tentang kebenarannya kita kembalikan ke  konsep dasar Islam : Wallahu A’lam bishawab. Hanya Tuhan yang mengetahui jawaban yang sebenar-benarnya.

 

a.     Hadis Hoax

 

           Dalam bukunya Prof. DR. Quraish Shihab menyatakan bahwa, Khalid bin Darik yang meriwayatkan dari Aisyah tidak mungkin mendengar dari Aisyah karena tidak sezaman.(5:90-91). Seperti kita ketahui Hadis di tulis 717 M , tahun dimana Khalid bin Darik menuliskan hadisnya . Beliau berkata mendengar dari Aisyah ( istri Nabi ) yang hidup tahun 600an . Tidak mungkin Khalid bin Darik medengar langsung dari Aisyah yang hidup 100 tahun sebelumnya. Misalnya, katakanlah kita atau penulis yang kelahiran 1960 ini , tidak mungkin mendengar langsung secara pribadi kata2 yang diucapkan Pangeran Diponegoro yang hidup 100 tahun yang lalu. Seperti kita ketahui perang Diponegoro terjadi tahun 1825-1830 . Kalau saya berkata : “ saya mendengar langsung dari pangeran Diponegoro berkata ini - itu “ berarti saya berbohong. Maka apa yang dikatakan Abu Daud (lahir 817 M) bahwa hadis ini hadis palsu ( mursal) maka Khalid bin Darik termasuk salah seorang yang paling awal menciptakan “ Hoaks “. Seolah beliau bertemu dengan Aisyah yang mendengar perkataan Nabi ( hadis)  , padahal tidak. Tentu saja semua ini dilandasi dengan tujuan baik. Dengan begitu para kaum wanitanya mau mengenakan busana daerahnya , lantaran yang menyuruh Nabi Muhammad. Seperti bila kita menasehati anak kita yang tidak mau belajar. Kemudian agar anak kita mau belajar kita berbohong dengan tujuan baik. “ Nak , kemarin gurumu bilang kamu harus banyak belajar ..!  “ . Padahal kita tidak bertemu dengan sang guru.           

 

            b. Tafsir yang berlebihan.

 

            Dalam Hadis itu , Nabi Muhammad sedang menasehati Aisyah r.a agar memakai jilbab dengan model  sesuai adat kesopanan budaya Arab Baduy beliau . Dalam hadis itu jelas , bahwa ini bukan untuk umat Islam secara umum , tapi hanya berbicara untuk Aisyah.  Para Ulama Arab memaksakan ucapan atau Hadis ( hadis artinya ucapan )  Nabi Muhammad tafsir yang seolah-olah Nabi mewajibkan untuk umatnya. Seolah-olah Nabi  Muhammad sedang berkata : “ Hai umatku , sejak hari ini aku wajibkan kepadamu untuk memakai Jilbab yang hanya terlihat wajah dan telapak tangan “. Ada maksud baik dibalik tafsir itu , agar berpakaian sopan sesuai adat disana. Tapi sayang Ulama kita sekarang kehilangan sikap kritisnya. Bahwa Nabi Muhammad sedang berbicara kebaikan suai adat beliau. Bukan adat kita. Berbeda dengan Ulama kita dulu termasuk walisongo yang tetap berpegang teguh pada Alquran , yang mewajibkan setiap orang berbuat sesuai keadaan adat budayanya masing-masing ( Al Isra 84 ). Sehingga terciptalah pakaian daerah yang berwarna-warni dengan keindahan yang dikagumi oleh bangsa lain membuat ekonomi kreatif yang menyejahterakan rakyat kecil pembuatnya.


Penulis : 


Penulis :

 

dr. Surya Habsara Sp. B

Dokter Spesialis Bedah bekerja di

Rumah Sakit Panembahan Senopati.

Bantul. Yogyakarta . Indonesia.

suryahabsara@yahoo.com

Hp : 085228443333


Sumber penulisan :


1. Esposito ,John L (ed), Sains-sains Islam (Jakarta:Inisiasi Press, 2004).
2. V.Barus ( et.al).Ensiklopedi Islam Untuk Pelajar, ( Jakarta: PT Ichtiar baru Van Hoeve ,2002).
3, Harian KOMPAS. 4 oktober 2009 (kompas) 4. Majalah Femina no. 42/XXXVI, 23-29 Oktober 2008. 5. Shihab,M. Quraish, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, ( Jakarta: Lentera Hati, 2004 ) 6.Al-Albani,Muhammad Nashiruddin, Mendudukkan Polemik Berjilbab, ( Jakarta: Pustaka Azzam, 2004) 7. El Guindi,Fadwa, Jilbab antara kesalehan,Kesopanan dan Perlawanan. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta: 2003 ) cet. Ke 2.

8. Sholeh,K.H.Q., Dahlan,H.A.A, Asbabun Nuzul, ( Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007) cetakan  ke 10. 

9. Armstrong, Karen,Sejarah Muhammad, (Magelang: Pustaka Horizona, 2007) cet. ke1.
10. Yasid, Abu, Dr,LL.M., Nalar dan Wahyu, ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007)
11. Misrawi,Zuhairi, Hadrassyaikh Hasyim Asy’ari, moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan, ( Jakarta: PT.Kompas Media Nusantara, 2010)
12. Refleksi pemikiran Nurcholis Majid, Menembus batas tradisi , menuju masa depan yang membebaskan, ( Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2006) .
13. Syadid, Abu Abdillah Akira , Hikmah sang Nabi, (Yogyakarta: Nuqthoh,2006). Cetakan pertama.
14. Razwi, Sayeds Ali Asgher, Muhammad rasulullah Saw , sejarah perjuangan Nabi Islam menurut sejarawan timur dan barat, ( Jakarta: Pustaka Zahra,1997)  
15. Bucaille, Maurice , Dr, Firaun dalam bibel dan Al-Quran, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007).
16. http://pemikiranislam.wordpress.com/2007/08/05/studi-sejarah-hadis/
17. Hitti, Philip K , History of the Arabs , ( Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008).
18. Kamus besar Bahasa Indonesia. ( Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2002)
19. Lings, Martin , Muhammad, ( Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,2008)
20.Armstrong, Karen. Islam : A Short History , ( Surabaya : Ikonteralitera, cetakan ke- - empat Agustus, 2004)
21. Sya’rawi , M,Mutawalli, Prof.DR, Anda bertanya Islam Menjawab, ( Jakarta : . .Gema insani Press,cetakan ke tujuh 1991 )
22. Buletin berkala. Ulil Albab, edisi khusus Maulud Nabi Muhammad SAW , ( Yogyakarta: Pimpinan cabang Pemuda Muhammadyah Pakualaman Jogjakarta, maret 2008 )
23. http://sy99.wordpress.com/2009/05/03/sejarah-penulisan-al-quran/
24.http://kampusislam.com/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=278
25.http://muslimsaja.wordpress.com/2010/09/04/jejak-sejarah-larangan-penulisan-hadits/
26. Haq Vidyarthi Abdul, Ahad Dawud ‘ Abdul, “Ramalan tentang Muhammad saw. Dalam kitab suci agama Zoroaster,Hindu, Budha dan Kristen”
27. V.Barus ( et.al).Ensiklopedi Islam Untuk Pelajar, ( Jakarta: PT Ichtiar baru Van Hoeve ,2002). 28.http://mycompilations.blogspot.com/2010/03/jilbab-antara-kesucian-dan-resistensi.html 29.http://namakugusti.wordpress.com/2010/10/13/kerudung-dalam-tradisi-yahudi-kristen/.
30. http://www.aliciapatterson.org/APF001970/Stern/Stern05/Stern05.html
31. Muhammad Ali, Wan Muhammad , Hijab Pakaian penutup Aurat Istri Nabi, ( Jogjakarta: Citra Risalah . cetakan pertama april 2008)
32. Utsman, Fathi , Ijtihad Pakar Islam Masa Lalu, ( Solo : CV. Pustaka Mantiq, juni 1994).
33.Utsman, Muhammad Ali , Para Seniman Muslim, (Yogyakarta, Pilar Religia, Juli 2005)
34. Chirzin, Muhammad, DR, Nabi Muhammad & Dua Wajah Islam Dari Negeri Spinx, ( Yogyakarta, Ad-Dawa’Jogjakarta, cetakan pertama, April 2004)
35, Sucipto , Hery, The Great Muslim Scientist, ( Jakarta Selatan : Grafindo Khazanah Ilmu , cetakan pertama 2008).
36. http://www.outlookindia.com/article.aspx?237883
37. http://uin-suka.info/ejurnal/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=24
38. http://alim-online.blogspot.com/2009/12/hadis-pada-masa-rasulullah-saw.html
39. Soelaiman , Kasim, Salman Al Farisi, ( Jakarta, : P.T. Sastra Hudaya , cetakan kedua 1982)
40.http://pasektangkas.blogspot.com/2007/10/puasa-menurut-hindu.html 41.http://abhicom2001.multiply.com/journal/item/83/Fashion_by_Ziryab_sebuah_gaya_hidup
42. http://en.wikipedia.org/wiki/Ziryab
43. Replubika senin, 11 April 2011.
44. http://web1.kunstkamera.ru/exhibition/kavkaz/eng/xixc.htm
45. Armstrong, Karen, Satu Kota Tiga Iman, ( Surabaya, : Risalah Gusti , cetakan pertama 2004)
46. Selidik National geographic : Arkeologi menguak rahasia masa lampau India kuno.( Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, 2011)
47. http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu
48. Alqaththan,Manna’, Syeikh, Pengantar Studi Ilmu Hadis, Jakarta Timur, : Pustaka Al Kautsar, cetakan ke lima November 2010 )
49. Yamani ,Ja’far Khadim, Dr. “Sejarah Kedokteran Islam Dari Masa Ke Masa”, (Bandung : Dzikra , cetakan pertama mei 2005 )
50. Al-Hasan, Muhammad Alki . Dr. Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Quran, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2007. 51. The World Encyclopedia no 11. Publishers Company inc. Washington D.C. USA.1965.
52. Budiawan. Anak Bangsawan bertukar jalan. Yogyakarta, : LKiS , cetakan 1 : November 2006.
53. Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadits Jilid 1. Penerbit : PT Sapta Sentosa .Cetakan ke IV juni 2010.
54. http://ruangpelangi.wordpress.com/2011/05/28/kesamaan-islam-dengan-hindu/
55. Ma’ arif , Majid , Dr. “ Sejarah Hadis “ . Penerbit : Nur Al – Huda . Cetakan I Februari 2012
56.http://news.nationalgeographic.com/news/2009/12/091209-ancient-tablets-decoded/
57. Sheikh Saad Said Al Ghamidi . Qari CD for Digital Alquran ,
58. Tafsir Ibnu Katsir III . : penerbit Gema Insani Press .